Kibarkan Merah Putih, Kemendikbudristek Siapkan Wisata Bawah Laut

Kamis, 17 Agustus 2023 – 16:24 WIB
Direktur Film, Musik dan Media Ahmad Mahendra, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Restu Gunawan, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Abi Kusno ikut hadir dalam upacara pengibaran bendera Merah Putih di bawah laut. Foto dok. Kemendikbudristek 

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Direktorat Jenderal Kebudayaan bersama satuan Brimob Polda Bali melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih di bawah laut. 

Kegiatan diselenggarakan bertepatan dengan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI. Acara berlangsung di dua lokasi yang saling terintegrasi, yaitu di Puri Madha Dive Resort) dan area karamnya kapal USAT Liberty, perairan Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. 

BACA JUGA: Melalui Lokakarya Kelana Indonesiana, Kemendikbudristek Ajak Generasi Muda Eksplorasi Budaya

Direktur Perfilman, Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengatakan pentingnya kegiatan dilaksanakan untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat, khususnya generasi muda dan para penyelam pentingnya menjaga ekosistem cagar budaya di bawah laut. 

"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya perlindungan untuk melestarikan budaya di bawah laut. Karena situs atau cagar budaya tidak hanya di darat, tetapi banyak juga situs dan cagar budaya dibawah laut, " papar Ahmad Mahendra. 

BACA JUGA: Yayasan Bakti Barito, STIR Education & Kemendikbudristek Berkolaborasi Tingkatkan Kompetensi Guru

Menurutnya di perairan Indonesia, terdeteksi 462 titik warisan budaya bawah air berupa kapal, pesawat, keramik, senjata, dan aneka peninggalan bersejarah lain.

Dari jumlah itu, baru 145 titik yang berhasil disurvei Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek dan hanya sedikit tinggalan arkeologi yang mendapatkan penanganan.

BACA JUGA: Luncurkan Serial Nyantrik, Kemendikbudristek Ajak Anak Muda Belajar dari Panggung Wayang

"Kendala yang dihadapi para arkeolog yang bergelut di bawah air antara lain kekurangan tenaga ahli, adanya pemburu harta karun, biaya mahal, kurangnya pengetahuan, serta adanya aktivitas mikro dan makroorganisme yang mengancam keberadaan cagar budaya," jelasnya. 

Di sisi lain untuk mengingatkan kan tempat bersejarah di bawah laut Indonesia. Bagaimana untuk melihat situs-situs bawah laut, ini penting juga untuk mengingatkan kepada generasi muda dan sebagai moment bagi penyelam dalam menjaga kebudayaan di bawah laut.

"Ke depan Ditjen Kebudayaan akan membuat kegiatan seluruh Indonesia, harapannya cagar dan situs budaya bawah laut jadi destinasi sehingga terjaga keamanannya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan kegiatan tersebut sebagai momentum untuk melihat bagian sejarah dan budaya yang harus dilestarikan, salah satunya peninggalan di bawah air. Dia menilai hingga saat ini belum optimal dalam melakukan pemajuan kebudayaan.

"Kegiatan ini untuk mengingatkan kita semua bagaimana sejarah dan budaya di tanah air patut dilestarikan, apalagi kurangnya optimal pemajuan budaya di bawah laut,"papar Hilmar Farid. 

Terlebih hingga saat ini belum optimal dalam melakukan pemajuan kebudayaan dari sisi tersebut.

Oleh karena itu, Ditjen Kebudayaan akan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengajak para penyelam profesional mengenal, memahami dan ikut melestarikan Cagar Budaya Bawah Air. 

Lanjut Hilmar,  upaya untuk mengenalkan peninggalan cagar budaya bawah air sangatlah penting karena kelangsungan cagar budaya bawah air di masa mendatang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. 

Sebagai informasi, upacara pengibaran bendera Merah Putih di bawah air dilaksanakan di Tulamben, Bali pada Kamis (17/8). 

Dengan Komandan Satuan Brimob Polda Bali Kombespol Firdaus Wulanto sebagai inspektur upacara di bawah air. Melibatkan 48 penyelam yang terbagi menjadi 3 barisan, yaitu 17-8-23 melambangkan 17 Agustus 2023. 

Peserta upacara bawah air diikuti kolaborasi antarsatuan Brimob Polda Bali bersama 17 komunitas penyelam pemerhati tinggalan budaya bawah air perwakilan dari berbagai provinsi di Indonesia.

Sebanyak 17 Komunitas penyelam itu antara lain, Celebes Dive, Komunitas Sea Soldier, Sentra Selam Jogja, Komunitas Selam Gorontalo, Ghapura Dive Raja Ampat, Manado Freediving, Arkeologi Bawah Air HIMA Universitas Gadjah Mada.

Llau, PB POSSI Bidang Arkeologi Bawah Air, Emas Diving Club (EDC), Rafflesia Bengkulu Diving Centre, Kelompok Penyelam Arkeologi (KOMPAK) Gwen Dive Belitung, Polairud Polda Jambi, Komunitas Selam di Bangka, dan Komunitas Selam di Belitung serta Komunitas Selam Adespin.

Area upacara bawah laut terletak pada kedalaman 6 meter tepat di depan situs kapal USAT Liberty. Tiang bendera setinggi 17 meter (menyimbolkan tanggal 17), dibuat dengan proporsi 6 meter di bawah laut dan 11 meter di atas permukaan laut. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler