jpnn.com - SURABAYA - Tabir penyebab kematian singa Kebun Binatang Surabaya (KBS) belum juga terungkap. Kemarin (31/1) sudah ada seekor kijang betina berumur sekitar enam tahun yang mati dengan cara ganjil.
Kijang bernama latin Muntiacus muntjak tersebut diketahui mati dalam kondisi tubuh kejang-kejang dan mulut berbuih. Ciri kematian itu mirip dengan keracunan.
Sekitar pukul 12.00, satpol PP yang berjaga di dekat kandang kudanil mendapat laporan dari pengunjung tentang adanya seekor kijang yang kondisi kesehatannya mengkhawatirkan.
BACA JUGA: Jalur Dialihkan jika Pantura Banjir
Pengunjung itu mengatakan melihat kijang yang tergeletak di dalam kandang dengan tubuh kejang-kejang dan mulut berbuih.
Tanpa menunggu lama, satpol PP mengecek kandang kijang yang letaknya berdekatan dengan lokasi penemuan dua jarum suntik beberapa waktu lalu. Ternyata, kijang itu sudah tidak bergerak.
Petugas memprediksi kijang betina tersebut sudah mati. Melihat kejanggalan kematian kijang, satpol PP melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Surabaya. Sejam kemudian, polisi dari Polrestabes Surabaya berada di lokasi. Tampak seorang polisi membawa sampel makanan kijang berupa kangkung.
Setelah itu, tubuh kijang yang mati tersebut diotopsi dengan pantauan dari pihak kepolisian. Kasi Keeper Mamalia dan Pisces Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS M. Rofi"i mengatakan, saat dirinya datang, kijang itu sudah mati. "Ya, tidak bergerak," ujarnya.
Kematian kijang dengan gejala aneh, yaitu tubuh kejang-kejang dan mulut mengeluarkan buih, memunculkan dugaan bahwa hewan tersebut diracun. "Ya, keracunan itu memang gitu," jelasnya.
Namun, untuk memastikannya, dia menyatakan masih menunggu hasil otopsi. Dengan begitu, penyebab kematian kijang benar-benar bisa diketahui. "Tunggu hasil otopsi saja," ujarnya.
Ditemui di lokasi kejadian, Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, pihaknya memang melihat kejanggalan dalam kematian kijang. Karena itu, dirinya melaporkan kematian satwa tersebut ke polisi.
Soal kemungkinan closed circuit television (CCTV) KBS mendeteksi adanya kejanggalan di sekitar kandang kijang, dia mengutarakan bahwa rekaman tidak terlihat jelas. Jarak antara CCTV dan kandang kijang sekitar 10 meter. "Kami tidak melihat ada yang tidak beres. Mungkin karena terlalu jauh," tegasnya.
Di bagian lain, Humas KBS Agus Supangkat mengatakan, hasil otopsi pada kijang oleh dokter hewan FKH Unair menyebut bahwa ternyata hewan itu sedang bunting. Masalahnya, kematian kijang disebabkan adanya janin yang rusak. "Dalam kandungan itu telah rusak. Penyebab kerusakan belum diketahui," ujarnya.
Selain itu, pihak KBS mengirimkan organ kijang ke Laboratorium Patologi FKH Unair. "Agar diperiksa penyebab kematiannya sehingga bisa lebih terang," jelasnya. Dengan matinya seekor kijang betina itu, jumlah kijang di KBS saat ini tinggal 20 ekor. (idr/c7/end)
BACA JUGA: Pusat Hanya Bantu Rp 100 Juta untuk Banjir Manado
BACA JUGA: Kawanan Gajah Liar Dekati Pemukiman, Warga Terancam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blokir Bandara, Bupati Ngada Digarap Kejati NTT
Redaktur : Tim Redaksi