Ketua MPR Ajak Mahasiswa Pascasarjana Unsil Bangun Benteng Ideologi Bangsa    

Sabtu, 27 Februari 2021 – 16:11 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa para pemuda selain menghadapi pandemi Covid-19, juga berhadapan dengan berbagai tantangan besar yang hadir dalam beraneka ragam bentuk.

Sosok yang karib disapa Bamsoet itu menyebutkan tantangan besar itu antara lain melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman, demoralisasi, hingga memudarnya jati diri dan karakter bangsa.

BACA JUGA: Manfaatkan Bonus Demografi, Ketua MPR Ajak Pemuda Tingkatkan Kualitas

Ia menjelaskan melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman dapat merujuk pada data yang diungkapkan Setara Institut bahwa dalam kurun waktu tahun 2014 hingga 2019 rata-rata setiap satu bulan terjadi 14 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama.

“Masih sering kita saksikan penyalahgunaan politik identitas dalam kompetisi politik, yang mendorong terjadinya polarisasi masyarakat pada dua kutub berseberangan dan bermuara pada konflik horizontal dan konflik sosial," ujar Bamsoet saat memberikan Pendidikan Bela Negara bagi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Siliwangi (Unsil) secara virtual di Jakarta, Sabtu (27/2).

BACA JUGA: Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Habib Aboe: Saat Ini Kita Sedang Diuji

Ketua ke-20 DPR RI ini menjelaskan demoralisasi generasi muda bangsa dapat dirujuk pada laporan catatan tahunan Komnas Perempuan.

Ia menyebut dalam cataan itu dinyatakan sepanjang 2020 sebagian besar kekerasan seksual pada ranah komunitas (62,7 persen) dan pada ranah privat (61,2 persen) dilakukan oleh generasi muda.

BACA JUGA: HNW: Generasi Muda Harus Mengerti Asal-Usul Ideologi Pancasila  

Rujukan lain, lanjut dia, berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dirilis Juni 2019, mencatat ada 2,3 juta pelajar dan mahasiswa yang pernah mengonsumsi narkotika.

"Memudarnya jati diri dan karakter bangsa telah menjadi fenomena yang dapat kita rasakan seiring laju perkembangan dan dinamika zaman,” katanya.

Ia menjelaskan identitas nasional sebagai manifestasi nilai luhur budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan kebangsaan seakan mulai tergerus oleh masuknya nilai budaya asing yang masuk melalui derasnya arus globalisasi.

“Bisa jadi, generasi penerus kelak tidak lagi mengenal istilah kerja bakti, gotong royong, serta musyawarah untuk mufakat," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan wakil ketua umum Pemuda Pqncasila ini menerangkan, memudarnya jati diri dan karakter bangsa ini makin melengkapi hasil survei Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020.

Ia menjelaskan dalam survei itu disebutkan hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka.

Sementara 19,5 persen bersikap netral, dan 19,5 persen lainnya menganggap Pancasila hanya sekadar istilah yang tidak dipahami maknanya.

"Selain berbagai tantangan kebangsaan yang disebutkan tadi, saat ini pun kita harus mewaspadai adanya potensi ancaman kedaulatan negara di tengah cengkeraman hegemoni ekonomi politik dunia,” paparnya.

Ia menyebut sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia kaya akan potensi sumber daya laut.

Menurut badan pangan dan pertanian dunia (FAO), potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun.

“Belum lagi potensi sumber daya alam lain yang terkandung di dalamnya," terang Bamsoet.

Wakil ketum Partai Golkar dan ketum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menambahkan, yang tidak kalah penting dari membangun benteng dan kekuatan fisik adalah pembangunan benteng ideologi.

Nah, ia menegaskan, di sini peran penting MPR RI dalam mengemban visi sebagai 'Rumah Kebangsaan, Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat'.

Sebagai rumah kebangsaan, katanya, MPR harus dapat menjembatani berbagai arus perubahan, pemikiran, serta aspirasi masyarakat dan daerah.

Sebagai pengawal ideologi Pancasila, lanjut dia, MPR mempunyai peran dan tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila.

“Menjadi Pancasila sebagai rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler