Ketua KPPS di Malang Tusuk Perut Sendiri

Senin, 22 April 2019 – 11:14 WIB
Garis polisi atau police line. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, MALANG - Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 7 Kelurahan Lesanpuro, Kota Malang, melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menusukkan golok ke perutnya.

Korban bernama Subali, 42, nekat bunuh diri, diduga karena stres akibat perolehan penghitungan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

BACA JUGA: TKN Menduga Kubu Prabowo Berupaya Membangun Opini Jokowi Menang Berarti Curang

Peristiwa tersebut diketahui terjadi Sabtu (20/4) kemarin. Warga Jalan Lesanpuro II itu diduga kelelahan dan stress pasca proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, 17 April lalu.

BACA JUGA: Kisah Anggota KPPS Meninggal Dunia: Pulang Pagi, Tidur, Tidak Bangun Lagi

BACA JUGA: Caleg PDIP Lapor ke Bawaslu Sergai, Begini Alasannya

Informasi yang diperoleh, saat proses penghitungan suara, diduga terjadi kesalahan. Yakni ada selisih kelebihan suara, antara hitungan DPD dan DPRD Kota Malang.

Mengetahui adanya kekeliruan tersebut, Subali kemudian merasa stres. Dia lalu masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil golok koleksinya yang diletakkan di atas lemari. Ia pun menusukkan golok tersebut ke perutnya sebanyak dua kali.

BACA JUGA: Inilah TPS di Sulut yang Potensi Gelar Pencoblosan Ulang, Cek di Sini

Mengetahui hal itu, keluarga korban kemudian membawa Subali ke Rumah Sakit Panti Nirmala Malang untuk mendapatkan perawatan.

BACA JUGA: 14 Anggota Panwaslu Meninggal Dunia, Tjahjo Kumolo Sampaikan Duka Cita

Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri membenarkan adanya peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan keluarga, mereka menduga peristiwa itu merupakan aksi bunuh diri. “Yang bersangkutan menusuk perutnya sebanyak dua kali di perut,” ujarnya, Minggu (21/4).

Asfuri mengatakan, aksi tersebut dilakukan korban lantaran stress akibat hasil penghitungan suara. “Dia ditemukan keluarganya dalam kondisi terluka. Setelah diinterogasi, ternyata stres karena ada selisih penghitungan,” terangnya.

Rupanya, lanjut dia, korban juga sempat terlihat gelisah dan kurang tidur selama tiga hari sebelum peristiwa itu terjadi. Kejadian tersebut murni karena korban stres, bukan karena intimidasi. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Polisi Meninggal Kelelahan Jaga Keamanan Selama Proses Pemilu Serentak


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler