KH Wahab Chasbullah Pencipta Ya Lal Watan dan Pendamping Bung Karno dalam Nasakom

Jumat, 22 April 2022 – 18:38 WIB
Sejarawan Santri Zainul Milal Bizawie dalam acara Inspirasi Ramadan Edisi Sahur yang diselenggarakan oleh BKN PDI Perjuangan di YouTube, Jumat (22/4). Foto: BKN PDIP

jpnn.com, JAKARTA - KH. Wahab Chasbullah merupakan salah satu ulama yang punya peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. Kiai Wahab Chasbullah menciptakan lagu Ya Lal Watan saat penjajahan Belanda hingga mendampingi Bung Karno saat menggagas tentang Nasakom.

Sejarawan Santri Zainul Milal Bizawie mengatakan lagu Ya Lal Watan merupakan ajakan kepada masyarakat untuk mencintai tanah air. Lagu ini diciptakannya dengan bahasa Arab untuk mengelabuhi kolonial Belanda, dengan harapan negara penjajah itu menganggap lagu ini sebuah salawat.

BACA JUGA: Cerita Yenny Wahid soal Kefasihan Jokowi Menyanyikan Ya Lal Wathan

“Sekitar 1910-an, KH. Wahab Chasbullah menciptakan lagu Subhannul Watan, yaitu sebuah ajakan kepada masyarakat untuk mencintai tanah air,” kata Gus Zainul dalam acara Inspirasi Ramadan Edisi Sahur yang diselenggarakan oleh BKN PDI Perjuangan di YouTube, Jumat (22/4).

Menurut Zainul, Wahab Chasbullah merupakan ulama Indonesia yang memiliki keyakinan semua unsur bangsa harus bersatu.

BACA JUGA: SUGBK Menghijau, Jokowi dan Nahdiyin Nyanyikan Ya Lal Wathan

"Kiai Wahab yang mempunyai kedekatan khusus dengan Bung Karno, sangat paham tujuan revolusi yang digagas Bung Karno, yaitu konsep Nasakom,” imbuhnya.

Zainul menceritakan perjalanan Wahab Chasbullah yang sepakat dengan Bung Karno untuk membentu konsep Nasakom. Kiai Wahab mendapatkan kecaman keras dari kalangan ulama lainnya.

BACA JUGA: Buat Ulama Hobi Memaki Pemerintah, Simak Cara ala Muhammad SAW yang Dipopulerkan Guru Sekumpul

Dia mengisahkan kalangan ulama tidak sepakat dengan adanya Nasakom, karena konsep ini dianggap sebagai penyatuan dari tiga ideologi dominan di Indonesia saat itu, tetapi dalam teorinya saling bertolak belakang.

“KH. Wahab Chasbullah sangat setuju dan mendampingi Bung Karno dengan gagasan ini. Karena kalau beliau tidak mendampingi Bung Karno, ditakutkan akan dipengaruhi oleh kelompok lain yang membahayakan. Siasat politik inilah yang dilakukan oleh Kiai Wahab walaupun banyak mendapatkan tentangan dari kalangan ulama lainnya,” jelas Gus Zainul.

Di sisi lain, Gus Zainul juga menceritakan kisah menarik dari KH. Wahab Chasbullah. Dari cerita usilnya di bangku pendidikan yang menyebabkan Wahab mudah bergaul dengan semua orang, hingga kisah heroiknya membangun kekuatan bangsa dengan mendirikan beberapa organisasi.

“Ada satu hal yang menarik dari Kiai Wahab, beliau sejak kecil sudah berani sekali. Bahkan bisa dikatakan beliau ini cukup iseng. Pada saat Kiai Wahab menjadi santri di Nganjuk, terkadang beliau menjahili gurunya," kata dia.

Tak hanya itu, tingkah iseng Wahab Chasbullah juga masih terasa saat ulama itu belajar di Mekkah.

"Suatu saat Kiai Wahab menyembunyikan tulisan dari Mbah Mahfud yang merupakan gurunya di Mekkah. Karena kejahilannya inilah yang membuat beliau dekat dengan orang sekitarnya. Kemudian pada saat pulang ke Indonesia, dia langsung membangun kekuatan kebangsaan dengan mendirikan Nahdlatul Wathan dan Tasbul Afkar,” kata Gus Zainul. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga Hartarto, Doa Ulama, Komunitas Pemuda, dan Capres 2024


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler