jpnn.com - SEIRING berjalannya waktu, musik rock dan metal di Tanah Air mulai menurun, sepi. Dua genre itu seakan hanya bisa bertahan di komunitasnya masing-masing. Beragam cara untuk menghidupkan kembali masih digagas agar rock dan metal kembali bergema.
Eriek Taopik, Bandung Ekspres
BACA JUGA: Batu Akik Itu Bukan Beras yang Dibutuhkan Terus
Bandung dikenal sebagai salah satu tempat eksisnya beragam aliran musik, termasuk yang beraliran cadas. Menjamurnya aliran musik tersebut di Bandung kemudian beriringan dengan aliran indie yang memang antilabel. Dengan alasan enggan diatur atau memang tidak diminati label itu.
Tapi toh, jalur pop masih saja merajai musik karena sangat menyesuaikan diri dengan pasar dan tren.
BACA JUGA: Karya Kepuasan Intelektual Doktor Gerabah Timbul Raharjo, Harganya Rp 100 Juta
Nah, untuk menghidupkan dan menjaga eksistensi musik rock dan metal tersebut, muncullah Magnitude Sonicfair yang digelar di Lapangan Disjas Baros, Kota Cimahi, kemarin (30/11). Bandung menjadi kota ketiga gelaran 'silaturahmi' penggemar musik cadas ini.
Inisiator Sonicfair Krisna Sadrach mengatakan, Bandung dan musik hingga kini belum bisa tergoyahkan sebagai barometer. Sebab, band manapun yang berjaya di ibu kota, pasti melihat Bandung sebagai cerminan.
BACA JUGA: Kisah Reno, Usai Digigit Anjing Kini jadi Paranormal Kondang
"Kalau dari gelaran yang pernah dihelat (Jakarta dan Medan), para penonton pasti nanya dulu artisnya siapa. Nah, beda dengan Bandung, karena artis top semua,” paparnya.
Krisna menyebutkan, Sonicfair sendiri merupakan expo festival rock dan metal terbesar di Indonesia. ”Kami percaya dengan semangat baja para pelaku dan pecinta musik rock dan metal tanah air bisa bangkit kembali,” tandas basis beraliran trashmetal, Suckerhead itu.
"Magnitude Sonicfair mendorong kemampuan diri mereka untuk menghasilkan karya gemilang,” tambahnya.
Dan memang tidak sembarangan. Musisi yang ikut andil memanaskan pesta akhir tahun 2015 pun bertabur bintang. Sebut saja The S.I.G.I.T, Rosemary, Koil, Don Lego, Alone At Last, Mesin Tempur, Taring, Revenge The Fate, Eyefeelsix, Godless Symtomp dan lain sebagainya.
Nah, khusus di Bandung, Sonicfair juga menghadirkan perform dari Abigal Williams, band black metal asal Arizona, Amerika Serikat. “Semangat indie di Bandung tidak pernah pudar. Mereka masih ada,” tuturnya.
Di samping menghadirkan sederet musisi papan atas, Sonicfair juga merangkul band-band baru untuk menitipjualkan beberapa merchandise untuk dijual di lokasi atau pun di luar kota, putaran lain.
Krisna tidak memungkiri juga Sonicfair tidak sekeras seperti festival sejenis yang menampilkan perform dari musisi yang pure metal. ”Harapannya memang semua yang menonton bisa menikmati, tidak hanya khusus fan friend dari satu band,” ungkapnya.
Widhi Wahyuwidodo, PR Imogen Revision Live Entertainment menambahkan, gelaran tersebut merupakan upaya memelihara musik rock dan metal.
"Para pelakunya memang orang lama, tapi saat ini pengemasannya berbeda. Salah satunya dengan penurunan grade musik, dengan harapan bisa merangkul penikmat musik baru,” tandasnya. (rie/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kegigihan Pejuang Sanitasi di Biak Numfor agar Warga Tak Buang Apuy Sembarangan
Redaktur : Tim Redaksi