Kisah Menteri Keturunan Jawa yang Ingin Punya 'Senayan' di Negaranya

Rabu, 15 April 2015 – 16:20 WIB
Menpora Suriname Bambang Ismanto Adna. FOTO: dkk/jpnn

jpnn.com - BAMBANG Ismanto Adna, mendengar nama itu, orang Indonesia tentu tak asing. Tapi, nama itu sudah jarang diberikan kepada anak-anak pada era 2000-an sampai saat ini. Nama Bambang, mungkin lebih familiar sampai era awal 1990-an. Tapi, nama Bambang yang disebutkan di awal tadi, bukanlah sembarang orang. Dia adalah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Suriname. Sebuah negara kecil yang terletak di Amerika Selatan, di sekitar laut Karibia.

AAM AMJAD, Jakarta

BACA JUGA: Tak Selamanya Sanksi FIFA Jadi Ancaman Menakutkan

Namanya yang identik dengan nama orang Jawa, memang menegaskan asal muasal sang menteri. Dia adalah keturunan putra Jawa asli, yang menjadi imigran pada era penjajahan Belanda .

"Saya keturunan keempat," katanya dengan bahasa jawa.

BACA JUGA: Menyingkap Ancaman Disorientasi Seksual Bocah-Bocah Limus

Namun, jangan bayangkan bahasa jawa Bambang cukup lancar. Karena sudah menjadi keturunan keempat, kemampuan boso Jowo-nya sudah kaku dan sedikit. "Kalau mendengarkan, anda bicara saya paham. Tapi tidak bisa berbicara lancar. Bahasa inggris saja ya," katanya dalam bahasa Inggris.

Salah satu fotografer yang mendampinginya, juga bermuka Jawa. Dia adalah Selamet, dia masih bisa berbahasa Jawa, tapi Jawanya ngoko.

BACA JUGA: Korban Bully, Siswi SMP Anak Pembantu Ini Jadi Konselor Sekolah

Menurut keterangannya, saat ini bahasa Jawa tak lagi banyak digunakan oleh generasi muda. Bahasa resmi penduduk Surinamen adalah Belanda.

"Saya bisa tapi tak sebagus orang tua atau kakek saya," kata Slamet dengan bahasa jawa tengah-an.

Tapi, dia menyebut di kampung Jawa di sana, masih banyak orang-orang yang bisa berbahasa Jawa. Nah, kali ini, Menteri Suriname itu mengaku memilih melakukan kunjungan dan kerja sama dengan Indonesia karena dua alasan.

Yang pertama dia melihat Indonesia memiliki beberapa cabang olahraga yang maju dan memiliki fasilitas yang lebih baik dari Suriname.

Yang kedua, alasan historis dan emosional, karena orang-orang Suriname, dulunya berasal dari Jawa, yang dikirim oleh Belanda sebagai pekerja ke Suriname.

Banyak fasilitas olahraga yang didatangi oleh menteri yang bisa berbahasa Jawa tersebut. Dari namanya, juga jelas jika Bambang adalah keturunan Jawa dan dia mengaku sang kakek buyut, berasal dari Jawa Timur dulunya.

Salah satu venue yang membuatnya terkagum-kagum adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Dia terinspirasi untuk membangun kompleks olahraga terpadu, seperti kompleks Senayan.

"Luar biasa stadion ini. Sangat besar, bisa menampung sampai 100 ribu suporter. Itu sesuai dengan penduduk Indonesia yang mencapai ratusan juta," cetusnya.

Meski ingin membangun stadion yang megah, Bambang menyebut kapasitasnya tak akan sebesar SUGBK.
"Penduduk kami hanya setengah juta, untuk Stadion seperti ini terlalu besar. Sekarang kami punya dengan kapasitas 10 ribu. Rencananya, akan kami tambah kapasitasnya," ungkap dia.

Usai ke SUGBK, rombongan Kemenpora Suriname meneruskan kunjungannya ke Pelatnas bulu tangkis PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.

Program Bambang ke depan, ingin menggelar laga persahabatan sepak bola dengan Indonesia. Kebetulan, kata dia, pemain sepak bola Suriname banyak yang berdarah Indonesia.

"Selain membangun hubungan agar pemain juga bisa melihat negara asal leluhur mereka," tandas dia. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tekad Penggawa Persib Sebelum Bertandang ke Laos


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler