Ketua MPR: Kesenjangan Sosial Harus Segera Dientaskan

Kamis, 24 November 2016 – 10:19 WIB
Zulkifli Hasan. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II di Hotel Mercure, Ancol, Rabu (23/11) malam. Rakernas digelar untuk menyusun program MUI ke depan dan membahas langkah-langkah meneguhkan kembali komitmen kebangsaan di tengah umat. 

Selain itu, Rakernas MUI kali ini, juga diisi sosialisasi empat pilar kebangsaan oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. 

BACA JUGA: Pihak Swasta dan APM Diminta Buat Pilot Project Pelayanan Uji KIR

Mengawali sosialisasinya, Zul secara jujur mengaku tak berani berceramah di depan para ulama. Karena itu dia menyatakan hanya akan berbagi dari pengalaman dan apa yang dirasakan terkait kondisi kebangsaan akhir-akhir ini.

"Sebetulnya apa yang terjadi hari-hari ini, saya sudah prediksi jauh hari. Saya justru bersyukur karena yang terjadi jauh dari perkiraan saya. Karena itu secara khusus saya sampaikan ke presiden, agar mengapresiasi aksi 4 November kemarin. Karena itu merupakan unjuk rasa terbesar sepanjang Indonesia merdeka. Masyarakat begitu bebas menyampaikan aspirasi dan berjalan secara damai," ujar Zulkifli di hadapan puluhan peserta rakernas. 

BACA JUGA: KPK: Pajak PT EK Prima Rp 78 Miliar Harus Ditagih

Zulkifli memperkirakan munculnya gejolak hanya soal waktu, karena dari pengalaman berkeliling ke seluruh pelosok negeri, terlihat jelas adanya kesenjangan yang luar biasa. Mayoritas masyarakat masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

"Misalnya dilihat dari data keuangan di perbankan. Sekitar 97,6 persen atau 120 juta penduduk Indonesia yang menyimpan uangnya di di bank, itu tabungannya di bawah Rp 100 juta. Jadi total tabungannya itu sekitar Rp 500 triliun. Sementara 0.1 persen penduduk Indonesia itu tabungannya rata-rata di atas Rp 5 miliar. Kalau dijumlah, mereka ini memiliki Rp 1.500 triliun," ungkap Zulkifli. 

BACA JUGA: Wako Madiun Diduga Terima Gratifikasi Lebih dari Rp 1 Miliar

Menurut Zul, data yang ada memperlihatkan, 0.1 persen penduduk Indonesia menguasai 43 persen uang di perbankan. Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, 0.1 persen tersebut hanya terdiri dari 25 keluarga. 

"Bayangkan, mereka ini menguasai hampir separuh uang yang beredar di perbankan kita. Itu baru soal uang. Kemudian kalau bicara luas daratan Indonesia yang mencapai 190 juta hektar, itu sekitar 175 juta atau 93 persennya dikuasai sekelompok orang. Hanya 0,2 persen luas daratan yang ada dikuasai 56 persen penduduk Indonesia," tutur Zulkifli.

Dia menilai, kondisi yang ada memperlihatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana tercantum dalam sila kelima Pancasila, masih jauh dari harapan. Karena itu semua pihak harus saling bahu membahu guna mengentaskan kesenjangan yang ada. Di sinilah peran nasionalisme antarsesama anak bangsa dibutuhkan.   

"Bangsa Indonesia telah bersumpah untuk bersatu dalam NKRI. Karenanya nasionalisme tak boleh dikorbankan demi apapun dan untuk keperluan apapun. Tak boleh tawar menawar. Ketika kemampuan anak bangsa lemah dan terbatas dalam persaingan dengan pihak manapun, maka campur tangan negara diperlukan untuk melindungi rakyat," pungkas Zulkifli. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Tahan Dua Pegawai Bea Cukai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler