jpnn.com, PEMALANG - Puluhan ibu rumah tangga di Desa Lawangrejo, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah menggelar aksi unjuk rasa, Senin (13/11). Tuntutan mereka adalah para ibu-ibu itu adalah menolak rencana pembangunan rumah bordil yang tak jauh dari permukiman mereka.
Para ibu-ibu menggelar aksi karena cemas keberadaan rumah bordil akan mengganggu keharmonisan rumah tangga mereka. Karena itu, mereka kompak berunjuk rasa dengan berjalan kaki mendatangi lokasi yang berada persis di perlintasan rel kereta.
BACA JUGA: Walah, PSK Baru Terus Bermunculan
Di lokasi tempat rumah bordil akan dibangun memang sudah terdapat patok-patok kayu. Beberapa bagian juga sudah diratakan untuk akses jalan.
"Dampaknya pasti ke penduduk sini, anak-anak, pemuda, bapak-bapak nanti pada mampir habisin duit. Terus kita mau dikasih makan apa?" ujar Casmi, salah satu peserta aksi.
BACA JUGA: Dua Hari Tak Pulang, Penjahit Ditemukan Mengambang
Tanpa dikomando, mereka merusak dan mencabuti patok-patok yang sudah tertanam di lokasi sekitar. Terhitung ada 30 petak tanah yang akan dibangun menjadi bangunan dengan ukuran masing-masing lebih kurang 6x7 meter.
Mereka bahkan mengancam akan merobohkan bangunan jika tetap dibangun. "Pokoknya jangan sampai berdiri bangunan, tetap kami robohkan," kata Casmi.
BACA JUGA: Lokalisasi Ditutup, PSK Bingung Cari Pekerjaan
Kepala Desa Lawangrejo Ningsih Endaryati yang saat itu terlihat di lokasi mengatakan, rumah prostitusi Sengan dahulu memang pernah beroperasi. Namun, pada 2003 sudah digusur.
Hanya saja, kini pengelola rumah bordil di kawasan Terminal Induk Pemalang berekspansi ke wilayah Sengan. Menurut Ningsih, meski secara teritori lokalisasi Sengan masuk di wilayah Pelutan, Pemalang dengan menempati tanah milik PT KAI, namun akses terdekat yang akan kena imbas secara langsung adalah warga Lawangrejo.
Menurutnya, dugaan tentang rencana pembangunan rumah bordil di Sengan muncul setelah salah satu pebisnis rumah esek-esek di kawasan terminal tiba-tiba mengadakan syukuran di tempat tersebut. Istilahnya selamatan buka kaki.
"Ibu-ibu ini lalu dengar kabar tersebut. Lha di sini mau dibangun apa lagi coba? Kalau warung pun lokasinya sepi, rumah juga tidak mungkin. Jadi warga beramsumsi tempat ini akan kembali digunakan untuk kompleks (lokaslisasi, red),” terangnya.
Ningsih menambahkan, warga Lawangrejo tak hanya mengkhawatirkan kondisi rumah tangga mereka jika kelak rumah bordil berdiri. Sebab, warga juga trauma akan insiden bentrok yang terjadi di lokalisasi beberapa tahun silam hingga memakan korban.
Mereka tak ingin kejadian itu terulang. "Jadi warga Lawangrejo yang tadinya tenteram tidak ingin ribut gara-gara Sengan tumbuh lagi," tegasnya. (sul/har/zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurang Sehat, Pria 53 Tahun Meninggal di Lokalisasi
Redaktur & Reporter : Antoni