JAKARTA - Rencana penambahan tiga pesawat Sukhoi baru dari Rusia tertundaKepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Bambang Soelistyo mengungkapkan jadwal semula pengiriman jet tempur itu dilakukan pertengahan bulan ini dan bulan depan
BACA JUGA: Anak Buah Aburizal Bakrie Pimpin Pansus Angket Century
"Tertunda menjadi sekitar Oktober 2010," katanya di Jakarta, Jumat (4/12).Marsekal bintang satu itu menjelaskan, tertundanya kedatangan tiga Sukhoi tersebut dikarenakan masalah administrasi
BACA JUGA: Tak Cukup Hanya Serahkan LHKPN
Perwira tinggi asal Jogjakarta itu menjelaskan, tiga Sukhoi yang akan tiba itu adalah jenis Su-27SKMBACA JUGA: Robert Merasa Dikambinghitamkan
"Operasionalnya segera dilakukan setelah pesawat siap," imbuhnya.Pada 2003 Indonesia membeli dua Sukhoi jenis SU-30MK dan dua SU-27SKKemudian Dephan membeli lagi enam pesawat Sukhoi pada 2007 senilai USD 300 juta atau sekitar Rp 2,85 triliunEnam Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKMTiga Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009 dan sudah berada di Skuadron 11 Sukhoi Makassar, Sulawesi Selatan.
Pesawat yang dimiliki TNI-AU saat ini 228 buah dan meliputi berbagai jenisSedangkan yang kondisinya siap terbang hanya 94 pesawat atau 41,69 persen yang bisa dioperasikan dengan baikSelebihnya tak lagi berdaya karena usia pesawat sudah tuaMisalnya OV-10 Bronco dan A-4 Skyhawk yang sudah tidak digunakan
Dari 228 pesawat yang ada, kekuatan pesawat tempur tercatat 75 buah dengan kesiapan 27 pesawatPesawat tempur andalan TNI-AU, selain Sukhoi yang sudah ada, adalah F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger, serta jenis Hawk.
Sedangkan pesawat angkut 51 buah dengan kesiapan 21 unitPesawat latih sebanyak 53 buah dengan kesiapan 25 pesawatMenurut Bambang, TNI-AU terus berupaya secara maksimal meningkatkan kemampuan operasional pesawat yang dimilikinya.
Tekad meningkatkan jumlah pesawat yang siap dioperasikan didorong perkiraan ancaman yang akan dihadapiPada 2010, perkiraan ancaman akan meningkat di wilayah udara Indonesia, terutama di sepanjang jalur alur laut kepulauan Indonesia, Selat Malaka, dan perbatasan wilayah Indonesia(rdl/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Titip Pesan Melalui Tim 9
Redaktur : Antoni