Di antara belasan korban jiwa runtuhnya Jembatan Kartanegara di Kalimantan Timur akhir pekan lalu, terdapat satu keluarga kecil beranggota lima orang, seluruhnya meninggalSaat insiden, kelimanya naik mobil Daihatsu Xenia melintasi jembatan menuju Samarinda untuk berobat ke dokter.
FELANANS MUSTARI, Tenggarong
ISAK tangis langsung membuncah ketika tim SAR gabungan menemukan jasad Budi Yulianto
BACA JUGA: Melintasi Jembatan Golden Gate di San Francisco, AS
Sebab, sejak runtuhnya Jembatan Kartanegara Sabtu lalu (26/11), keluarga besar Budi sangat waswas menanti kabar kondisi pria 35 tahun itu.Kabar duka itu sekaligus mengakhiri penantian keluarga besar Budi untuk memastikan jasad lima orang anggota keluarga kecil yang menjadi korban runtuhnya jembatan di Sungai Mahakam akhir pekan lalu
BACA JUGA: Femke Den Haas; Terdampar di Indonesia demi Urusi Binatang
"Setelah diangkat, jenazah langsung dievakuasi ke RSUD AM Parikesit untuk proses identifikasi," tutur salah seorang anggota tim SAR yang berada di posko orang hilang, Taman Pedestrian Tenggarong
Seperti halnya korban tewas sebelumnya, jenazah yang awalnya diberi nama Mr X itu sulit dikenali secara fisik
BACA JUGA: Tubuh Melayang, Berpikir Kiamat Datang
Kondisi tubuh yang sudah membengkak akibat terendam air beberapa hari mengakibatkan wajahnya berubah bentuk.Berdasar hasil identifikasi tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Kaltim yang diketuai AKBP dr Budi Heriyadi, diketahui ada kecocokan sidik jari antara korban dan ijazah atas nama Budi Yulianto, warga Jalan AYani, depan PDAM Loa Kulu
Dengan penemuan itu, lengkap sudah jenazah keluarga kecil BudiSebelumnya, Sabtu (26/11) sekitar pukul 19.00 Wita ditemukan jasad Alisia (6 bulan), anak ketiga Budi yang hanyut hingga Pal 6 TenggarongKemudian, disusul pada Senin (28/11), ditemukan sembilan mayat tanpa identitas yang tiga di antaranya teridentifikasi sebagai Rusmini (34), istri Budi; serta dua anaknya, Aldi (12), dan Alisa (10).
Sebelumnya, saat Jembatan Kartanegara runtuh, Budi beserta istri dan tiga anaknya sedang menumpang mobil Xenia hijau menuju SamarindaSaat melintasi jembatan, diduga mobil tersebut sedang melaju di tengah jembatanPihak keluarga yang mengetahui kepergian korban ke Samarinda sore itu mencoba menghubungi nomor pribadi Budi, namun tidak ada jawaban
Dugaan bahwa keluarga kecil itu menjadi korban runtuhnya jembatan semakin kuat saat ditemukan jenazah bayi yang diketahui bernama AlisiaDiduga, saat menyadari mobil yang ditumpanginya terjerembab ke sungai, Budi beserta seluruh keluarganya mencoba menyelamatkan diri dengan memaksa keluar dari mobilNamun, derasnya arus air justru membuat nyawa mereka tak tertolong
Keluarga Budi dimakamkan di tempat permakaman umum Desa Loa Kulu Kota, Loa Kulu, Kutai KartanegaraKemarin Jamain, pria penggali kubur, yang bekerja sejak pukul 16.00 Wita sedang menunggu kedatangan jenazah BudiTiga hari berturut-turut, Jamain yang masih berkerabat dengan almarhum bekerja di situ.
Petang kemarin dia menggali lubang kubur yang ketigaPada Minggu (27/11) dia menggali kuburan bagi AlisiaBayi satu setengah tahun itu adalah korban pertama dari lima anggota keluarga Budi yang ditemukanEsoknya, Senin (28/11), dengan hati yang sangat berduka, Jamain menggali lagi liang lahad bagi ibu Alisia, Rusmini dan dua anaknya, Aldi serta AlisahSatu liang itu menjadi tempat peristirahatan terakhir ketiganya.
Barisan empat nisan tadi bertambah ketika jenazah Budi datangPukul tujuh petang kemarin tangis mengiringi keranda Budi hingga di prmakamanTangis tiada henti ketika suara azan mulai menggema tepat di atas jenazah itu
Sebelum meninggal, Aldi baru membuat janji dengan teman sepermainan bernama Adit yang tinggal tak jauh dari rumahnyaDua bocah 12 tahun itu sedang mengatur rencana bermain sepak bola di lapangan depan rumah mereka Sabtu sore (26/11).
Rencana itu batalAyah Aldi menyuruh anak keduanya itu ikut ke Samarinda"Mau tinggal sama siapa di siniAyo, ikutKamu sendirian nanti," pinta Budi kepada Aldi seperti ditirukan Nurni, tetangganyaDengan berat hati, Aldi pun menurut
Budi lalu memanaskan mesin mobil Daihatsu Xenia-nyaSore itu kepala BFI Finance Cabang Tenggarong itu memanaskan mobil lebih lama daripada biasanyaJika biasanya hanya sepuluh menit, hari itu setengah jamDia bersama istri dan tiga anaknya hendak membawa si bungsu Alisia berobat ke SamarindaPutri mungilnya itu sedang sakit.
Ketika pukul 15.30 Wita, keluarga itu pun berangkat dari Loa Kulu menuju SamarindaAdit yang tadi berikat janji dengan Aldi sempat bertemu pandang dengan kawannya saat berangkatPandangan yang terakhir
"Kami dapat kabar itu tak lama setelah jembatan ambrukSungguh seperti tidak percaya," tutur Jumiarnah, kakak Rusmini, saat ditemui Kaltim Post (JPNN Group) di rumah duka, Gang Remaja, Loa Kulu, Rabu (30/11)Adiknya yang akhir-akhir ini rajin menggeluti bisnis jual beli perkakas rumah tangga merek Tupperware itu dipastikan berada di atas jembatan tersebut.
Ibu Rusmini, Rohayah (55), juga nyaris tak percaya bahwa putri keduanya itu hilang di jembatan bersama seluruh keluarganyaAkhirnya, beberapa jam kemudian dia menerima kabar ditemukannya si bayi AlisiaHari kedua jembatan runtuh, Rusmini, Alisha, dan Aldi ditemukanKetiganya dimakamkan di satu liang di samping nisan Alisia.
Sejumlah tetangga korban bercerita, keluarga ini adalah keluarga bahagiaBudi, pria kelahiran Bandung, dikenal sangat menyayangi istri dan anak-anaknyaSebelumnya, dia merantau ke Tenggarong dan kuliah di Universitas KartanegaraBudi sempat bekerja di perguruan tinggi itu, lalu memulai karier di perusahaan pembiayaan kredit
Istrinya, Rusmini, berhasil menjalankan bisnis jual beli perkakas rumah tanggaDia bahkan mendapat hadiah dari perusahaan berangkat ke Singapura"Semestinya, Rusmini dan Budi berangkat kemarin (Selasa (29/11)Tetapi, rencana tinggal rencana," kata Rohayah(ekf/tom/jpnn/c4/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pernikahan Ketujuh Dalang Manteb Oye Sudarsono
Redaktur : Tim Redaksi