jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memuji peluncuran Animasi Butir-Butir Pancasila yang digagas generasi muda bangsa dalam gerakan kebangsaan 'Aku, Kamu, Kita, Indonesia' (AKKI).
Sebagai sebuah platform kebangsaan, kehadiran AKKI adalah bukti nyata masih ada generasi muda bangsa yang peduli dan berkomitmen untuk menjaga, merawat, dan memperjuangkan kelestarian nilai-nilai kebangsaan.
BACA JUGA: Ketua MPR RI: Semoga Kita Sukses Mewujudkan Indonesia yang Benar-benar Merdeka
Dia mengatakan bahwa AKKI yang didirikan oleh dua orang pelajar SMA berprestasi dari Jakarta Inter-cultural School, Effan Audi Khalif dan Ignazio Marco Widodo, menjadi bukti nyata bahwa perbedaaan latar belakang tidak menjadi penghalang bagi bersatunya visi kebangsaan.
"Keberagaman bukanlah menyediakan celah yang memisahkan, tetapi justru memberikan ruang untuk saling mengisi, dan pada akhirnya menyatukan," kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat peluncuran Animasi Butir-Butir Pancasila secara daring di Jakarta, Sabtu (21/8).
Mantan ketua DPR itu mengingatkan, di tengah himpitan beragam persoalan yang dihadapi di masa pandemi, masih ada persoalan yang tidak kalah pelik, yaitu bergsernya nilai-nilai kearifan lokal dan jati diri bangsa, khususnya di kalangan generasi muda.
BACA JUGA: Afghanistan Dikuasai Taliban, Pakar Ingatkan Pemerintah, Sebut Nama Pak JK
Dia menyebut arus globalisasi yang sedemikian deras menawarkan berbagai paham dan nilai-nilai yang tidak selaras dengan jati diri keindonesiaan. Seperti, gaya hidup hedonis, individualis, egois, dan pragmatis, yang telah mereduksi semangat kebangsaan dari sebagian generasi muda bangsa Indonesia.
"Kita patut prihatin bahwa menurut survei yang dilakukan oleh Komunitas Pancasila Muda pada akhir Mei 2020, tercatat 19,5 persen responden generasi muda menganggap Pancasila hanya ada di ruang utopia, yaitu sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya," tutur Bamsoet.
BACA JUGA: Info Penting Panselnas soal Vaksinasi Peserta Seleksi CPNS 2021 dan PPPK
Padahal, kata mantan ketua Komisi III DPR itu, sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa, kehadiran Pancasila seharusnya dapat dirasakan dalam setiap denyut nadi dan tarikan nafas kehidupan masyarakat.
"Dia harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata, agar tidak menjadi konsep yang hanya hidup di awang-awang, atau hanya menjadi hafalan rumusan sila-sila di luar kepala," ucapnya.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI itu menilai peluncuran Animasi Butir-butir Pancasila setidaknya mengisyaratkan tiga pesan penting. Pertama, menggugah kembali memori kolektif bangsa akan adanya satu tekad kebangsaan, yaitu, Eka Prasetya Pancakarsa. Satu tekad yang tunggal untuk melaksanakan lima kehendak, yang mewujud pada lima sila Pancasila.
Kedua, membangun kesadaran bahwa untuk menghadirkan nilai-nilai Pancasila dalam ruang realita, memerlukan nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan. Ketiga, mendorong lahirnya inovasi dalam pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan dinamika zaman.
"Yang harus kita ingat bersama adalah, bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila harus dilandasi, dan didahului oleh proses pemahaman dan penghayatan. Idealnya, pengamalan nilai-nilai Pancasila lahir dari kesadaran dan komitmen, dan bukan dari proses pembelajaran yang dipaksakan bersifat dogmatis. Dengan demikian, implementasi dan revitalisasi nilai-nilai luhur Pancasila dapat lebih membumi dan nyata," tandas Bamsoet. (*/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam