Empat tahun ke depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan dipimpin orang muda dan berasal dari daerahHal itu terjadi setelah Abraham Samad, 45, terpilih sebagai ketua lembaga superbodi tersebut kemarin
BACA JUGA: Marina Segedi, Mantan Juara Silat ASEAN yang Puluhan Tahun Terlupakan
Siapa dia dan bagaimana keluarganya?----------------------------
YUSRIADI, Makassar
---------------------------
Rumah keluarga Abraham di Jalan Mapala E29 Nomor 30 Makassar tidak berbeda dengan rumah lain di sekitarnya
BACA JUGA: Kisah Suami-Istri dengan Tiga Anak, Korban Tewas Tragedi Kartanegara
Halaman yang cukup luas ditanami dua pohon mangga dan beberapa jenis bunga
BACA JUGA: Melintasi Jembatan Golden Gate di San Francisco, AS
Di garasi tampak dua mobil.Di rumah yang cukup nyaman tersebut Abraham tinggal bersama istri Indriani Kartika serta dua buah hatinya, Nasya Thahira, 12, dan Syed Yasin Rantisi, 6Selain mereka, tinggal di rumah itu tiga orang yang biasa membantu urusan rumah tanggaKetiganya berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi di Makassar
"Mereka saya panggil untuk bantu-bantu di rumahTapi, mereka tetap kuliah," kata Indri.
Di rumah Indri mengisi waktu dengan membuka usaha menjahitMelalui usaha yang diberi nama Kartika, Indri sering mendapat pesanan menjahit mukena, serbet, dan pernik-pernik lainnyaSemua bahan yang digunakan bukan kain asli, tapi dari percak kain.
Abraham sendiri bukan orang baru di dunia pemberantasan korupsiMeski banyak berkiprah di daerah, antikorupsi dia teriakkan sejak lamaDi Makassar dia memimpin lembaga swadaya masyarakat (LSM) anti korupsi yang diberi nama Anti Corruption Committee (ACC).
Setelah Abraham terpilih sebagai ketua KPK, Indriani merasa bersyukurSebab, dengan posisinya sekarang, perjuangan memberantas korupsi akan semakin mudah dilakukan Abraham"Pastinya bersyukur karena ini sesuai dengan apa yang diinginkan Bapak yang sejak sepuluh tahun lebih memang bergelut di bidang pemberantasan korupsi," katanya
Soal konsekuansi yang akan dihadapi, Indri tidak ambil pusingSebab, selama ini sudah banyak pelajaran yang didapat ketika suaminya menggeluti dunia advokat dan aktivis
Sepuluh tahun lalu Abraham mendirikan Association Corruption CommunitySejak itu, teror dan intimidasi sudah menjadi santapan rutinNamun, bagi Indri, semua itu adalah sebuah konsekuensi yang harus dilalui suaminya beserta seluruh keluarga.
"Biasa, rumah dilemparSering juga dapat telepon ancaman dan yang paling sering dapat surat kaleng," sebut Indri
Abraham di mata Indri merupakan orang yang sangat tegasNamun, di balik sikap yang tegas itu Abraham sangat perhatian kepada keluargaHal itu terbukti sejak pencalonannya menjadi ketua KPK, Abraham bolak-balik Jakarta-Makassar demi keluarga di rumah
Kali terakhir dia pulang seminggu lalu dan kembali ke Jakarta pada Minggu, 27 NovemberSaat itu pria yang lahir pada 27 November 1966 itu berjanji akan pulang ke Makassar pada Senin, 28 NovemberTapi, karena proses seleksi calon pimpinan KPK sempat tertunda, Abraham belum bisa pulang ke Makassar hingga hari ini
Meski demikian, Abraham tidak pernah lupa mengabari Indri tentang perkembangan pencalonannya"Saya selalu dihubungi BapakTadi waktu seleksi pertama selesai dilaksanakan, Bapak bilang bahwa dia terpilih jadi pimpinanSaya ucapkan selamat dan ternyata pemilihan dilanjutkan sampai akhirnya Bapak terpilih jadi ketuaBapak juga langsung teleponTetapi, kami bicara hanya sebentarSaat itu saya cuma mangingatkan bahwa yang Bapak akan jalani ini sangat besarKatanya, makasih atas dukungannya," jelas Indri
Indri berharap agar suaminya bisa mengemban tangung jawab dan amanah yang kini dibebankan kepadanyaYang terpenting, kata Indri, Abraham harus berkomitmen untuk tetap berada di jalur yang benar(jpnn/c4/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Femke Den Haas; Terdampar di Indonesia demi Urusi Binatang
Redaktur : Tim Redaksi