Ketum Honorer K2 Teknis Administrasi: Sekuriti Instansi Pusat Nelangsa, Minta Diperjuangkan

Senin, 31 Juli 2023 – 22:03 WIB
Pentolan honorer K2 Riyanto Agung Subekti alias Itong bersama Presiden Joko Widodo saat HUT PGRI. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Forum Honorer Tenaga Teknis Administrasi Kategori Dua (FHTTA-K2) Indonesia Riyanto Agung Subekti menyampaikan perjuangan mendapatkan status ASN ternyata bukan hanya yang bekerja di instansi daerah.

Dia menyebut banyak tenaga non-ASN, seperti sekuriti di instansi pusat menitipkan nasibnya untuk diperjuangkan.

BACA JUGA: Ada 2,3 Juta Honorer, Formasi PPPK 2023 Hanya 990 Ribu, Bagaimana Sisanya? Aduh

"Sekuriti di instansi pusat hanya bisa bersuara kepada kami minta ikut diperjuangkan. Mereka takut bicara, karena khawatir kontraknya tidak diperpanjang," kata Kang Itong, sapaan akrabnya kepada JPNN.com, Senin (31/7).

Dia mengaku setiap kali beraudiensi dengan pejabat di sejumlah instansi pusat, ada titipan amanat dari para sekuriti. Mereka tidak muda lagi dan belum diangkat sebagai ASN.

BACA JUGA: Menjelang Rakor Pengadaan PPPK 2023, Ada Instruksi untuk Honorer Teknis Administrasi

Kang Itong terkaget-kaget melihat fenomena tersebut.

"Enggak nyangka honorer pusat juga nasibnya kayak kami yang di daerah. Bedanya kami bisa bersuara keras, honorer pusat cuma bisa mendukung diam-diam,' ucapnya.

BACA JUGA: Kasus Korupsi di Basarnas, Chandra Singgung Pasal 200 UU Peradilan Militer

Lebih lanjut dikatakan Kang Itong, saat aksi honorer K2 baru-baru ini di Jakarta, ada kejadian aneh.

Biasanya jika ada agenda perjuangan honorer K2, baik ke DPR RI, BKN maupun di.kantor MenPAN-RB, banyak pentolan merapat di sekretariat Rumah Honorer.

Namun, saat aksi itu tidak ada yang merapat. Usut punya usut ternyata honorer K2 DKI Jakarta tidak berani bergabung dalam pergerakan perjuangan FHTTA-K2 Indonesia.

"Ternyata ada rasa takut dan khawatir dari para honorer K2 jika bergabung dalam perjuangan ini. Pengabdian teman-teman K2 DKI selama ini bisa terancam. Mereka bisa dimutasi di tempat yang jauh atau bahkan dipecat.

"Ada apa ini ya. Inilah yang menggelayut dalam benak kami," cetusnya.

Lantaran massa honorer tidak sebanyak yang diperkirakan, Itong akhirnya memasang banner perjuangan yang sudah dipersiapkannya dari Banyuwangi di pagar parkir IRTI Monas.

Tujuannya, biar dibaca oleh Pejabat Pemrov DKI Jakarta yang memarkirkan mobil atau motor di parkiran IRTI Monas. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler