Kisah Naufal, Bocah Aceh Penemu Energi Listrik dari Pohon Kedondong

Sabtu, 13 Mei 2017 – 00:06 WIB
Wartawan INDOPOS (kiri) bersama Naufal Raziq, 15, dan pohon listriknya di Jakarta, (10/5). Foto: SYAHRIR LANTONI/INDOPOS

jpnn.com - Sebuah penemuan cukup membanggakan lahir dari seorang bocah asal Aceh. Naufal Raziq berhasil menemukan energi listrik dari pohon kedondong pagar. Bagaimana kisahnya?

Syahrir Lantoni, JAKARTA

BACA JUGA: Selain PaJale, BPPT Kembangkan Tanaman Kurma di Aceh

NADA bicaranya teratur, penjelasannya runtut. Usianya baru 15 tahun, tapi layaknya sudah dewasa. Namanya Naufal Raziq.

Walau hanya bocah Kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Negeri, tapi dia adalah penemu energi listrik dari pohon kedondong (Spondias Dulcis Forst).

BACA JUGA: Pelajar Asal Aceh Naufal Raziq Trending Topic

Rabu (10/5) lalu, INDOPOS menemui Naufal dan ayahnya di kawasan Tebet Jakarta Selatan. Saat berbincang, siswa kelas III MTS Negeri Langsa Lama, Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) itu cukup cekatan menjelaskan penemuannya yaitu, energi listrik dari dalam batang pohon kedondong pagar. Naufal juga memperlihatkan tiga pohon yang sudah dipermak menjadi sumber listrik.

Untuk menghasilkan energi listrik, pohon itu dipasangi rangkaian yang terdiri pipa tembaga, batangan besi, kapasitor, dan dioda.

BACA JUGA: Pelajar Aceh Viral di Dunia Virtual

Temuan Naufal menghasilkan daya sebesar 0,5–1 Volt per elektroda dari rangkaian yang dipasang di pohon kedondong.

Menurut Naufal, arus listrik yang dihasilkan sangat bergantung kepada kadar keasaman pohon. Melalui beberapa evaluasi dan perbaikan, pohon listrik itu telah menerangi puluhan rumah di Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Langsa, Aceh, untuk pencahayaan lampu pada malam hari.

”Saya senang sekali dan bangga penemuan ini bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar,” ujar Naufal yang mengaku mengidolakan mantan Presiden RI B.J. Habibie dan penemu lampu pijar, Thomas Alva Edison, ini.

Butuh waktu lama untuk menemukan energi listrik dari pohon kedondong. Itu berawal saat dia mempelajari ilmu pengetahuan alam dan membaca bahwa buah yang mengandung asam bisa menghantarkan listrik.

Mula-mula Naufal menguji pada buah kentang. Setelah itu dia berpikir jika buahnya mengandung asam berarti pohonnya juga mengandung asam. "Akhirnya saya mulai melakukan eksperimen,” ujar bocah kelahiran Langsa, 20 Maret 2002.

Naufal juga melakukan eksperimen pada pohon mangga dan ternyata tidak layak. Setelah itu, dia mencoba jenis pohon lainnya.

”Akhirnya saya menemukan kedondong pagar yang kadar asam atau getahnya mampu menghantarkan listrik,” ujarnya bercita-cita ingin menjadi ilmuwan dan masuk ITB (Institut Teknologi Bandung) itu.

Puaskah Naufal? Tidak. Karena itu kini Naufal tengah mencari cara agar ada akselerasi daya pemulihan (recovery) energi listrik dari pohon kedondong itu secara optimal.

Sebab, dari percobaan sebelumnya, kemampuan pemulihan dari pohon kedondong membutuhkan waktu lama dan belum stabil.

Saat ini, putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Supriaman dan Ny Deski ini mengaku sedang melakukan uji coba dengan proses penyimpanan energi dari pohon kedondong ke charger baterai dan dari sana ke lampu atau mirip proses solar cell.

”Saya berharap nyala lampu bisa stabil karena pada proses sebelumnya dengan langsung dari pohon ke lampu, energinya tidak stabil dan lama kelamaan drop serta recovery secara alaminya lambat sekali,” jelasnya.

Penemuan Naufal ini memang tidak datang begitu saja. Bahkan tidak hanya dari sekolah. Dukungan sang ayah sangat membantu dalam percobaannya tersebut.

”Kebetulan ayah bekerja di bidang elektronika. Jadi sedikit banyak saya tahu alat-alat elektronik,” ujarnya.

Ayah Naufal, Supriaman mengatakan, saat ini sejumlah pihak menjajaki kerja sama dalam pengembangan energi pohon listrik temuan anaknya.

Namun, semua dikembalikan kepada PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero). ”Kalau mau kerja sama dengan Naufal, silakan berbicara dengan Pertamina EP karena aktivitas Naufal terkait pohon listrik ini juga berkat bantuan dari Pertamina EP Aset I Field Rantau,” ujarnya.

Pertamina EP memang telah mendukung penemuan Naufal, termasuk komitmen menyekolahkan dia hingga perguruan tinggi.

”Pertamina EP juga telah membantu pengurusan hak paten pembangkit listrik menggunakan pohon kedondong dari Kementerian Hukum dan HAM,” ujar Supriaman.

Manajer Humas Pertamina EP, Muhammad Baron mengatakan, Pertamina EP Aset I Field Rantau membantu pengembangan energi listrik dari pohon kedondong menuju skala yang lebih besar, terutama untuk menerangi kampungnya yang memang belum tersentuh jaringan listrik. Apalagi, Naufal memang berasal dari Tampur Paloh, dusun yang jauh di pedalaman pelosok Aceh.

Menurut Baron, penemuan Naufal merupakan kisah sukses sinergi antara Pertamina dan masyarakat dalam menciptakan inovasi yang memberikan solusi bagi permasalahan yang ada. Ini perlu dicontoh oleh daerah-daerah lain di Indonesia.

”Naufal ini discovery untuk bangsa. Kami akan mendukung apabila muncul Naufal-Naufal lain dari wilayah kerja Pertamina EP lainnya demi kemandirian energi nasional,” katanya. (*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Memalukan, Beras Miskin pun Diselewengkan Oknum PNS Ini


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler