jpnn.com - jpnn.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma’ruf Amin menyambangi Balikpapan, kaltim. Agendanya cukup padat selama dua hari.
Sejak Jumat (3/2), Kiai Ma’ruf menghadiri peringatan Hari Lahir Ke-91 Nahdlatul Ulama (NU). Keesokan harinya (4/2), dia memimpin deklarasi Gerakan Nasional Antinarkoba Berbasis Umat di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan.
BACA JUGA: 5 Sikap PWNU Jatim Atas Kasus Ahok Ancam Kiai Maruf
Masalah terkait sikap Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), juga turut disinggung sebelum ia kembali ke Jakarta, kemarin (4/2) pukul 13.00 Wita.
Berikut wawancara reporter Kaltim Post (Jawa Pos Group) dengan Ma’ruf di tengah pengawalan ketat Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) dan protokol yang berlapis dari Hotel Gran Senyiur hingga Ruang VIP, Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan.
BACA JUGA: Begini Kata Pakar Soal Dugaan SBY Disadap
Apa yang melandasi MUI sehingga memilih turun tangan melawan narkoba?
Para cendekiawan muslim, kita memiliki tanggung jawab besar terhadap kehidupan umat. Dan juga terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Masalah-masalah keumatan, berbangsa dan bernegara, itu juga menjadi tanggung jawab MUI.
BACA JUGA: PWNU dan Ulama se-Jatim Rapat Tertutup, Ini Hasilnya
Selain itu…
MUI tidak hanya berfatwa. Tapi ada gerakan yang lebih itu. MUI membentuk Gerakan Nasional Antinarkoba yang disingkat Ganas Annar. Di BNN ada Buwas (Budi Waseso, kepala BNN), di MUI ada Ganas. Jadi kalau Buwas dan Ganas bekerja sama maka dahsyat. Dan MUI membentuk struktur sampai ke bawah. MUI bukan hanya membentuk pengurus, tapi juga satuan tugas yang menghimpun, termasuk ormas Islam. Terutama kaum pemuda untuk bergabung.
Kenapa sampai urusan narkoba?
MUI bukan hanya melakukan dakwah dan sosialisasi. Tapi juga ikut mencegah peredaran narkoba. Membentuk konseling kepada keluarga. Rehabilitasi ini membantu pemerintah sepenuhnya. MUI telah bekerja sama dengan BNN untuk melatih kader penanggulangan narkoba.
Kita juga sudah memberangkatkan kader ke Universitas Sains Malaysia. Malaysia punya riset dan penyelidikan, penelaahan narkoba yang belum ada di di Indonesia. MUI bekerja sama melahirkan kader supaya lebih banyak yang dilatih di Indonesia. Dan MUI juga mempersiapkan konseling.
Apa rencana untuk memberantas narkoba?
Insya Allah MUI juga akan membuat pusat rehabilitasi. Ada tanah di Cirebon dan Sentul, Jawa Barat. Dalam rangka rehabilitasi, masalah ini belum berhasil. Yang sudah direhabilitasi balik lagi. Kita buat sistem dengan bekerja sama dengan banyak pihak. Agar yang sudah pernah terjerat narkoba tidak kembali lagi. Jadi masalah narkoba ini korbannya sudah banyak. Dan sudah darurat narkoba.
Karena itu, kita anggap sebagai jihad atau fisabilillah. Artinya, berjuang dalam rangka menegakkan agama Allah. Dalam menyelamatkan bangsa. Ini juga pengabdian MUI terhadap bangsa dan negara. Karena masalah narkoba juga masalah agama, bangsa, dan negara.
Bagaimana dengan fatwa?
MUI senantiasa menjaga umat dari akidah yang menyimpang. Karena itu, MUI banyak mengeluarkan fatwa-fatwa yang mencegah adanya aliran sesat. Supaya umat tidak tersesat. Tadi malam (Jumat, 3 Februari di Dome Balikpapan) juga saya ceritakan, termasuk dari akidah yang mengaku orang bisa menggandakan uang. Ini perdukunan.
Bagaimana isu produk halal di Asia, Eropa, dan Amerika?
Sekarang ini sertifikasi halal sudah menjadi isu global. Bukan hanya di negara muslim. Bahkan nonmuslim seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, menjadi isu negara mereka. Di Korea, semua produknya ingin bersertifikat halal. Dengan meminta MUI. Dan luar biasanya, bukan saja saya disambut, tapi ada Bendera Merah Putih dipasang. Orang luar negeri kaget. Wah, MUI luar biasa. Bukan hanya menancapkan halal di Korea, tapi juga menancapkan Merah Putih di Korea. Standar halal Indonesia menjadi standar dunia. MUI bukan hanya punya tanggung jawab narkoba.
Apakah ini bagian dari komitmen MUI dalam rapat kerja nasional, September lalu?
MUI punya komitmen yang tinggi. Dalam rakernas September lalu, MUI membuat statement penting. Pertama, tentang komitmen kebangsaan dan kenegaraan. MUI berkomitmen menjaga dan mempertahankan NKRI, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika.
Kedua, komitmen terhadap kekuasaan negara yang sah. Ulama menolak perubahan kekuasaan secara tidak konstitusional. MUI mengusulkan ke pemerintah yang disebut dialog nasional. Supaya kembali kepada ruh nasional. Kembali ke potensi bangsa, supaya tidak ada kecurigaan dan prasangka. Dialog nasional untuk mencari solusi yang bersifat kebangsaan. Jadi solusi kebangsaan. Solusi kebangsaan supaya bangsa ini utuh lagi.
Ancamannya seperti apa?
Ulama punya pengalaman. Ketika bangsa ini dihadapkan pada pilihan agama dan Pancasila, banyak orang terjebak. Kita pilih Pancasila bukan agama. Kita memilih agama bukan Pancasila. Tapi ulama memilih Pancasila dan juga agama. Pancasila dan agama tidak bertentangan. Pancasila dasar negara. Agama adalah Islam rahmatan lil alamin.
Pancasila dan Islam tak bertentangan. Agama adalah petunjuk hidup kita, dan Pancasila adalah dasar negara. Jadi, dua-duanya. Pancasila tidak akan menggantikan agama. Agama tidak akan menggantikan Pancasila. Dua hal yang tak terpisahkan bagi umat muslim. Jadi tidak ada masalah lagi, selesai.
Bagaimana dengan intoleransi belakangan ini?
Kecuali ada orang-orang yang memang tidak bisa memahami perjuangan bangsa. Sehingga tidak memiliki komitmen kebangsaan. Bahwa negara ini Bhinneka Tunggal Ika dan majemuk. Solusi kebangsaan ini harus kita selesaikan utuh.
Bersifat antisipasi, kita harus menemukan rekonsiliasi menyatukan seluruh potensi bangsa ini. Elemen bangsa jangan ada perpecahan.
Saling pengertian dan saling memaklumi. Kita memang berbeda tapi berbeda itu jangan sampai ada pertentangan. Karena berbeda itu bangsa punya pedoman Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda agama tapi saling menghormati.
Pak Kiai menyebut MUI menjadi tenda besar umat Islam?
MUI bertekad menjadikan dirinya tenda besar umat Islam. Banyak ormas Islam lebih dari 60. Ini supaya kita menjaga ukhuwah islamiyah. Persaudaraan Islam, ada yang keras dan lembek. Setiap ormas punya gaya. Kapan harus keras, kapan harus lembek. Ya proporsional saja. Pada tempatnya saja, itulah tugas MUI sebagai tenda besar.
Apa rencana terdekat MUI?
MUI akan melakukan deklarasi komitmen kebangsaan dari seluruh umat Islam dalam mempertahankan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Yang tidak mau menandatangani ini, berarti bukan bagian MUI. Jadi yang tidak mau berkomitmen bukan rombongan MUI. Karena tidak punya komitmen kebangsaan. Ini juga bersama dengan majelis-majelis lain.
Bagaimana hubungan Anda dengan Ahok?
Sudah saya maafkan, saya masih sibuk jadi belum ketemu. Itu soal kesibukan. Orang kalau minta maaf harus dimaafkan. Harus jadi pemaaf. (riz/rom/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Ahok, GP Ansor Marah Betul soal Kiai Maruf
Redaktur & Reporter : Soetomo