Kisah Honorer K2 Sudah 14 Tahun Menunggu Nasib

Sabtu, 16 Juli 2016 – 19:00 WIB
Joko Indarto (kiri), 44, honorer K2 di SD Mijipinilan, Surakarta mengadukan nasibnya kepada Mendikbud Anies Baswedan. Ia meminta agar diangkat menjadi CPNS. FOTO: Mesya Mohamad/JPNN.com

jpnn.com - Masuknya revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2016 menjadi salah satu jalan untuk penyelesaian persoalan honorer K2. Revisi tersebut melahirkan harapan baru bagi nasib honorer K2.

Meski belum jelas kapan pembahasan dimulai, namun sebongkah harapan menjadi PNS masih terselip di masing-masing honorer K2.

BACA JUGA: Kaesang Pangarep KKN di Desa di Tengah Hutan, tak Gampang Ditemui

MESYA MOHAMAD - Jawa Pos National Network (JPNN.com)

ADALAH Joko Indarto, 44, honorer K2 di SD Mijipinilan, Surakarta. Sehari-hari dia bertugas sebagai‎ penjaga sekolah ditemani istrinya (bukan honorer K2). Sudah 14 tahun lamanya dia menjalani profesi tersebut.

BACA JUGA: Kisah si Cantik yang Diperkosa Tiga Pria di Tempat Pencucian Mobil

Bila dirunut ke belakang, Joko sebenarnya masuk honorer kategori ‎satu (K1). Entah mengapa, namanya kemudian masuk dalam K2.

Joko memang tipikal Jawa bingitz. Bahkan ketika namanya tidak masuk daftar K1, dia tidak protes sekalipun. Masih beruntung dia masuk dalam daftar K2 di Kota Surakarta.

BACA JUGA: Tinggalkan Warisan Race & Care untuk Surabaya

"Saya ini jauh dari "peradaban", nggak tahu apa-apa. Waktu pendataan K1, saya tidak tahu. Apalagi Dinas Pendidikan di sini juga tidak memasukkan nama saya, ya saya nrimo aja," ujar Joko yang dijumpai JPNN beberapa waktu lalu pascabanjir Surakarta dan sekitarnya.

Joko bisa masuk daftar honorer K2, setelah  teman-temannya sesama penjaga sekolah gol menjadi PNS jalur K1.

Ia pun nekat bertanya kepada kepala sekolahnya. Dan, akhirnya bisa masuk daftar K2.‎ Informasi di daerah tidak sekencang pusat. Honorer yang tidak aktif dalam forum-forum honorer sudah pasti ketinggalan informasi.

Joko kebetulan bukan golongan honorer yang aktif berorganisasi. Masih untung dia senang lihat berita di media massa. Begitu tahu ada pendataan, Joko yang didorong istrinya baru tergerak berjuang.

Hanya saja, Joko menolak untuk melakukan aksi demo. Sejak demo honorer K2 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Presiden Joko Widodo, ayah tiga putra ini tidak pernah ikut-ikutan turun ke jalan. Ia memilih jalan damai dan sabar menunggu.

Yang membuat dia kecewa adalah saat seleksi CPNS dari honorer K2 digelar pada 2013. Dia dinyatakan tidak lulus oleh Panselnas. Sementara rekannya sesama penjaga sekolah yang masa pengabdiannya lebih sedikit justru gol.

"Saya dilompati terus. Padahal saya mengabdinya tidak pernah putus. Pekerjaan saya cukup berat, apalagi kalau musim hujan. Saya pasti tidak tidur jaga-jaga kalau banjir," tuturnya.

Diceritakan Joko, pada 2007 terjadi banjir bandang di Surakarta yang merendam SD Mijipinilan. SD di mana dia bertugas memang lokasinya di wilayah cekungan. Itu sebabnya setiap hujan dengan intensitas sedang bisa merendam sekolahnya.‎

Setiap tahun Joko berteman dengan banjir. Tugasnya sedikit berkurang sejak 2009, kala itu Jokowi yang masih menjabat Walikota Solo membuat tanggul pembatas Sungai Bengawan Solo. ‎Dengan adanya tanggul itu, ketika musim penghujan air tidak masuk ke rumah penduduk lagi.

"Sudah sejak 2009 saya tidak disibukkan dnegan banjir lagi. Nanti tahun ini baru ada banjir lagi, tapi volumenya tidak separah di bawah tahun 2009," ucapnya.

Joko pun sempat mengadukan nasibnya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan. Kepada sang menteri, Joko mengatakan, ingin sekali diangkat PNS namun gagal terus. Padahal, tugasnya sebagai penjaga sekolah cukup berat.

"Pak menteri, tolong saya. Saya dilompati terus. Tinggal saya penjaga sekolah yang belum PNS. Teman-teman lainnya sudah menyandang status PNS dan menerima gaji jutaan. Saya hanya terima gaji ratusan ribu per bulan," keluhnya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbongkar! Sudah Setahun Seranjang, Ternyata sama-sama Perempuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler