Kiprah Retno Iswari; Mengajar dan Berbisnis Kecantikan hingga Usia 71 Tahun

Awalnya Sukses Obati Jerawat dengan Racikan Sendiri

Kamis, 24 Februari 2011 – 08:36 WIB
Retno Iswari Tranggono mengembangkan produk kosmetik Ristra berbasis ilmu medis. Foto: Dok. Pribadi for Jawa Pos

Nama dr Retno Iswari Tranggono SpKK di dunia kecantikan tanah air tidaklah asingSebagai dosen, dia termasuk pendiri bagian bedah kulit dan kosmetologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI)

BACA JUGA: Berkat Teka-teki Silang, 550 Mahasiswa Binus Masuk Buku Rekor Dunia

Sebagai pebisnis, dia juga tergolong ulet dan  sukses

-------------------------- ---------------------
RESTU DISTIAMARDIANTI, Jakarta
---------------------------- -------------------
Bangunan bermodel ruko tiga lantai itu terletak di lokasi yang cukup strategis di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

BACA JUGA: Menjadi Tamu VIP di NBA All-Star 2011 di Los Angeles (3-Habis)

Ada tulisan yang cukup mencolok di depan bangunan tersebut: Grand House of Ristra


Itulah gerai kecantikan yang didirikan dan dikelola dr Retno Iswari Tranggono SpKK sejak 30 tahun lalu

BACA JUGA: Menjadi Tamu VIP di NBA All-Star 2011 di Los Angeles (2)

Siang itu, ketika Jawa Pos berkunjung ke sana, area lantai 1 (tempat perawatan) yang dindingnya didominasi warna hijau hampir dipenuhi para pelangganAda yang sekadar membeli produk perawatanAda juga yang melakukan perawatan wajahMereka yang melakukan perawatan masuk ke beberapa kamar di lantai 1 tersebut

Naik ke lantai 2, ruang dipenuhi berbagai produk kosmetikSemuanya merupakan racikan sendiri"Bahan kosmetik yang dibikin di sini sudah melewati tahap-tahap pengujian dan penelitianKebetulan, di tempat ini kami punya laboratorium sendiri," tutur Retno kepada Jawa Pos sambil memperlihatkan aneka produk kosmetik buatan sendiri itu

Aneka produk kosmetik tersebut ditata dengan sangat rapiWarna kemasan produk untuk setiap kategori usia pun dibedakanKemasan kosmetik untuk usia remaja didominasi warna oranyeUntuk usia produktif (25?50 tahun), kemasan produk didominasi warna hijauSedangkan untuk usia di atas 50 tahun, kemasan berwarna cokelat

Di tangan Retno, gerai kecantikan itu kian berkembangBahkan, kini dia sudah punya cabang di sejumlah kota di Indonesia"Terjauh, gerai Ristra berada di JayapuraNext, kami membangun gerai baru di Medan," ungkap perempuan kelahiran Jakarta, 17 November 1939, tersebutSebagian besar usaha itu berkembang lewat sistem franchise atau waralabaGerai itu, antara lain, tersebar di Bandung, Purwokerto, Bogor, Bangka, Jogjakarta, Samarinda, Solo, dan Bengkulu

Jika Retno akhirnya menggeluti dunia kecantikan, itu bukan sesuatu yang tiba-tibaItu tidak lepas dari latar belakang pendidikannya sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin di FK UI"Saya lebih tertarik mendalami segala sesuatu yang berhubungan dengan kulit dan kecantikan," ujar perempuan yang juga menjabat presiden direktur PT Ristra Indolab, pengelola Grand House of Ristra, tersebut

"Menurut saya, tidak ada cara instan untuk menjadi cantik," ujar peraih penghargaan Entrepreneur of The Year 2001 untuk bidang industri dan manufaktur dari Ernst & Young, Jakarta, itu

Retno menceritakan, menggabungkan ilmu medis dan perawatan kecantikan dia lalui lewat proses otodidak alias belajar sendiriAwal-awal dia melakukan penggabungan tersebut, metode itu di Indonesia masih cukup asingDitambah lagi, buku-buku yang dijadikan acuan masih sangat terbatasTapi, Retno tak patah semangatApalagi, sang suami, dr Suharto Tranggono SpKJ yang juga seorang kolonel TNI-AU, memberikan dukungan penuh. 

Ketika buku-buku yang diinginkan sebagai acuan mendalami penggabungan ilmu medis dan perawatan kecantikan masih sangat terbatas, Retno mendapatkan hadiah dari suaminya"Saya ingat, kala itu tahun 1965," tutur RetnoBuku tersebut berjudul The Structure and Function of The Skin, membahas soal kecantikanBuku itu dikirim suami Retno saat berdinas di Eropa untuk tugas belajar sebagai dokter AURI (kini TNI-AU)
   
"Mendapatkan buku itu pun tidak mudahKarena dikirim pada 1965 yang saat itu tengah bergejolak, paket kiriman dari luar negeri benar-benar diperiksaBahkan sampai sekarang saya belum membaca isi surat yang dikirim suami bersama buku itu," kenangnya"Sampai sekarang, buku tersebut masih saya simpanBuku itulah yang selalu menjadi inspirasi saya," lanjutnya

Jika akhirnya Retno membuka usaha di bidang kosmetik dengan menggabungkan ilmu medis yang dimiliki, itu sebenarnya berawal dari pengalaman pribadi yang tanpa sengajaYakni, ketika dirinya mendapat kesempatan menjadi guru di Viva Health and Beauty Institute milik Bo Tan Tioa, pendiri Viva Cosmetics

Di tempat itulah Retno berkesempatan meneliti berbagai hal mengenai kecantikan kulit, termasuk penyebab timbulnya jerawat, sekaligus menemukan obat penangkalnyaSaat itu, Retno menerima banyak keluhan masyarakat soal jerawatAwalnya, dia menulis resep obat tersebut ke apotekTapi, pasiennya tetap mengeluh karena menurut mereka racikan obat yang dibuat apotek tidak cocok alias banyak komplain

Dari pengalaman-pengalaman itulah, Retno lantas tergugah untuk melakukan serangkaian penelitianSelanjutnya, dia memutuskan untuk meracik sendiri produk kosmetik di garasi rumahnyaTernyata, banyak yang cocok dengan racikan Retno

Dia mengungkapkan, awalnya dirinya ragu-ragu ketika mulai terjun menjadi pebisnisApalagi dirinya seorang dokterNamun, akhirnya dia memutuskan untuk membuka usaha sendiri"Saya berpikir bagaimana kalau produk itu saya kembangkan," tutur nenek bercucu enam tersebut.

Usaha Retno tersebut mulai dikembangkan pada 1981Itu dianggap sebagai tonggak sejarah dirinya mulai memasuki dunia bisnisBersama suami, Retno mendirikan PT Dwi Citra Utama dengan label produk RistraNama Ristra adalah singkatan dari Retno Iswari-Suharto TranggonoDi perusahaan kosmetik tersebut, suaminya mengurusi manajemen dan Retno berkutat pada research and development

Retno menjelaskan, dirinya mempelajari secara serius karakter kulit berdasar kondisi geografisMenurut pemikirannya, kulit penduduk Asia dengan iklim tropis berbeda dari penduduk di negara empat musim"Karena itu, kalau memakai kosmetik yang sebenarnya ditujukan untuk penduduk subtropis, tentu tidak bakal cocok," paparnya.

Dia lantas mencontohkan kandungan tabir surya, yakni sun protection factor (SPF), yang sebenarnya berpotensi membuat kulit semakin gelap"Sebab, tabir surya dengan SPF tinggi banyak dipakai bule untuk membuat kulit menjadi cokelat," ungkap peraih sejumlah penghargaan internasional tersebut.

Retno juga mengungkapkan proses chemical peeling (pengelupasan)Proses tersebut dapat membuat kulit kian tipisNah, menurut dia, pengelupasan itu tidak dianjurkan diterapkan di negara tropis seperti Indonesia"Patut diingat, negara tropis memiliki tingkat kelembapan lebih tinggi daripada negara subtropis seperti Eropa dan Amerika," jelasnya.

Karena itu, lanjut dia, banyak konsumen yang belum memahami benar karakter kulitnyaAlhasil, banyak efek samping yang tidak disadari konsumen"Secara jangka panjang bisa memicu kankerTentu konsumen tidak menginginkan hal itu, tapi lebih disebabkan ketidaktahuan merekaKarena itu, lewat The Science of Beauty, saya berharap bisa memberikan edukasi mengenai kecantikan," tutur perempuan yang gaya bicaranya selalu bersemangat tersebut.

Retno pun tidak semata menekuni bisnis kecantikanSejak 2006, dia membuka pusat pelatihan dokter kosmetologi medis dan ahli kecantikan bernama Ristra InstituteDia melengkapi berbagai peralatan kecantikan yang mendukung"Seluruh dokter yang disebar di seluruh gerai Ristra pasti mengikuti pendidikan di Ristra Institute," tegasnya.

Selain mengajar khusus untuk dokter yang ditugaskan di gerai Ristra, pihaknya membuka layanan tersebut untuk umumRetno sangat getol menularkan ilmu yang dimilikiDi sisi lain, dia pun masih kerap diundang untuk menjadi pembicara dalam acara seminarBagi dia, cukup menyenangkan bisa berbagi ilmu yang dimiliki

Retno pun tidak pernah merasa cukup atas ilmu yang dimilikiKarena itu, dia terus menambah ilmuSalah satunya dengan membaca(ditambah dari sumber lain/c11/c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiket Termurah Melonjak Jadi Rp 5 Juta per Lembar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler