Kisah Buwas: Demi Keadilan Rela Kehilangan Bintang Dua

Sabtu, 19 Desember 2015 – 22:03 WIB
Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Budi Waseso (kiri) saat berdiskusi dengan awak media di Bogor, Jawa Barat. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com - BOGOR - Mungkin tak banyak laki-laki bisa mempertahankan komitmennya. Hanya diberi cobaan atau iming-iming sedikit, banyak dari mereka langsung berganti haluan.

Apalagi ketika di hidup tengah-tengah lingkungan yang koruptif. Kejujuran dan hawa nafsu berperang hebat.

BACA JUGA: Awas, Kasus Lino Jadi Sinyal untuk Bu Rinso

Nah, ada kisah pendek dari Komisaris Jenderal Budi Waseso. Pria yang akrab disapa Buwas ini berani dan tegas dalam menjalani tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

"Untuk apa takut, kita harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan," ucap Buwas saat diskusi dengan awak media di Bogor, Sabtu (19/12)

BACA JUGA: Polri Didesak Segera Tahan RJ Lino

Sebagai nakhoda anyar Badan Narkotika Nasional (BNN), pria kepala lima ini selalu mengatakan kepada anak buahnya agar tidak takut selama memegang teguh kebenaran. Apalagi ketika menegakkan hukum.

"Saya bilang ke anggota, jangan ragu kalau benar," tegasnya.

BACA JUGA: Pengacara SP-JICT Optimistis Lino Tak Akan Lolos dari Jerat KPK

Buwas mengakui, masih ada penegak hukum Indonesia yang terlalu bertele-tele. Berani berucap tanpa bertindak. Betapa tidak, hanya karena takut dituntut balik, banyak petugas mengurungkan niatnya untuk mengungkap sebuah kasus. Apalagi menyangkut nama-nama besar.

"Jangan takut melanggar HAM, karena setiap penegakan hukum pasti melanggar HAM. Manggil paksa saja itu sudah pelanggaran HAM. Apalagi menembak," paparnya.

Sebelum bintang tiga melekat di bahunya, dia sering mendapat tekanan dari atasannya. Buwas menceritakan saat di menjabat sebagai Kapolda Gorontalo tahun 2012. Pada waktu itu, pria lulusan Akpol 1984 ini masih berpangkat Brigadir Jenderal.

Dengan bintang satu di bahunya, dia menghadapi seorang Gubernur Gorontalo pada saat itu. Menurut dia, sang gubernur sedikit menyeleweng. Buwas pun melawan.

"Gubernur pada saat itu mengadukan saya kepada Kapolri. Di situ saya tidak jadi naik pangkat. Di situ jugalah saya dimutasi dari Kapolda Gorontalo," keluhnya.

Benar, sang Gubernur mengadukan Buwas kepada Kapolri. Buwas pun dimutasi menjadi seorang dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. "Di sana saya ngajar tembak," ujarnya.

Meski begitu dia ikhlas. Walau tak berapa lama, Buwas dipanggil kembali menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Dalam beberapa bulan menjabat, dia langsung mengobrak-abrik skandal korupsi di PT. Pelindo II yang mengkibatkan negara merugi puluhan miliar.

Tak tanggung-tanggung, di tangannya dia langsung menghantam pejabat teras di tubuh Pelindo II. "Setiap pagi saya selalu tanya ke penyidik, gimana perkembangannya. Sampai mana sudah diperiksa," jelasnya.

Meski di tengah jalan, Buwas harus rela dipindahkan lagi sebagai Kepala BNN. Sampai detik ini Buwas hanya tersenyum ketika ditanya mengapa dirinya dipindahkan.

Lalu dia menceritakan, bahwa dalam tubuh Polri sangat rentan dengan intervensi. Apalagi ketika tengah menghadapi penjahat berdasi yang dekat dengan tampuk pemimpin negeri. Buwas tak sungkan-sungkan menyebutkan, siapapun harus bersiap setengah jabatan dan kedudukan bisa digadaikan.

"Polisi itu rentan terhadap intervensi. Celakanya polisi mau diintervensi. Kalau bisa jangan mau, demi menegakkan keadilan. Pengalaman saat Kapolda Gorontalo. Saya tidak mau diatur-atur, kasus tetap saya jalankan, walau akhirnya dicopot tidak jadi bintang 2," kenangnya.

Kini, di bawah naungannya, BNN berubah warna lantaran ide-ide gila Buwas. Semua dia gagas, mulai pemberantasan dari hulu sampai hilir. Bahkan dia berencana menyediakan penjara khusus untuk bandar narkoba di pulau terluar yang dikelilingi buaya. 

"Selama masih manusia yang menjaga pasti ada peluang bandar untuk menyogok, tapi kalau buaya kan ga bisa disogok," itu alasannya.

Semua stake holder dari eksekutif sampai organisasi masyarakat diajaknya bekerja sama untuk menumpas bahaya narkotika. Begitulah Buwas, kapan dan dimanapun ditempatkan, dia berjanji melakukan tugasnya sesuai dengan apa yang menurutnya benar.

"Saya tidak lebai. Dimanapun saya berada, saya akan menjaga amanah demi bangsa dan tanah air," tegasnya. (mg-4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Solusi yang Tawarkan Kadin Atasi Polemik Ojek Online


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler