Ketua KASN: Honorer Diangkat jadi PNS Tanpa Tes, Mutu SDM Anjlok

Kamis, 28 Maret 2019 – 00:45 WIB
PNS. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Sofian Effendi tidak setuju jika honorer diangkat menjadi PNS alias ASN tanpa melalui tes. Kepentingan politik, lanjutnya, tidak boleh mengintervensi masalah rekrutmen ASN.

Menurutnya, adanya intervensi politik menjadi salah satu penyebab ajloknya mutu sumber daya manusia aparatur sipil negara atau (ASN).

BACA JUGA: Analisis KASN soal Jual Beli Jabatan di Kementerian Lembaga Mengejutkan

Hal ini disampaikan Sofian dalam diskusi media bertajuk Teguh Membangun Pemerintahan yang Bersih dan Modern, di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (27/3).

Awalnya dia menyebutkan bahwa tahun 2017-2018, Government Effectiveness Index atau indeks efektivitas pemerintah Indonesia mencapai hasil yang cukup membanggakan selama pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Di mana ada kenaikan 24 peringkat.

BACA JUGA: Debat Cawapres 2019: Sandi Singgung Soal Tenaga Kerja Asing dan Honorer

BACA JUGA: Honorer K2 Pendukung Prabowo: Memangnya Dikasih SK PNS saat Silatnas?

"Sekarang kita (Indonesia-red) kalau diskors dari nol sampai 100, kita sudah 54,8. Dan itu baru ASN yang bisa mendorong Indonesia dari lower middle income country. Melihat ini, 2020 kita akan masuk upper middle income country," ucap Sofian.

BACA JUGA: KASN Sudah Minta Pelantikan Haris sebagai Kakanwil Kemenag Jatim Dibatalkan

Untuk menjadi negara dengan pendapatan ker kapitas pada posisi menengah ke atas, maka gross national income/pendapatan nasional kotor (GNI) per kapita adalah USD 4.500. Hal ini harus didukung pula oleh mutu ASN yang lebih tinggi dari saat ini.

Hall itu menurutnya dapat dilakukan dengan meningkatkan indeks efektivitas pemerintah, salah satunya melalui peningkatan mutu para ASN. Namun, ada sejumlah faktor pendorong yang mesti dibereskan terlebih dahulu. Intervensi politik salah satunya.

"Mutu pelayanan publik, mutu SDM ASN karena ada intervensi politik, kita sangat anjlok. Dulu zaman SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, red) angkat satu juta pegawai honorer tanpa tes, jadi anjlok," ucap Sofian memberi contoh.

Berikutnya membenahi kapasitas perumusan dan implementasi kebijakan negara, hingga kredibilitas dan komitmen pemerintah. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah harus tinggi.

Oleh karena itu, ke depan pemerintah harus memfokuskan program reformasi birokrasi pada faktor pendorong yang masih lemah dengan meningkatkan mutu ASN, termasuk mutu kebijakan, pendidikan, dan kompetensi.

BACA JUGA: 6 Guru Honorer Banten Terancam Kehilangan Status sebagai K2

"Tantangan yang sekarang kita hadapi adalah tadi, salah satu bentuk intervensi politik yang sangat mengganggu sekarang ini adalah intervensi dari partai partai politik di dalam penunjukan jabatan jabatan pimpinan tinggi," jelasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat Anggap Aneh Janji Prabowo Angkat Semua Honorer jadi PNS


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler