jpnn.com, JAKARTA - Warga di area Depok dan Tangerang kini mulai menikmati jaringan RT/RW-Net hasil swadaya masyarakat dalam ruang lingkup kecil melalui media kabel atau wireless 2.4 Ghz dan hotspot.
Jaringan RT/RW-Net ini sebagai sarana komunikasi warga yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah.
BACA JUGA: Sering Cari Tahu Gangguan Mental di Internet Malah Bikin Panik
Dengan adanya koneksi internet murah ini memberikan dampak besar dari sisi operasional hingga sisi pasar bagi UMKM di Indonesia.
"Pemkot kedua wilayah itu melihat hal ini bisa membantu para pelaku UMKM untuk lebih go digital untuk memperluas pasar online dan juga offline. Seperti yang kita ketahui, di era digital seperti sekarang ini internet semakin mudah didapatkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk kegiatan promosi," tulis keterangan resmi Netmonk di Jakarta.
BACA JUGA: Psikolog Ingatkan Bahaya Penggunaan Smartphone dan Internet!
Pemkot Depok dan Tangerang berupaya membantu warga untuk lebih mudah mengakses internet sehingga bisa membangun konektivitas para UMKM dan masyarakatnya melalui RT/RW-Net.
Untuk mewujudkannya kemudian Pemkot Depok dan Tangerang bekerja sama dengan Telkom dan Netmonk, yang merupakan penyedia aplikasi monitoring jaringan.
BACA JUGA: Jokowi Ingin Maksimalkan Kuota Internet Untuk Daerah Selama PPKM
Kerja sama itu melalui proyek kolaborasi monitoring RT/RW-Net di Depok dan Tangerang.
Sebelumnya, keadaan layanan internet di daerah Depok dan Tangerang masih belum lengkap karena tidak adanya fitur-fitur reporting dan dashboard monitoring.
Dalam pendistribusian layanan internet atau High Speed Internet (HSI), dibutuhkan reporting dan dashboard monitoring untuk pelaporan yang lebih lengkap.
Oleh karena itu, Netmonk yang sudah expert dalam bidang tersebut memberikan solusi pembuatan custom dashboard untuk monitoring layanan RT/RW-Net di Depok dan Tangerang.
Projek monitoring RT/RW-Net yang dimulai pada semester 2 tahun 2020 ini melibatkan banyak pihak, seperti Telkom Regional 2, NITS (DSO-DIT), DSS, Netmonk, Pemkot Tangerang, dan Pemkot Depok.
Doni Bahtiar, CEO Netmonk mengatakan proyek yang dikerjakan selama kurang lebih setengah tahun dari awal hingga selesai pengerjaan, tidak luput dari proses panjang yang melelahkan.
Kesulitan yang Netmonk hadapi juga beragam seperti administrasi, teknis, development hingga proses assessment security untuk comply dengan peraturan yang lebih tinggi dari project lainnya.
“Prosesnya diawali dengan meeting permintaan support regional-2 karena sudah kontrak. Lalu dilanjutkan dengan gathering information bersama setelah itu, proses pembuatan dashboard. Kemudian proses implementasi yang selesai dengan estimasi dua bulan. Selanjutnya penyelesaian administrasi dan masih lanjut sampai sekarang (2021),” kata Doni.
Sementara, perwakilan Telkom Fier Napitu menjelaskan Netmonk merupakan start-up internal Telkom yang secara portofolio memang banyak membuat produk-produk dashboard.
"Apa yang ditawarkan oleh Netmonk secara teknis memungkinkan dan secara harga juga make sense untuk kami implementasikan," jelas Fier Napitu.
Alhasil, melalui proses yang panjang, hasil dari projek monitoring RT/RW-Net ini akhirnya bisa dirasakan juga oleh UMKM dan masyarakat Depok dan Tangerang.
Manfaat yang didapat oleh masyarakat setempat yaitu layanan internet gratis tanpa pungutan biaya. Sedangkan manfaat yang didapatkan oleh pemerintah yaitu kegiatan reporting menjadi lebih mudah, penggunaan anggaran yang bisa dipertanggungjawabkan dan dapat melakukan monitoring efisiensi dari delivery layanan pemerintah.
Fier mengatakan masyarakat sangat terbantu sekali dengan adanya proyek tersebut.
"Ketika saya lihat di chat room, mereka tunjukkan antusiasme bahkan ada RW-nya itu yang merekam video dan ada yang berkomentar mereka sangat mengapresiasi sekali. Walaupun (proyek) ini dari Pemkot sebenarnya tapi memang mereka mengapresiasi Telkom (juga). Intinya masyarakat dan pemda sudah pua dengan layanan kami,” imbuhnya.
Fier menjelaskan projek kolaborasi Telkom x Netmonk untuk monitoring RT/RW-Net di Depok dan Tangerang ini bisa dikatakan sukses dan berhasil yang terbukti dengan reaksi masyarakat dan pemkot setempat.
"Ke depan bisa mengimplementasikannya di daerah-daerah lain, karena ini (merupakan) kebutuhan masyarakat modern go digital," pungkas Fier. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia