Kisah Para Caleg Mendongkrak Popularitas Diri

Antara yang Irit Biaya Lantaran Jokowi hingga Keluar Uang Seharga Lamborghini

Senin, 27 Januari 2014 – 00:00 WIB

jpnn.com - Para calon anggota legislatif (caleg) kini berlomba-lomba untuk bisa duduk di kursi wakil rakyat. Mereka pun bersiasat untuk mendongkrak sosialisasi agar makin dikenal masyarakat. Harapannya, tentu bisa melenggang ke DPR RI dan menyandang sebutan sebagai wakil rakyat yang terhormat.

Adrian Gilang, Jakarta

BACA JUGA: Somasi dari Pengacara SBY Bakal Untungkan Barisan Pengkritik

POPULARITAS Gubernur DKI Joko Widodo bisa jadi memang membawa berkah tersendiri bagi para caleg dari PDI Perjuangan. Figur pria yang dikenal dengan nama Jokowi itu ternyata membuat para caleg PDIP relatif lebih mudah mendongkrak popularitas diri agar nantinya bisa melenggang ke kursi wakil rakyat.

Salah satu contoh caleg PDIP yang mendapat berkah dari menjulangnya popularitas Jokowi adalah Charles Honoris. Caleg PDIP untuk kursi DPR RI itu memang enggan mengungkapkan jumlah biaya yang dikeluarkannya untuk pencalegan.

BACA JUGA: Belum Jerat Atut dengan Pasal Pencucian Uang

Namun, Charles justru menyebut PDIP saat ini sedang mendapat rezeki dari Tuhan. Menurutnya, popularitas Jokowi membuat caleg PDIP bisa menekan biaya sosialisasi diri. Blusukan ala Jokowi pun dicontek para caleg agar makin dikenal publik.

"Kami dari PDI Perjuangan sedang mendapat rezeki, kita punya figur Jokowi yang sangat diharapkan dan disukai masyarakat bahwa kita berkampanye dengan pola-pola seperti Pak Jokowi, blusukan. Akhirnya saya rasa biaya kampanye kita walau dapil DKI Jakarta tidak sampai bisa beli Lamborghini," kata Charles saat menjadi pembicara dalam rilis survei Pol-Tracking Institute di Menteng, Jakarta, Minggu (26/1).

BACA JUGA: TNI Gelar Pengobatan Gratis Bagi Warga Lebanon Selatan

Ungkapan tentang Lamborghini itu merujuk pada mobil mewah yang harganya bisa dibilang wah. Charles menyebut istilah Lamborghini guna menanggapi pernyataan caleg DPR RI Partai Gerindra Daerah Pemilihan DKI III, Aryo Djojohadikusumo yang mengaku mengeluarkan dana paling rendah Rp 6 miliar agar bisa terpilih menjadi anggota dewan

Aryo mengaku dengan uang itu bisa saja dirinya memberi mobil Lamborghini. Namun ia lebih memilih memberikan pelayanan ambulance untuk masyarakat.

Sedangkan caleg DPR RI dari Partai Golkar, Charles Bonar Sirait enggan mengungkapkan besar biaya yang dikeluarkannya dalam pencalegan. "Biaya pasti ada. Jumlahnya saya rasa setiap orang punya ukuran masing-masing. Tapi tidak mungkin nol," katanya.

Sementara Ketua DPP Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin yang juga menjadi pembicara dalam acara itu berupaya agar  biaya untuk pencalegan tidak lebih dari Rp 1 miliar. Pasalnya, jika dia sampai menggunakan dana terlalu besar untuk pencalegan maka nantinya saat duduk sebagai wakil rakyat bakal tergoda untuk melakukan sesuatu yang tidak benar.

"2009 keluar Rp 500 juta. 2014 Insya Allah tidak lebih dari Rp 1 miliar. Saya  usahakan Rp 750 juta. Sebagian dari gaji saya kumpulkan untuk kampanye," ujar Didi.

Padahal, uang banyak bukan jaminan bahwa para caleg otomatis lolos ke kursi DPR RI. Alih-alih terpilih, bisa jadi kegagalan meraih kursi DPR malah membuat stres dan menjadi penghuni kamar-kamar khusus yang sudah disediakan oleh berbagai rumah sakit jiwa.(gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Persen Penduduk Konsumsi Narkoba


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler