Ketua BNSP Tinjau Sertifikasi Jarak Jauh dan Nirkertas LSP Gataki

Rabu, 05 Juni 2024 – 21:01 WIB
Ketua BNSP Syamsi Hari didampingi Anggota BNSP Miftakul Azis dan Adi Mahfudz Wuhadji meninjau langsung pelaksanaan sertifikasi jarak jauh dan penggunaan paperless di Riau, Selasa (4/6). Foto: source for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) telah menerbitkan izin pelaksanaan sertifikasi jarak jauh (SJJ) dan penggunaan nirkertas atau paperless.

Salah satu lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang telah menerapkan program itu ialah LSP Gataki Konstruksi Mandir yang bergerak di sektor konstruksi pada klasifikasi manajeman pelaksana.

BACA JUGA: BNSP Akselerasi Tenaga Kerja Tersertifikasi Melalui PSKK

Ketua BNSP Syamsi Hari didampingi anggota Miftakul Azis dan Adi Mahfudz Wuhadji meninjau langsung pelaksanaan sertifikasi jarak jauh dan penggunaan paperless.

Syamsi mengapresiasi sertifikasi yang dilakukan LSP Gataki di Riau dan didukung dengan sumber daya yang memadai dan memerhatikan aspek lingkungan, yaitu tanpa pengunaan kertas.

BACA JUGA: Amien Rais Sebut Ada Sosok Pemicu Mundurnya Demokrasi di Indonesia, Begini Kalimatnya

"Pengunaan paperless seperti yang dilakukan LSP Gataki ini bagus, sangat peduli lingkungan dengan dukungan 15 staf admin dan fasilitas yang memadai yang dimiliki LSP Gataki untuk pelaksanaannya." kata Syamsi dalam keterangnya yang diterima JPNN.com, Rabu (5/6).

"Kami berharap izin pelaksanaan SJJ dapat dimanfaatkan oleh LSP untuk meningkatkan pelayanan sertifikasi dan menerapkan penjaminan mutu pelaksanaannya sehingga memberi manfaat kepada peserta sertifikasi," lanjutnya.

BACA JUGA: Pengakuan Ibu Muda Mencabuli Anak Kandung di Tangsel, Astaga

Menurut Syamsi, sedikitnya ada dua tantangan sertifikasi kerja konstruksi. Pertama, pengembangan sumberdaya sertifikasi khususnya Tempat Uji Kompetensi (TUK), asesor, dan teknologi.

"Mengapa ini penting diperhatikan, karena tenaga kerja konstruksi kita tahu tidak hanya di satu lokasi saja, tetapi tersebar di seluruh pelosok Indonesia dengan jumlah mencapai 8 juta tenaga kerja," ungkapnya.

Tantangan kedua ialah kualitas sertifikasi kompetensi. Syamsi menjelaskan penerapan sistem sertifikasi kompetensi kerja nasional pada sektor konstruksi masih relatif baru, sementara sertifikasi adalah bentuk pengakuan dari negara atas kompetensi seseorang.

"Ini artinya kualitas sertifikasi sektor konstruksi harus terus ditingkatkan dan harus benar-benar menerapkan penjaminan mutu dalam pelaksanaannya. Karena itu saya tekankan peran asosiasi, PUPR sangat penting dalam menjaga kualitas sertifikasi," tegas Syamsi.

Dia berharap hal ini juga bisa berguna untuk LSP lain dan memanfaatkan teknologi dalam layanan sertifikasi.

"Dan selamat kepada LSP Gataki yang telah mendapatkan ijin pelaksanaan SJJ untuk 13 skema sertifikasi pada level ahli dan penggunaan paperless untuk 43 skema sertifikasi," pungkas Syamsi.(mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler