jpnn.com, KATINGAN - Foto dua pejabat di Katingan, Kalimantan Tengah menghebohkan warga.
Dalam foto itu terlihat dua pejabat tersebut sedang menenggak minuman keras di pesta pernikahan.
BACA JUGA: Pak Polisi Selalu Datangi Rumah Janda, Pulang Subuh
Keduanya diduga mengonsumsi miras bersama beberapa warga.
Foto tersebut diunggah pertama kali oleh pemilik akun Facebook Kabar Itah Katingan, Senin (3/4) sekitar pukul 17:42 WIB.
BACA JUGA: Modus Baru, Jual Arak Campur Susu
Pengunggah tidak menjelaskan jabatan maupun nama kedua oknum pejabat eksekutif dan legislatif Katingan itu.
Edy Ruswandi, koordinator aksi 16/2 tolak pemakzulan Bupati Katingan Ahmad Yantenglie ikut menanggapi foto yang ramai diperbincangkan tersebut. Menurutnya, masyarakat Katingan berhak mengawasi perilaku dan kegiatan setiap pejaba.
BACA JUGA: Ibu Rumah Tangga Kelabui Polisi, Ya Gitu Deh
”Karena rakyat yang memilih para pemimpin dan wakil rakyat, sehingga wajar rakyat mengawasi perilaku pejabat Katingan," ujar Edy melalui rilis yang diterima Radar Sampit, Selasa (4/4).
Edy mengaku tidak mengetahui identitas pengguna medsos yang mengunggah foto tersebut.
Dia juga mengaku tak tahu apakah itu merupakan bagian serangan politik atau tidak.
Sementara itu, salah satu sosok di foto itu belakangan diketahui adalah Ketua DPRD Katingan Ignatius Mantir Ledie Nussa.
Ketika dikonfirmasi oleh Radar Sampit, Mantir membenarkan bahwa sosok tersebut adalah dirinya bersama Wakil Bupati Katingan Sakariyas.
Namun Mantir menampik berpesta minuman keras (miras) maupun berbuat tercela.
”Yang namanya acara adat pasti ada yang minum-minum seperti itu. Tapi kami selaku pejabat publik juga tahu batasan-batasannya. Kan tidak mungkin baru memenuhi undangan kami langsung pulang begitu saja," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (4/4).
Menurutnya, foto itu diambil sekitar dua bulan lalu di Desa Tehang, Kecamatan Manuhing Raya, Kabupaten Gunung Mas.
Kedatangannya dalam rangka memenuhi undangan pernikahan.
Sebab, mempelai wanita masih ada hubungan keluarga dengannya.
Sedangkan Sakariyas kala itu hadir untuk menyerahkan bantuan sapi.
Sapi itu sebagai tanda balas budi kepada orang tua mempelai yang sebelumnya pernah membantu mereka.
”Sebab adat-istiadat orang Dayak saat acara seperti itu pasti disuguhi minuman. Kami (pejabat) sudah mengerti sekali hal itu, masa kami mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, atau mabuk sampai tidak tahu diri. Kan tidak masuk akal," tegasnya. (agg/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesta Miras di Indonesia, 5 Warga Malaysia Diciduk TNI
Redaktur & Reporter : Ragil