Kisah Pilu dari jebolnya Tanggul Situ Gintung

Odan Harus Kehilangan Tujuh Keluarga Sekaligus

Jumat, 27 Maret 2009 – 21:49 WIB

Ketidakmawasan manusia memaksa alam kembali menebarkan nestapaSitu Gintung tak hanya menelan korban jiwa hingga puluhan nyawa, tetapi juga menebar rasa duka bagi keluarga saudaranya masih hilang dan belum ditemukan

BACA JUGA: Setelah Nama Timbul Tak Lagi Timbul di Pentas Lawak Tanah Air



YUSUF SAID, Jakarta


CUACA sedikit mendung di Jumat Sore, 27 Maret 2009
Tempat Pemakaman Islam Cirendeu Ilir (TPICI), Ciputat berada di dataran yang terbilang tinggi

BACA JUGA: Abdullah Hehamahua, Guru Spiritual Dua Periode di KPK

Tepat bersebelahan dengan Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang juga dikenal dengan Perguruan Ahmad Dahlan (PAD).
    
Di kampus yang sebagian bangunannya juga runtuh, terutama di FFakultas Hukum itu, tiba-tiba menjadi sangat ramai
Di sana berdiri posko penanganan korban gabungan pihak Dinas Kesehatan Tangerang dan Kepolisian

BACA JUGA: Terungkap Lagi, Modus Perdagangan Keperawanan di Manado


   
Dari ketinggian TPICI, juga terlihat jelas, sisa-sisa puing bangunan dan onggokan kayu-kayu bekas rumah yang hancurBertebaran tidak beraturanTerlihat juga, masyarakat yang ingin melihat dampak banjir menyemut lalu lalang, tidak peduli dengan genangan lumpur di sepanjang jalan Ahmad Dahlan, jalan kecil di samping UMJ.
   
Di pemakaman itu juga, Odan K (54), terkulai lunglai di atas jasad istrinya Aisyah Odan, sesaat sebelum dikebumikanTangis buruh borongan ini tidak terdengar seperti kehabisan suaraHanya lipatan wajah yang menyemburkan mimik ratapan dan air mata yang tak henti dia usap, menandakan Odan begitu berat melepas istri yang sudah memberinya lima orang anak itu

Tangan kanannya tidak berhenti mengusap Aisyah, sementara mulutnya lamat-lamat seperti meratap, tidak terang terdengarTidak lama, beberapa keluarganya berhasil menenangkan dengan membibing Odan sedikit menjauh dari jenazah AisyahDan, pemakaman pun diiringi tangis keluarga yang lain.
   
Aisyah bukan satu-satunya sumber semangat  hidup yang direnggut bah danau Situ GintungSeluruhnya, warga JLKyiai Haji Ahmd Dahlan, RT 04 RW 08 Kampung Gintung, Cirendeu Tangerang ini, kehilangan tujuh keluarga sekaligusSelain Aisyah, tiga anak, dua menantu, serta satu cucu jadi korban.
   
Sedih yang mendera Odan memang tak kepalang, di pemakaman ituSelain Aisyah, anak Odan Ahmad Fauzi (16) dan Soleh (22), keduanya tukang ojek, juga ikut dimakamkan berjejeranMenantunya, Sri sudah ditemukan meninggal, namun disemayamkan di Pondok Cabe, rumah orang tuanya.
   
Tiga keluarga lainnya belum ditemukan hingga berita ini diturunkanMereka adalah anak bungsu Odan yang masih SD Maulana (9), menantu Odan Wito (40), dan anak Sri (cucu Odan), bernama Nabila (3)"Mohon didoakan spuaya secepatnya bisa ditemukan," pinta Dinda, adik Sulung Aisyah, yang terus mendampingi Odan.
   
Dua anak Odan lainnya selamatMelda (25) istri Wito karena masih terbaring di RS IAIN Ciputat karena DBD, dan suami Sri, Irwan (25) karyawan UMJ, yang malam itu menunggui Melda di rumah sakitSelain itu cucu Odan buah perkawinan Wito dan Melda, Bayu (6) juga berhasil selamat.
   
Sekitar pukul 04.30 Wib, cuaca cukup dinginOdan sekeluarga sudah terbangun di rumah tembok berukuran kira-kira 40 M2 ituAhmad Fauzi dan Wito baru saja pulang dari RS IAIN Ciputat menjaga Melda, sejam sebelumnyaSatu keluarga itu sudah mendengar pemberitahuan adanya ancaman tanggul jebol karena debit air Danau Situ Gintung yang terus meninggi.
   
Saat itu, Odan berinisiatif mengantar Bayu lebih dulu ke tempat ketinggian, di Kampus UMJSementara Aisyah dan anak serta mantu Odan lainnya yang jadi korban, sedang menyiapkan barang dan pakaian yang bisa diangkut sebelum evakuasi.
   
Sayangnya, saat akan kembali ke rumahnya, air bah malah sudah mengejarnyaOdan pun lari menyelamatkan diriRumahnya yang memang terletak di pinggiran kali Gintung rata dengan tanah diterjang arus yang sangat kuatSaat hari mulai terang dan pencarian korban dilakukan, jenazah Ahmad Fauzi dan Soleh berhasil ditemukan di tumpukan  uing-puing bangunan di pinggirian kaliSementara jasad Aisyah dan Sri, ditemukan menempel di kawat, tidak jauh dari Toko Material di JlAhmad Dahlan yang tidak robohMaulana, Nabila dan Wito, hanyut entah kemana

Andai saja tanggul Situ Genting yang sebelum jebol sebagian besar temboknya sudah lebih banyak retak mengusik sikap mawas pemerintah dari dulu, mungkin Odan, dan puluhan keluarga korban lainnya tidak harus menanggung nestapa ini(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Untuk Kampanye, Pengurus Parpol Sewa Pesawat Khusus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler