Kisah Anak Tukang Servis AC Penerima Beasiswa Global Sevilla, Sempat Ditolak Sekolah Negeri

Selasa, 17 Agustus 2021 – 23:25 WIB
Wahyu Raihan, alumni Global Sevilla School dengan lukisan Tari Legong, hasil karyanya. Foto dokumentasi pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Kata-kata Bapak Proklamator Soekarno ini sangat merasuk di hati Wahyu Raihan, alumni Global Sevilla School.

Pelajar kelahiran Temanggung, 4 Oktober 2003 tersebut sejak kecil punya cita-cita menjadi perupa ternama di Indonesia. Wahyu memang punya bakat di bidang seni rupa. Banyak penghargaan yang diraihnya di bidang seni rupa.

BACA JUGA: Dapat Beasiswa, Anak Pedagang Kecil Ini Pengin Mengikuti Jejak Sandiaga Uno

Di antaranya juara 1 lomba desain masker yang diselenggarakan Yayasan Cinta Anak Bangsa, juara 3 lomba poster besutan Universitas Delihusada.

Beruntung, kedua orangtuanya, Triyono dan Endang Suwartini jeli melihat bakat Wahyu. Di tengah keterbatasan ekonomi, ayah Wahyu yang seorang tukang servis AC membelikan peralatan untuk melukis. Dengan alat lukis sederhana itu Wahyu mengasah bakatnya.

BACA JUGA: Gandeng Kahmipreneur, Sandiaga Uno Beri 1.000 Beasiswa Untuk Pelajar Hingga Anak Yatim Piatu

"Saya memang suka melukis sejak kecil. Saya tertarik dengan seni rupa murni karena lebih kental dengan budaya Indonesia," kata Wahyu kepada JPNN com dalam rangkaian peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Selasa (17/8).

Diceritakan sulung dari tiga bersaudara ini, untuk mendapatkan beasiswa Globall Sevilla tidaklah mudah. Apalagi kemampuan akademik Wahyu terbilang biasa.

BACA JUGA: Pemerintah Sebaiknya Beri Beasiswa Bagi Anak yang Yatim Piatu Akibat COVID-19

Saat lulus SD negeri, nilai Ijazahnya rendah sehingga tidak memenuhi syarat masuk SMP negeri. Untuk masuk SMP swasta, orang tua Wahyu tidak mempunyai biaya yang cukup. Karena itu, Wahyu dimasukkan ke Yayasan Cinta Anak Bangsa. Yayasan ini khusus membiayai anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Mereka memfasilitasi sekolah Wahyu sampai tamat SMA bahkan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Kedua orangtuanya yakin bahwa di Yayasan Cinta Anak Bangsa, Wahyu bisa berkembang.

“Saya sangat bersyukur bisa melanjutkan pendidikan. Ini menjadi kesempatan emas bagi saya untuk meningkatkan derajat keluarga saya," tutur Wahyu.

Ketika Wahyu duduk di kelas 3 SMP, orang tua Wahyu mendapatkan informasi bahwa Yayasan Cinta Anak Bangsa membuka kerja sama dengan Global Sevilla School untuk memberikan beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi. 

Wahyu berminat dengan peluang tersebut, karena itu dia giat belajar agar bisa memenuhi syarat mendapatkan beasiswa. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Dia mendapatkan ranking 3 besar di kelasnya. 

Prestasi itu dipertahankan sampai kelas 10, dan ketika ikut seleksi penerimaan beasiswa dari Global Sevilla School Wahyu lulus.

“Mendapatkan beasiswa di Global Sevilla School mengubah diri saya. Kemampuan saya meningkat pesat karena metode pembelajarannya sangat berbeda dengan sekolah saya sebelumnya," ungkapnya 

Selama menempuh pendidikan di Global Sevilla School, Wahyu sangat percaya diri. Dia tidak malu apalagi rendah diri meskipun dirinya dari keluarga kurang mampu.

Keinginannya menjadi orang besar memacu semangatnya. Wahyu makin mengasah kemampuannya di bidang seni karena bertekad melanjutkan studi di perguruan tinggi negeri (PTN) favorit. 

Apalagi kata Wahyu, kepekaan pihak sekolah dalam mengembangkan bakat dan minat para muridnya membuat siswa lebih memiliki tujuan ke depan. Selain itu, sekolah menyediakan layanan konsultasi yang menuntun Wahyu menemukan bidang apa yang cocok untuk digeluti di jenjang pendidikan lebih tinggi.

"Alhamdulillah, saat ini saya resmi menjadi mahasiswa baru di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dengan jurusan Seni Murni," ujarnya.

Yang membuat Wahyu dan orangtuanya gembira, selama menempuh pendidikan tinggi, tidak perlu keluar dana lagi. Wahyu berhasil mendapatkan beasiswa KIP kuliah. Dia pun makin percaya dengan pernyataan Bung Karno bahwa mimpi itu harus setinggi langit 

"Saya punya mimpi dan cita-cita kuliah sampai S3. Saya ingin membuktikan, status sosial bukan halangan untuk jadi orang besar," tegasnya.

Selain itu, lanjut Wahyu, peran sekolah dan orang tua dalam membantu mengembangkan potensi diri menjadi faktor utama. Di samping kerja keras dan semangat belajar yang terus ditanamkan dalam dirinya. (esy/jpnn)


Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler