jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mempunyai peran besar atas kelahiran kendaraan taktis atau rantis Maung.
Kendaraan ini merupakan produksi industri pertahanan dalam negeri.
BACA JUGA: PT Pindad akan Menghadirkan Rantis Maung Varian Listrik di 2024
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan sejak memulai jabatannya sebagai Menhan Kabinet Indonesia Maju, Prabowo sudah aktif berkomunikasi dengan Pindad terkait ide pembuatan rantis 4x4.
"Sejak tahun awal menjadi Menhan, beliau bertanya soal tactical vehicle 4x4. Kemudian Pindad membuatnya dan beliau beri nama Maung. Itu yang pertama sekali," kata Abraham dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
BACA JUGA: Mau Pesan Rantis Maung Buatan Pindad? Sabar Ya..
Menurut Abraham, Prabowo tidak berhenti puas hanya dengan kehadiran Maung yang pertama.
Prabowo terus meminta beragam inovasi dan perbaikan hingga akhirnya Pindad meluncurkan generasi ketiga rantis tersebut.
BACA JUGA: Pacar Hamil dengan Pria Lain, Mustakim Melakukan Tindakan di Luar Nalar
Generasi ketiga Maung sudah sempat lebih dulu diperkenalkan ke publik lewat unjuk kebolehan di ajang Indo Defence Expo & Forum 2022 pada November 2021.
Pada Rabu (18/1), di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan 2023, Presiden Jokowi meresmikan nama kendaraan tersebut dengan tetap mengusung nama Maung.
Abraham menjelaskan Maung generasi ketiga memiliki kelebihan utama dari segi bodi mobil yang memungkinkan kendaraan itu lebih tangguh dalam bermanuver di berbagai medan ekstrem.
"Lebih canggih dari sebelumnya, dari segi performance, secara power, struktur bodi, dan dari segi penampilan juga lebih baik," katanya.
Dia menambahkan Prabowo senantiasa mendorong Pindad untuk terus menaikkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Maung, yang saat ini berada pada kisaran 65 persen.
"Pindad senantiasa melibatkan tenaga ahli dan sumber daya manusia (SDM) berkompeten untuk mewujudkan peningkatan TKDN tersebut," katanya.
Dalam waktu dekat, salah satu langkah untuk menaikkan TKDN adalah dengan membangun pabrik mesin mandiri.
"Kalau (pabrik mesin) sudah ada di Indonesia, mulai dari bodinya, tubular frame, dan mesin sudah bisa dibuat di Indonesia; maka TKDN akan naik mendekati 70 sampai 80 persen," ujar Abraham. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Pelaku Pembunuhan Wanita Muda di Tulungagung
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti