jpnn.com, JAKARTA - Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mendesak pemerintah untuk memberikan ruang yang besar bagi guru honorer ikut program Pendidikan Profesi Guru (PPG) prajabatan mandiri.
Hal ini untuk menyambut peluang seleksi PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) dari jalur honorer. Jadi, PPG prajabatan mandiri jangan hanya difokuskan kepada sarjana baru.
BACA JUGA: Pengin Tahu Biaya Program Sertifikasi Guru Mandiri?
"Harus ada pembatasan sarjana baru yang akan ikut PPG prajabatan mandiri sesuai kemungkinan pengangkatan PNS dan PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) maksimal 50 persen," kata Ramli kepada JPNN.com, Rabu (9/10).
Jadi ketika rekrutmen PPPK dan PNS dibuka untuk 100.000 guru, maka PPG maksimal 50.000 sarjana baru. Sedangkan 50 persen kursi peserta PPG diberikan kepada guru honorer yang sudah lama mengabdi
BACA JUGA: Pemerintah Harus Tahu: Guru yang Pensiun Sangat Banyak
"Guru honorer ini harus tetap diberkan kesempatan karena ada PPPK guru juga yang diperuntukkan bagi usia di atas 35 tahun," terangnya.
Dia menambahkan, kalau standar kompetensi guru honorer dianggap ber masalah, maka seleksi terbuka solusinya. Berikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru honorer tetapi standar kualitas menjadi harga mati.
BACA JUGA: Informasi Penting untuk Guru yang Belum Punya Sertifikat Pendidik
"Jadi, jangan dibatasi umur. Jangan dibatasi masa pengabdian dan berikan kesempatan bersaing secara terbuka dan jujur sesama guru honorer. Namun, standar passing grade tetap harus dibuat. Jika di bawah standar passing grade, tidakk boleh diluluskan," tandasnya.
PPG prajabatan mandiri pada tahap awal pendaftaran dibuka bulan depan. Total ada 63 unit kampus Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mendapatkan kuota Pendidikan Profesi Guru alias PPG prajabatan mandiri. Total kuota yang disiapkan adalah 12.225 kursi. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad