jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok merasa percaya diri bakal didukung PDI Perjuangan pada pemilihan kepala daerah (pilkada) mendatang. Namun, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira justru menganggap Ahok terlalu percaya diri bakal mendapat dukungan dari partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
Menurut Andreas, partainya justru kini melihat Ahok sebagai sosok yang haus kekuasaan. Sebab, tindakan-tindakan Ahok semakin memperlihatkan inkonsistennya demi mempertahankan posisinya di kursi Gubernur DKI.
BACA JUGA: Merasa Dana Cekak, tak Berani Maju di Pilgub
“Ahok lebih melihat parpol hanya sebagai kuda tunggangannya untuk mencapai tujuan, untuk berkuasa di DKI. Cara berpikir Pak Ahok sangat pragmatis, semua cara bisa digunakan, yang penting adalah dia berkuasa,” ujar Andreas, Sabtu (20/8).
Penyandang gelar doktor politik internasional dari Universitas Giessen, Jerman itu lantas mencontohkan cara Ahok memanfaatkan Teman Ahok. Mulanya Ahok menggunakan Teman Ahok untuk mengumpulkan dukungan dalam bentuk kartu tanda penduduk (KTP) agar bisa mencalonankan diri lewat jalur perseorangan.
BACA JUGA: Usung Achmad Zulkarnain, PKS Belum Pastikan Teman Koalisi
Namun, KTP dukungan yang dikumpulkan Teman Ahok akhirnya mubazir. Sebab, Ahok akhirnya memutuskan maju melalui jalur partai politik.
Andreas juga menyoroti inkonsistensi Ahok yang berkali-kali ganti partai politik selama berkiprah sebagai politikus. Baik saat masih menjadi bupati di Belitung Timur, menjadi anggota DPR RI, hingga maju di pilkada DKI pada 2012 silam.
BACA JUGA: Wow! 7.500 KTP Dukungan Independen tak Ada di DP4
Ahok, kata Andreas, juga mencampakkan partai yang telah mengusungnya hingga punya jabatan. “Setelah berkuasa dan dirasakan tidak ada manfaatnya lagi maka dengan mudahnya Ahok akan mencampakan alat yang pernah digunakan untuk meraih kekuasaan,” sambung Andreas.
Yang membuat Andreas tambah geram adalah upaya Ahok yang seolah-olah mau membenturkan Wakil Gubernur DKI, Djarot S Hidayat dengan PDIP. Padahal, Djarot merupakan kader PDIP. Sebab, Ahok mengaku hanya ingin menggandeng Djarot lagi.
Andreas juga mencibir klaim Ahok yang mengaku telah mendapat restu dari Megawati. Ahok bahkan mengklaim duetnya dengan Djarot untuk pilkada mendatang bakal disetujui Megawati.
Namun, Andreas justru menganggap Ahok sedang mengadu domba internal PDIP. Karenanya, Andreas menegaskan bahwa partainya berpikir ulang untuk mengusung Ahok karena tak mau jadi korban pragmatisme
“Ahok sedang memainkan politik memecah belah. Dengan track record loyalitasnya yang buruk, saya kira bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok,” katanya.(uya/jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Terus Bermanuver, Kini Mulai Cari Figur Pendamping Ahok
Redaktur : Tim Redaksi