Kisah Bung Karno Diayun Manap Sofiano

Jumat, 09 Oktober 2015 – 15:20 WIB
Bung Karno. Foto: Istimewa.

jpnn.com - BUNG Karno dikenal sebagai tukang ayun ulung. Tapi, dalam kisah kali ini, dia yang kena ayun.

=======
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
=======

BACA JUGA: King...I am Liem Swie King (3/habis)

Adalah Manap Sopiano, pemain sandiwara ulung dalam grup tonil Monte Carlo asuhan Bung Karno semasa di Bengkulu (1938-1942). 

Suatu hari, Manap Sofiano ke pasar lelang. Dia membeli piano. Kepada tukang lelang, Manap berkata, "untuk pembayarannya, Soekarno yang akan menjadi penjamin pribadi."

BACA JUGA: Kisah Asmara Liem Swie King dan Eva Arnaz Hanya Ada Di Sini...

"O...begitu," jawab si tukang lelang, "kalau tuan kawan Soekarno, baiklah..."

Singkat cerita, tiga bulan kemudian Manap Sopiano berkemas-kemas. Dia hendak pindah. Piano yang dibelinya di tukang lelang dibawa serta. 

BACA JUGA: King...I am Liem Swie King (1)

Sebelum pergi Manap Sofiano dipanggil Bung Karno. 

"He, kasih padaku surat perjanjian yang diketahui kepala kampung, bahwa engkau berjanji untuk membayarnya. Dengan begitu, kalau kau lupa, aku memiliki dasar hukum," kata Soekarno, sebagaimana termaktub dalam Bung Karno--Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams.

Berbulan-bulan kemudian, tak ada kabar berita dari Manap Sofiano. Bung Karno pun menyuratinya.

"Waktunya sudah tiba. Bayar utangmu, kalau tidak, akan kuajukan kamu ke pengadilan," ancam Bung Karno.

Manap Sofiano membalas surat itu. "Aku tak peduli dengan diriku, tetapi aku memiliki lima anak. Kalau aku masuk penjara, mereka akan menderita."

Menurut cerita Bung Karno, tentu saja dirinya tak mau menyakiti anak-anak yang tidak bersalah. 

"Jadi apa lagi yang kulakukan? Aku kemudian membayar utangnya yang berjumlah 60 rupiah itu. Di samping itu aku menyadari dia memang pemain sandiwara yang ulung," kenang Bung Karno.

Sosok Manap Sofiano ini agaknya cukup membakas di hati sang proklamator. Di bagian terpisah, begini kata Bung Karno, "Manap Sofiano seorang pemain yang menjalankan peran primadona dalam pertunjukanku."

Sakadar informasi, di samping lihai berpolitik, presiden pertama Indonesia juga lihai berkesenian. 

Saat dibuang ke Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (1934-1938) setidaknya delapan naskah tonil (semacam sandiwara teater) berhasil digarap dan dipertunjukkan. 
 
Karyanya antara lain, Rahasia Kelimutu, Rendo, Jula Gubi, KutKuthi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dijnamiet, dan Dr. Syaitan.

Dan ketika dibuang ke Bengkulu, Si Bung kembali menggarap grup tonil. Di sinilah dia jumpa Manap Sofiano si raja ayun. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketahuilah, Hanya Jenazah Bung Tomo yang Bisa Dibawa Pulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler