Sebagai ketua umum, Hadi Utomo telah berani membohongi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan memutarbalikkan fakta dan itu menyakitkan seluruh kader Partai Demokrat di Jabar
BACA JUGA: Empat Langkah Tangani BLBI
Hal inilah yang saya tidak bisa terima dan saya berontak, tegasnya.Menurut Ajeng, Hadi Utomo telah membohongi seluruh DPC di Jabar dengan cara memanggilnya satu-persatu untuk menandatangani satu berkas yang katanya untuk persetujuan melakukan konsolidasi di DPD Demokrat Jabar.
"Namun tandatangan itu justru disalahgunakan Hadi Utomo dengan mengatakan kepada Ketua Dewan Pembina, Pak Susilo Bambang Yudhoyono bahwa mereka menuntut digantinya ketua DPD," kata Ajeng di Jakarta, Rabu (22/10).
Mereka, lanjutnya, juga membohongi saya bahwa dengan mengatakan pergantian itu dilandasi keinginan SBY
BACA JUGA: Harga Obat Bakal Naik
Padahal mereka tidak pernah mendesak hal ituBACA JUGA: Usai Diperiksa KPK, Chandra Rapat
Jadi Ibu Ani dia bohongi, saya dibohongi dan kader demokrat secara umum dibohongi,” tegasnya.Mengacu pada AD/ART, Musdalub bisa dilakukan kalau ada kesalahan luar biasa yang saya lakukan dan harus dibuktikan dengan surat teguran yang berisi alasan-alasan keluarnya surat teguran ituNamun sampai hari ini, menurut Ajeng dirinya tidak pernah mendapatkan surat teguran itu dan dirinya juga merasa tidak pernah melakukan kesalahan.
“Selain itu sebelum dilakukan Musdalub seharusnya sesuai dengan AD/ ART juga harus didahului dengan Musyarawah Kerja Cabang seluruh DPCIni benar-benar keteraluan, kalau bukan karena SBY, kader Demokrat Jabar pasti akan meramaikan hal ini dengan turun ke jalan seluruhnya,” tambahnya.
Hadi Utomo dinilai oleh Ajeng sosok yang pengecut karena hanya berani melakukan hal ini ketika SBY sedang melakukan kunjungan kerja keluar negeri“Dia pengecut, berani melakukan hal ini baru setelah SBY pergi dan tidak berada di IndonesiaKeberadaan SBY di luar negeri inilah yang dia manfaatkan untuk mengambil keputusan iniSaya juga tidak mau mengerahkan masa karena SBY berada di luar negeri,” tambahnya.
Ketika ditanyakan apakah pergantiannya ini dilandasi oleh kegagalan Partai Demokrat dalam pilkada Jawa Barat, dirinya membantahnyaHal ini karena kegagalan PD di Jabar sendiri merupakan kegagalan akibat kesalahan DPP dalam menentukan calonnya.
“Keputusan untuk mengusung pasangan yang kalah itu kan keputusan
DPPItu saya jalankan, padahal sebelumnya baik Dede Yusuf maupun Ahmad Heriawan telah meminta Demokrat untuk mendukung mereka, tapi mereka lebih memilih cagub dan cawagub yang kalah ituJadi itu tidak bisa dijadikan alasan untuk memecat saya, mereka tahu itu kok,” imbuhnya.
Ajeng juga mempertanyakan pemecatan dirinya yang bisa dikatakan aktif dan loyal kepada partaiPadahal banyak kader lainnya seperti pengurus-pengurus teras PD di DPD Jabar yang sudah tidak aktif karena berbagai alasan belum digantikan juga“Mayjen Darsud Yusuf misalnya terlibat kasus BI, Mayjen Subarda tersangkut kasus Asabri dan sudah divonis satu tahun penjara, Prof Kalhi yang pindah ke DPP Hanura juga belum diganti, Mayjen Tayo Tarmadi anggota dewan pakar yang sudah keluar juga belum digantiSementara saya yang mati-matian bekerja membela dengan kendaraan yang bisa dikatakan pincang karena banyaknya kader-kader yang keluar maupun bermasalah ini malah diganti,” tandasnya.
Perilaku Hadi Utomo yang seperti ini, lanjut Ajeng bukanlah yang pertamaSebelumnya Hadi Utomo juga telah memecat Ketua DPD PD Jatim, Banten dan beberapa lainnyaDirinya menilai selama kepemimpinan Hadi Utomo, PD telah menjadi partai ecek-ecek(Fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UUKN Rugiikan Gerakan Koperasi
Redaktur : Tim Redaksi