Kisah Bos Bandit yang Ketakutan, Akhirnya...

Minggu, 24 April 2016 – 12:26 WIB
DIINTEROGASI: Syafrizal alias Icap Maik menyerahkan diri kepada polisi, Kamis malam (21/4), pukul 23.30. Foto: Fajar Rillah/Padang Ekspres

jpnn.com - LIMAPULUH KOTA - Syafrizal alias Icap Maik yang diyakini polisi sebagai bos The Bandits dengan wilayah operasi Sumbar-Riau, akhirnya menyerahkan diri.

Pria 30 tahun asal Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota itu menyerahkan diri kepada polisi, Kamis malam (21/4), pukul 23.30, setelah anak buahnya tewas.

BACA JUGA: Simsalabim, HP Samsung Berubah Jadi Potongan Keramik

Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto kepada wartawan mengatakan, Syafrizal alias Icap Maik (dibaca warga Manggilang dengan lafadz Capmaek), menyerahkan diri dengan diantar empat familinya. 

Sebelum menyerah, Icap sempat bersembunyi di dalam hutan belantara, di perbatasan Nagari Manggilang dengan Nagari Kotoalam.

BACA JUGA: Hmm..Lagi Indehoy, Muncikari Anggita Sari Ditangkap

Selain di hutan, Icap pernah pula bersembunyi di kawasan Barulak dan Tanjuangalam, Kecamatan Tanjuangbaru, Kabupaten Tanahdatar. Setelah itu, Icap kabur ke kawasan Salayo, Kabupaten Solok, dengan menyamarkan identitasnya. 

”Di Salayo, saya mengaku sebagai Rudi asal Lubuakbasuang, Agam. Saya tinggal di rumah orangtua angkat bernama Pak Basyir,” cerita Icap.

BACA JUGA: Lama Tak Begituan, Mbah Duleni Garap Ponakan

Selama menyamar di Salayo, perasaan Icap tidak tenang. Terbayang terus polisi mengejarnya. Sehingga Icap meninggalkan kampung dingin itu, dengan bertolak ke Pulau Cingkuak, Pesisir Selatan. 

Di objek wisata tersebut, Icap bekerja sebagai penjaga toilet umum. Sesekali, Icap bertemu wisatawan asal Payakumbuh dan Limapuluh Kota. ”Saya tanya-tanya, apa kejadian di Limapuluh Kota,” kata Icap. 

Dari Pulau Cingkuak, Pesisir Selatan, Icap mendapat kabar, kalau Limapuluh Kota tengah dihebohkan dengan tewasnya Rafi Ricardo alias Rafi, anggota geng The Bandits, dalam penyergapan yang dilakukan polisi di Desa Tambak, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. ”Saya sudah yakin, pasti Rafi yang ditembak,” ujar Icap kepada wartawan.

Icap menuturkan, saat mendengar Rafi sudah tewas, dia semakin takut. Jangan-jangan, setelah Rafi, dia pula yang akan mati. Karena perasaannya tidak tenang, Selasa lalu (20/4), Icap meninggalkan Pulau Cingkuak. Lalu, kembali ke Solok. Setelah dua hari di Solok, Icap memutuskan kembali pulang ke Limapuluh Kota. 

Saat menaiki bus PO Tabek Biru jurusan Solok-Pekanbaru, Icap mendengar cerita dari sopir bus dan penumpang, kalau ke Pekanbaru, kini sudah aman. Karena, tidak ada lagi pemalak di Manggilang. 

”Saya tanya ke sopir bus, sudah berapa lama Manggilang aman? Apa sebabnya? Dia jawab, The Bandits sudah ditangkap polisi. Sudah ada pula yang mati. Sekarang, tinggal Icap Maek namanya yang masih diburu. Mungkin akan ditembak jika ditemukan,” tutur Icap.

Cerita sopir dan penumpang bus itu membuat Icap semakin ketakutan. Sesampai di Manggilang, dia menemui pamannya. 

”Saya bilang ke mamak (paman), saya ingin menyerahkan diri. Saya takut ditembak. Saya menyesal memperkosa anak orang,” pungkas Icap Maek. 

Kepada Kapolres Limapuluh Kota, paman Icap mengaku siap menerima apapun yang diberikan kepada keponakan mereka. ”Silahkan proses pak. Kami menyerahkan Icap,” kata paman Icap. (frv/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nisa Dibantai, Jasadnya Dibuang di Embung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler