Kisah Dramatis Evakuasi Korban Longsor Banjarnegara

Minggu, 21 Desember 2014 – 06:04 WIB

jpnn.com - BANJARNEGARA - Evakuasi jenazah korban longsor Dusun Jemblung Desa Sampang  Kecamatan Karangkobar berlangsung dramatis. Saat hujan kian lebat dan kabut sudah mulai turun menutup pandangan mata, Sabtu (20/12) tepat pukul 13.30 tiba-tiba terdengar berita melalui radio Lettu Kristiyanto melaporkan kepada Dansatgas Kopassus Mayor Inf, Wahyu Yuniartoto. 

Dalam laporan itu, warga telah menemukan dua jenazah yang lokasinya 10 kilometer dari lokasi longsor. Korban ditemukan berada di seberang Sungai Ambal yang berarus yang deras dan sangat keruh.

BACA JUGA: Ternate Siaga Banjir Lahar Dingin Selama Sebulan

Serentak Dansatgas memerintahkan Tim 1 yang dipimpin Lettu Kristiyanto merapat ke jalan dan dalam waktu kurang dari dua menit sudah terkumpul 12 personel yang memiliki kualifikasi Selam Militer dan Pendaki Serbu. Setelah itu dilakukan briefing singkat mengenai tugas yang akan mereka emban dan perlengkapan yang harus dibawa. 

Setelah perlengkapan yang dibutuhkan seperti peralatan selam dan mountenering sudah disiapkan, Satgas bergerak dengan menggunakan satu unit Defender, satu unit Haglund dan satu unit Kendaraan SAR UNS menyusuri Sungai Ambal sejauh 10 kilometer, Medan yang sangat terjal dan hujan yang mengguyur deras membuat tim membutuhkan waktu 30 menit sampai ke lokasi. 

BACA JUGA: Banjir di Bandung Lebih Dahsyat dari 2010

Penyusuran terhenti ketika dalam perjalanan tim dihadang jurang yang sangat curam mencapai kemiringan 60 derajat dengan kedalaman jurang mencapai 50 meter. Dansatgas lalu memerintahkan Lettu Kristiyanto sebagai Dantim untuk menambatkan tali untuk menuruni jurang. "Tujuannya untuk memastikan posisi jenazah," ungkap Dansatgas Kopassus, Wahyu Yuniartoto, seperti diberitakan Radar Banyumas (Grup JPNN), Sabtu (20/12).

Enam personel yang dipimpin Sertu Reza segera menuruni jurang menggunakan teknik rappeling, lalu diikuti oleh anggota yang lain khususnya mereka yang akan mendapat tugas penyeberangan sungai. 

BACA JUGA: Ribuan Rumah Terendam Banjir, Camat Malah Berlibur

Sesampainya di lokasi, tim kembali melakukan briefing singkat dan orientasi medan. Dari briefing ini, ditunjuk Serda Buntoyo sebagai perenang rintis untuk masuk ke dalam sungai sekaligus menambatkan tali di tepi jauh sungai yang memiliki lebar hingga 70 meter. Suasana saat itu sangat dramatis. Arus Sungai Ambal yang sangat deras menggulung badan Serda Buntoyo hingga timbul dan tenggelam berkali-kali.  

Akhirnya tugas penyeberangan berhasil dilakukan meskipun Serda Buntoyo harus mengalami cidera lengan karena tergores bebatuan sungai. Lukanya harus harus dijahit sebanyak tujuh jahitan. Tantangan alam yang berat tidak menyurutkan tekad tim Kopassus. Tugas harus segera dituntaskan dan mereka berketad harus berhasil mengangkat dua jenazah di seberang sungai.

Setelah Serda Buntoyo berhasil menambatkan tali, satu-persatu anggota Satgas berhasil melintasi sungai. Hingga akhirnya empat orang berhasil mencapai tepi. Lalu tugas selanjutnya adalah mengangkat satu persatu jenazah ke dalam kantong. 

Proses evakuasi jenazah pertama berlangsung sangat pelik. Pasalnya beratnya mencapai lebih dari 80 kilogram. Karena evakuasi berlangsung dengan cara diluncurkan menggunakan tali, jenazah tersebut harus diangkat dan dinaikkan ke pohon. Kesulitan dialami, sebab kondisi jalan dan pohon sangat licin sehingga sangat menghambat langkah yang dilakukan oleh tim. Setelah berjuang keras, tim berhasil mengangkat jenazah tersebut ke atas pohon.

Segera setelah itu, cincin carabiner dipasang dan tali dikencangkan. Lalu jenazah diluncurkan menyeberangi Sungai Ambal sejauh 75 meter dan melewati jurang sedalam 50 meter. Jenazah diterima oleh tim di seberang sungai. Lalu jenazah diangkat ke atas cara ditarik oleh anggota yang berada di atas. 

Setelah jenazah pertama berhasil dievakuasi, lalu giliran jenazah kedua. Namun proses evakuasi kali ini berlangsung lebih mudah, sebab jenazah kedua jauh lebih ringan dibandingkan jenazah pertama. Proses evakuasi yang penuh perjuangan ini juga disaksikan oleh Aparat Kepolisian Resort Banjarnegara, Relawan Basarnas dan juga warga setempat. (drn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukittinggi Resmi jadi Kota Perjuangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler