jpnn.com, SAMARINDA - Kompetensi seorang guru harus diasah secara konsisten. Tak jarang para guru melakukan berbagai upaya untuk memajukan kualitas pengajarannya, seperti pengalaman dua guru sekolah yang menjadi penggawa pendidikan asal Samarinda.
Demi tekadnya menjadi seorang pendidik, Rachmad Syarif rela merantau ke Samarinda yang jauhnya 12 jam perjalanan dari Berau, kota asalnya.
BACA JUGA: Diana Laila Resmi Jadi Guru Besar UTA 45 Jakarta di Era Kepemimpinan Rudyono Darsono
Sehari-hari, Syarif, begitu sapaannya, mengajar sebagai guru bahasa Indonesia di SMPN 4 yang merupakan salah satu sekolah unggulan di kota Samarinda.
Mengajar di sekolah unggulan bukan berarti Syarif tidak menemui tantangan, apalagi berhadapan dengan ratusan remaja yang sedang giat-giatnya menggali potensi diri sesuai minat masing-masing.
BACA JUGA: Guru Bingung Buat Materi Pembelajaran, Manfaatkan AI
Keberagaman minat para murid inilah yang membuat Syarif harus mencari jalan tengah agar materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik tanpa menghalangi cara para siswa berekspresi di sekolah.
Salah satu contohnya adalah murid Syarif yang sudah sering menjuarai turnamen sepak bola, tentu sepak bolalah yang menjadi ketertarikan utamanya, maka Syarif memasukkan banyak perumpamaan sepak bola saat menyampaikan pelajarannya.
BACA JUGA: Dirjen Nunuk Minta Pemda Menambah Usulan Formasi PPPK Guru 2023
Syarif pun berusaha memotivasi siswanya agar terus konsisten mengejar prestasi sesuai ketertarikan mereka.
"Saya berharap, cara semacam ini akan lebih mudah diterima dan dipahami," kata Syarif dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (27/6).
Syarif tidak hanya membuat siswa-siswanya lebih semangat belajar, tetapi juga menjadikan guru sebagai sosok yang kehadirannya selalu dinanti.
Lain lagi dengan kisah Sotinsia Desi. Kepindahannya dari pusat kota ke sisi utara Samarinda, tepatnya di Lempake, lebih dari sekadar mutasi ke sekolah baru.
Dia meninggalkan zona nyaman setelah lebih dari 10 tahun mengenyam karier sebagai guru. Di SDN 007 Lempake, Samarinda Utara,
Desi, panggilan akrabnya, menerima amanah sebagai kepala sekolah untuk terus menghidupkan denyut pendidikan di dalam ruang-ruang kelas yang sangat sederhana di sekolah yang dibangun sejak tahun 1970-an tersebut.
Menjadi kepala sekolah di usia muda membuat Desi juga berhadapan dengan rekan guru dengan rentang usia beragam, termasuk yang lebih senior.
Hal ini membuat Desi harus berusaha keras melakukan pendekatan agar rekan-rekannya dapat lebih membuka diri untuk metode pengajaran yang lebih sesuai dengan generasi saat ini.
Desi menghadapi berbagai tantangan selama menjadi kepala sekolah, mulai dari beradaptasi dengan budaya yang berlaku di sekolah, metode belajar mengajar masih berporos pada guru, hingga partisipasi murid di kelas.
Berangkat dari tekad kuat untuk menggawangi kelangsungan pendidikan yang lebih baik di Samarinda, Syarif dan Desi tidak hanya aktif di komunitas guru.
Keduanya juga mengikuti seleksi program Ekosistem Pendidik Profesional (EPP) yang merupakan kolaborasi antara Putera Sampoerna Foundation melalui inisiatif School Development Outreach dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) yang berlangsung sejak 2022.
Program EPP telah melatih 30 peserta guru terpilih secara intensif untuk menjadi Fasilitator Kota di wilayah Samarinda.
Fasilitator Kota akan berperan sebagai roda perubahan dalam penyelenggaraan pelatihan di Samarinda sesuai dengan kebutuhan guru sekitar.
Para guru peserta EPP diberikan pelatihan mengenai Kurikulum Merdeka dengan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan di kelas serta pelatihan lainnya yang menunjang peningkatan profesionalisme para guru.
Sebagai institusi bisnis sosial yang berkomitmen untuk membantu meningkatkan pendidikan Indonesia selama lebih dari 20 tahun, PSF-SDO bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) mengupayakan pemerataan akses pendidikan di Samarinda yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Samarinda.
Pengalaman Syarif dan Desi dalam program EPP serta kegiatan Educators Sharing Network mewujudkan komitmen PSF dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kemitraan terpercaya bersama PT SMI.
Pengalaman dan rekam jejak PSF selama lebih dari dua dekade mengukuhkan PSF sebagai mitra yang terpercaya bagi berbagai pihak dalam setiap program kerja sama.
Untuk ke depannya, PSF melalui SDO selalu menyambut baik inisiatif pihak yang sama-sama memiliki kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia dalam berbagai program kolaborasi yang bertujuan memperluas pemerataan akses pendidikan.
Juliana, Head of Program & Development, Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach, mengungkapkan pelaksanaan Educators Sharing Network membuktikan bahwa kolaborasi antara PSF-SDO dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) menjadi langkah besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia melalui pengembangan kompetensi guru di Samarinda.
"Melalui EPP, kami percaya bahwa Samarinda memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk memberikan kontribusi pada kualitas pendidikan di daerahnya dan akan terus menyebar luas," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmi Pensiun, Jack Ma Rindu jadi Guru Sekolah Lagi
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad