jpnn.com, JAKARTA - Monica Amadea kini bisa berbangga hati, karena Keberanian, keuletan dan kerja kerasnya membuahkan hasil manis.
CEO sekaligus pendiri bisnis fesyen merek Monomolly itu kini sudah berhasil membawa produk fesyen lokal ke level Internasional.
BACA JUGA: Kantongi Kontrak dengan Pertamina, Prospek Bisnis JAR Cerah
Merek lokal Indonesia yang dirintis Monica sejak usia 20 tahun itu awalnya dijual terbatas, tetapi sekarang sudah diekspor ke Singapura, Malaysia, sampai Thailand.
Monica (26) menuturkan awalnya merintis brand Monomolly saat berkuliah di Bandung pada 2016. Pada awalnya, ia memulai bisnis baju untuk tambahan biaya kuliah dan hidup sehari-hari.
BACA JUGA: Banyak Praktik Kotor di Bisnis Batu Bara, Investor Jadi Korban
"Saya masih ingat, saat itu saldo di ATM tinggal dua juta rupiah. Dari modal inilah saya mulai mengembangkan bisnis clothing," ujarnya.
Monica mengawali Monomolly dari bisnis kecil-kecilan sebagai reseller baju wanita trendy. Lalu ia mencoba membuat produk baju sendiri dan menjualnya di platform e-commerce pada 2017.
BACA JUGA: Citayam Fashion Week Buka Peluang Baru di Bisnis Fesyen
Karena dibanjiri permintaan konsumen, dia pun mulai mempekerjakan seorang admin gudang untuk membantu pengemasan dan pengiriman.
Namun, seiring berjalannya waktu, Monomolly sudah memiliki tim dengan karyawan mencapai puluhan orang.
Sejak awal, perempuan kelahiran Jakarta ini bercita-cita memiliki brand sendiri untuk memajukan brand lokal fesyen wanita.
Pada pertengahan 2020, Monomolly mengembangkan sayap bisnis. Dari awalnya hanya memproduksi satu ukuran, saat ini sudah memproduksi empat ukuran.
Lewat Monomolly, Monica mengaku memiliki misi untuk menghadirkan pilihan pakaian perempuan yang inklusif bagi semua ukuran tubuh perempuan.
“Aku denger keluhan dari beberapa followers. Banyak yang minta keluarin big size karena mereka suka model Monomolly tetapi gak ada ukuranya. Ya sudah, aku sekalian coba produksi yang bisa sampai 100 klogram, ” paparnya.
Monica mengaku, salah satu kunci dalam kesuksesan bisnisnya adalah keberanian dan spontanitas. Dia cenderung berani mengeksekusi ide yang muncul begitu saja pada suatu waktu dan ternyata membuahkan hasil.
Dia mengatakan salah satu kesuksesan penjualan salah satu produk Monomolly terjadi pada 2020 lalu. Produk itu bahkan bisa terjual sampai ribuan potong hanya dalam hitungan detik di salah satu marketplace.
Monica mengaku membuat model baju ini setelah menonton salah satu drama Korea.
Monica langsung terinspirasi membuat setelan blazer yang dikenakan salah satu peran dalam drama tersebut. Sepekan kemudian hampir bersamaan dengan penayangan episode terbaru, produk blazer keluaran Monomolly pun diluncurkan.
"Notifikasi penjualan di appsnya luar biasa. Dapet banget hype-nya, sampai pas dramanya selesai itu kita udah jual belasan ribu pieces," terang Monica. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul