Ketua Gerindra Ungkap Upaya Menjegal Safari Sandi di Sumut

Jumat, 28 Desember 2018 – 22:43 WIB
Gus Irawan Pasaribu. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD Gerindra Sumatra Utara Gus Irawan Pasaribu mengungkap cerita soal banyaknya tantangan dalam mengawal Safari Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Sandiaga Salahudin Uno di daerahnya pada 10-11 Desember lalu.

Namun dalam catatannya yang disampaikan kepada JPNN, Jumat (28/12), Gus Irawan yang juga ketua komisi VII DPR merasa lelah dan kerja keras semua tim Safari Maulid itu terbayar karena sambutan masyarakat sangat luar biasa.

Hal itu tergambar dari sambutan warga di daerah yang dikunjungi Sandiaga, meliputi Tapanuli Tengah, Purba Baru (Mandailing Natal), Padangsidimpuan, Gunung Tua Padang Lawas Utara, Kota Pinang, Rantau Prapat, Aek Kanopan, hingga Kisaran.

BACA JUGA: Dukung Angket Freeport, Fadli Zon Yakin Ada Skandal Besar

"Lelah itu punah usai melihat antusiasme massa termasuk dari generasi milenial dan emak-emak di semua lokasi. Tidak ada satu pun tempat yang tak menunjukkan antusiasme. Itu menandakan semangat ingin perubahan sudah menjalar sampai ke pelosok," kata Gus Irawan.

Diakuinya membawa Sandiaga Uno keliling Sumatera Utara bukanlah hal mudah. Dari awal dia sudah tahu ini akan banyak tantangan dan kendala. Ada banyak hambatan dan rintangan. Sebab Sandiaga tentu identik dengan lawan petahana (penguasa) dalam Pilpres 2019 mendatang.

BACA JUGA: Keluarga Prabowo Beragam, Jangan Ributkan Joget di Natalan

Walaupun sebenarnya kegiatan Safari Maulid ini tak membawa ikon politik apa pun dan tanpa atribut partai, semua pihak pasti menuding agenda itu menjadi bagian kampanye.

"Dari awal sebenarnya hambatan untuk membawa Sandiaga Uno keliling sudah muncul. Banyak sekali laporan yang masuk ke saya sebagai penanggung jawab kegiatan, sebab dihambat sana sini. Padahal sebenarnya ini safari maulid kegiatan keagamaan sekaligus dalam momentum bulan Maulid," jelasnya.

BACA JUGA: Jubir Prabowo: Energi La Nyalla Sangat Negatif

Di antara hambatan yang ditemui adalah soal izin lokasi. Dari awal Gus Irawan ingin semua acara tabligh akbar dalam safari maulid itu dilakukan di dalam ruangan, karena sedang musim hujan. Terlebih hampir di kabupaten atau kota kecil, gedung terbesar itu hanya masjid raya dan itu dimiliki pemerintah daerah.

"Kami mendengar informasi bahwa pemda mendapatkan tekanan dari aparat. Sehingga masjid raya yang bisa kami pakai itu hanya di Sidimpuan. Selebihnya di halaman masjid atau di lapangan, baik itu di Kota Pinang, Rantau Prapat, Aek Kanopan juga Kisaran," tuturnya.

Problem yang paling sulit itu menurut Gus, terjadi di Kisaran (Asahan). Di sana mereka akhirnya yang bisa digunakan adalah halaman Masjid Aljihad sebagai masjid masyarakat. Itu pun sudah empat kali berpindah.

Ceritanya dimulai ketika masjid raya Kisaran tidak diberi izin pemerintah setempat. Kemudian diarahkan ke gedung serba guna. Gedung itu pun dibayar dan tentu sudah dapat izin. Tapi besoknya dibatalkan sepihak lagi karena menurut mereka gedung mau dipakai. Hal itu menurut Gus di luar logika. Bagaimana bisa gedung yang sudah dibayar kemudian dibatalkan sepihak.

Lalu panitia lokal diarahkan menggunakan lapangan Hoki. Besoknya dilaporkan lagi ternyata tidak dikasi izin. Akhirnya, Gus meminta panitia mencari halaman masjid yang luas yang bisa digunakan. Akhirnya yang bisa dipakai adalah Masjid Aljihad.

Bahkan, hambatan lain yang sempat mengadang adalah penolakan. Itu terjadi waktu di Kisaran, ada beberapa orang memegang spanduk penolakan kedatangan Sandiaga Uno. Namun mereka dirangkul oleh Cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto itu.

Gus Irawan menambahkan, hasil penelusuran tim soal kenala izin lokasi, ditemukan bahwa sebenarya bukan Pemda yang tidak memberi izin, namun ada tekanan dari aparat. Hanya saja dia tidak memerinci aparat dimaksud.

"Mereka ditekan oleh aparat serta pihak yang tidak ingin Sandiaga Uno berkunjung ke Sumut. Aneh juga sebenarnya jika masjid tidak bisa dipakai untuk Tabligh Akbar. Faktanya di setiap masjid yang kami kunjungi Sandiaga tidak berpidato apalagi kampanye," tambahnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kardaya: Jangan Lagi Ada yang Mengatakan Perekonomian Bagus


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler