jpnn.com - PALANGKA RAYA – C tak bisa menikmati masa kecil dengan bahagia seperti rekan-rekannya.
Bocah sepuluh tahun itu harus berdiam diri di rumah karena mengalami kelainan kulit.
BACA JUGA: Susun Biografi Pramoedya, Profesor Jepang Blusukan di Blora
Sejak lahir, kulit C bersisik. Alhasil, dia tak bisa bermain dengan teman-temannya.
C pun belum pernah merasakan indahnya masa-masa sekolah.
BACA JUGA: Warga Kaget Tahu Yulianto Simpan Puluhan Kilo Narkoba di Bawah Kasur
Keluarga tak mengetahui penyebab penyakit misterius itu. Yang pasti, kulit C bersisik mirip ular.
Kulit itu bisa mengelupas. C pasti merasakan gatal yang luar biasa ketika kulitnya mengelupas.
BACA JUGA: Begini Cara Cerdas Gubernur Lampung Berantas Pungli
“Saya nggak tahu, terakhir dibawa ke rumah sakit pas usianya belum genap satu bulan lahir,” kata sang ayah Mega saat ditemui di rumah mertuanya di Jalan Sapan, RT 09/RW 09, Blok 1F nomor 2, Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Kalimantan Tengah seperti dilansir Kalteng Pos, Sabtu (15/10).
Pria 41 tahun itu menambahkan, kulit anaknya sudah memerah saat lahir. Usai menghirup udara dunia, C lalu dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus.
C dirawat selama 15 hari di rumah sakit milik Pemprov Kalteng itu.
Mega juga sempat memberi C obat herbal. Namun, semua usaha itu belum berhasil.
Sejak saat itu, C tak pernah lagi mendapat obat-obatan, baik medis maupun herbal.
“Tak ada biaya, Pak,” ucap Mega sambil memegang anaknya yang tak pernah berhenti menggaruk badan karena gatal.
Saat C menginjak dua tahun, penyakit itu semakin menjadi-jadi. Penyakit itu menyerang wajah dan sekitar mata.
Mega mengaku tak tega melihat kondisi sang anak. Namun, dia tak bisa berbuat banyak karena keterbatasan biaya.
Harapan Mega mengobati sang anak sempat menyala ketika ada pejabat yang berjanji memberi bantuan.
Sayangnya, ucapan pejabat tersebut ternyata jauh panggang dari api. (ram/nto/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terobsesi Tubuh Seksi Olla Ramlan, Kuras Tabungan Anak Rp 100 Juta
Redaktur : Tim Redaksi