jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Internal PDI Perjuangan untuk Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilkada Jatim, Ahmad Basarah mengaku siap menghadapi apa pun strategi dari kubu Khofifah Indar Parawansa.
Sebelumnya, sejumlah pengamat menyebutkan, pencalonan Khofifah ini juga sebagai pembuka jalan buat Ketua Komando Tugas Bersama (Kosgama) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk maju dalam perhelatan Pilpres 2019.
BACA JUGA: Simak nih Pernyataan AHY soal Nasib Guru Honorer
“Apa pun strategi Bu Khofifah, Demokrat, Mas AHY, dan Pak SBY, kami siap lahir dan batin berkompetisi. Tentu dengan syarat kompetisi itu dijalankan secara sehat, jauh dari fitnah, dan mengedepankan etika,” ujar Basarah.
Wasekjen DPP PDI Perjuangan itu menegaskan, partainya telah bulat mengusung Joko Widodo sebagai capres 2019. “Jadi siapa pun yang dalam skenario berhadapan dengan Jokowi di 2019, lewat strategi apa pun termasuk konsolidasi di pilkada serentak 2018, kami siap menghadapinya. Tentu dengan syarat, sekali lagi, kompetisi politik dijalankan secara sehat,” ujarnya.
BACA JUGA: Ambisi Demokrat Hambat Terbentuknya Poros Ketiga
Dia mengatakan, jika Demokrat menjadikan pemenangan Khofifah di Pilgub Jatim satu paket dengan AHY di Pilpres, pihaknya juga sejak awal telah menjalankan strategi pemenangan Gus Ipul dan Puti dalam satu tarikan napas dengan pencalonan Jokowi di Pilpres 2019.
“Jadi sekarang semakin jelas, Gus Ipul-Mbak Puti satu tarikan napas dengan Pak Jokowi. Dan di sebelah lagi intip-intip ingin menjadikan Jatim sebagai pembuka jalan bagi calon di luar Pak Jokowi yang hingga saat ini mendapat dukungan luas rakyat,” kata Basarah.
BACA JUGA: Jokowi Bakal Kalah Jika Berpasangan dengan Figur Ini
Secara prinsip, imbuh Basarah, PDI Perjuangan menghargai apa pun strategi politik kompetitornya. “Kalau memang Pilkada Jatim ini dijadikan ajang konsolidasi Demokrat untuk pencalonan AHY di Pilpres 2019, kami tidak dalam kapasitas mengomentari. Itu strategi kompetitor, saya tidak bisa mencampuri urusan dapur parpol orang lain,” kata salah seorang pendiri Baitul Muslimin tersebut.
Sebelumnya, pengamat politik Universitas Brawijaya, Fajar Ramadlan, mengatakan, Pilkada Jatim bisa dimaknai sebagai sarana konsolidasi Partai Demokrat dalam mengusung AHY di Pilpres 2019.
“Intensitas Demokrat di Pilkada Jatim plus pemunculan nama Mas AHY bisa dimaknai secara politik bahwa dengan memenangi Jatim, Demokrat sekaligus ingin kemenangan Khofifah nantinya membuka jalan bagi pencalonan AHY dalam Pilpres 2019,” kata Fajar. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Tak Mungkin SBY Dorong AHY Maju di Pilpres 2019
Redaktur : Tim Redaksi