Kisah Mengharukan sang Kolonel saat Dipeluk Perempuan Sakit

Sabtu, 23 Desember 2017 – 00:12 WIB
Kolonel CKM dr Azhari Ramdani . Foto: ist/Kaltim Post

jpnn.com - Prajurit TNI selalu siap ditugaskan di mana saja. Tidak hanya untuk perang mempertahankan kedaulatan negara, tetapi juga melayani masyarakat.
------

AZHARI Ramdani mendapatkan tugas di Maluku Utara pada 2002. Itu bukan pengalaman baru bagi pria kelahiran Alas Sumbawa tersebut. Sebelumnya, pria berpangkat Kolonel CKM itu ditempatkan di wilayah itu saat tahun 2000.

BACA JUGA: TNI Siapkan Prajurit Terbaik Mengamankan Perwakilan RI di LN

Saat itu, dia menjadi satu-satunya dokter yang bertugas mendampingi prajurit. Tidak hanya melayani kesehatan medis prajurit, terkadang dia membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Pasalnya, jangankan rumah sakit, puskesmas atau fasilitas kesehatan setempat lainnya tidak memenuhi standar. Ditambah lagi akses transportasi belum baik.

BACA JUGA: Pasukan Garuda Diakui Dunia, Jangan Kalian Nodai

Suatu hari, Azhari yang tengah rehat usai memeriksa kondisi seorang prajurit dimintai pertolongan oleh warga. Kabarnya, ada seorang perempuan di sebuah pulau kecil yang tengah mengidap malaria.

Mengingat hari masih pagi, dia langsung mengiyakan. Azhari segera bergegas membawa tas berisi peralatan medis dan obat.

BACA JUGA: Cerita Mantan Kopassus, Rahang Pernah Tertembus Peluru

Dia lalu menumpang sebuah perahu kayu yang biasa digunakan nelayan maupun warga untuk menyeberangi pulau.

Meski bernama Lautan Teduh, namun perairan tersebut memiliki ombak besar. Perahu yang ditumpangi harus melaju pelan agar badan kapal tidak hancur saat melawan ombak.

Karena tidak beratap, alhasil percikan air laut membasahi pakaian Azhari. Perjalanan menegangkan itu ditempuh selama dua jam.

Sesampai di sana, tidak ada dermaga yang menyambut di pulau tersebut. Dia pun langsung naik ke atas bebatuan karang menuju daratan.

Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki beberapa kilometer. Hingga akhirnya tiba di sebuah desa kecil.

Di sana dia disambut keramahan dan senyuman warga. Pria kelahiran 2 Februari 1964 itu lalu ditunjukkan sebuah rumah kecil yang jauh dari kesan nyaman.

Di dalamnya, seorang perempuan berusia lebih dari 50 tahun sedang terbujur lemah di atas pembaringan yang keras. Sudah lima hari tubuhnya demam tinggi akibat malaria, kesulitan makan dan berdiri.

“Keadaanya begitu lemah, jadi langsung diinfus. Setelah beberapa jam dirawat perempuan tersebut terlihat senang, dia memeluk saya setelah diobati. Itu merupakan salah satu pengalaman tak terlupakan,” ucap pria lulusan Akademi Militer 1993 tersebut.

Setelah memberi obat perempuan itu, Azhari diperlakukan bak anak kandung yang tengah pulang kampung. Semua orang menyuguhkan beraneka makanan. Dijamu penuh kehangatan.

Ketika senja mulai menampakkan diri, dia memutuskan kembali. Mengingat tugas yang diemban sebagai seorang dokter sekaligus prajurit.

Kira-kira pukul empat sore, banyak orang mengantar kepergiannya. Berbagai macam hasil bumi berupa sayuran menjadi oleh-oleh yang diwajibkan dibawa pulang.

“Banyak pengalaman yang menarik dan menyedihkan pula, termasuk ketika saya ikut bertugas pada tsunami di Aceh, 2004. Rasanya kehilangan keluarga dan melihat jasad-jasad yang berada di mana-mana. Yang membuat saya semakin yakin dan berusaha untuk membantu masyarakat semaksimal mungkin sebagai dokter,” terang Azhari yang sempat terlibat pada operasi Timor Timur 1994-1995.

Azhari menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit (karumkit) Dr R Hardjanto Balikpapan per Januari 2017.

Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Kesehatan Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), 2014-2016.

Lulusan S-1, Universitas Brawijaya, Malang (1990) tersebut mengatakan, tahun depan dia berencana mengadakan pembaruan, baik pembangunan, ataupun penambahan fasilitas agar masyarakat atau pasien yang berkunjung semakin.

“Kami akan selalu meningkatkan pelayanan, terlebih kesehatan merupakan hak bagi seluruh warga negara. Pengembangan baik SDM maupun fasilitas juga akan terus ditingkatkan. Apalagi dalam setahun ada lebih dari 7.000 orang berobat,” pungkas pria murah senyum tersebut. (*/lil/tom/k18)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Bekal, Ratusan Prajurit TNI Terjebak di Rawa


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler