Khofifah Bicara Pemimpin Negarawan di Depan Mahasiswa, Begini Kalimatnya

Selasa, 27 Juni 2023 – 08:30 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat dialog dengan mahasiswa di Blitar, Jawa Timur. ANTARA/HO-Pemprov Jatim

jpnn.com, BLITAR - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya sosok pemimpin negarawan yang mampu memimpin bangsa ini menjadi lebih baik.

"Hari ini tidak mudah menemukan negarawan meski banyak sekali pemimpin yang berasal dari politisi," ujar Khofifah dalam rilis yang diterima, di Blitar, Senin (26/6).

BACA JUGA: Survei PWS: Hanya 49,6 Persen Pemilih PDIP Memilih Ganjar, Demokrat & PKS Tidak Solid ke Anies

Saat menyampaikan pernyataan itu di hadapan mahasiswa di Blitar, Khofifah menyampaikan bahwa politisi belum tentu negarawan.

"Maka jadilah negarawan. Kalau sudah memimpin negeri ini, semestinya akan mewujud sebagai sosok negarawan," lanjutnya.

BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Elektabilitas Anies Baswedan di Atas Jokowi, Jangan Kaget Bro!

Khofifah mengatakan secara sosial budaya, stratifikasi ditemukan di banyak lini di negara ini.

"Karena saat ini kita di Jawa Timur, bawalah budaya Jawa Timur, yakni Budaya Majapahit. Bhinneka Tunggal Ika. Agar terbangun moderasi dan toleransi serta kerukunan antarwarga bangsa," tuturnya.

BACA JUGA: Pelanggaran HAM Berat di Rumoh Geudong Pidie, Korban 133 Orang

Tokoh yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu juga mengajak mahasiswa untuk memahami dan mengembalikan konsep Trisakti dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

"Jadi, apa yang sebetulnya digagas Bung Karno menjadi fondasi karakter bangsa berdaulat secara politik, seperti apa kita akan breakdown bahwa kita berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya," ujarnya.

Dia lantas menyitir pidato Bung Karno pada ulang tahun proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1956 yang menyatakan saat ini Indonesia telah melewati taraf physical revolution dan taraf survival.

"Bung Karno menandaskan, sekarang kita berada pada taraf investment, yaitu taraf menanamkan modal-modal dalam arti yang seluas-luasnya. Tugas atau pekerja rumah kita, apakah terkait investment of human skill, material investment, dan mental investment? Ini tugas kita bersama," tutur Khofifah.

Tugas tersebut menurutnya bukan merupakan pekerjaan yang sederhana, apalagi saat ini Indonesia telah menyiapkan target menuju Indonesia Emas 2045.

Menurut Khofifah, umur dari mahasiswa saat Indonesia Emas berada pada usia puncak membangun negeri pada pos-pos strategis di masing-masing profesi.

Akan tetapi, yang lebih penting adalah investasi mental. Sebab, Investasi keterampilan dan material tidak bisa menjadi dasar persatuan dan kemakmuran bersama tanpa didasari investasi mental.

Dia mencontohkan pahlawan-pahlawan nasional yang berkarya sejak usia muda. Di antaranya, Presiden pertama RI Soekarno yang di usia 26 tahun mendirikan partai PNI.

Kemudian, Wapres pertama RI Bung Hatta yang pada usia 24 tahun menggerakkan Perhimpunan Indonesia (Indonesia Vereeniging) di jantung kolonialisme, Den Ha?a?g.

"Maka saudara yang saat ini di usia 20 tahun, maka 25 tahun ke d??epan saudara pemilik dan pemangku kepentingan negeri ini," ujar Khofifah.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler