Untuk Kampanye, Pengurus Parpol Sewa Pesawat Khusus

Tak Pasang Logo Partai, Takut Dianggap Banyak Uang

Selasa, 24 Maret 2009 – 08:59 WIB
Foto; Tomy C Gutomo / Jawa Pos

Selama masa kampanye, para pengurus sejumlah parpol yang berkantong tebal lebih suka menyewa pesawat ketika menempuh perjalanan ke luar pulauSeberapa mahal dan seperti apa pesawat-pesawat sewaan itu?

TOMY C

BACA JUGA: Untuk Kampanye, Pengurus Parpol Sewa Pesawat Khusus

GUTOMO-AGUNG PUTU, Jakarta

--------------------------------------------------------

EMPAT kota di Indonesia sudah didatangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kampanye Partai Demokrat

Berturut-turut mulai Jakarta (20/3), Denpasar (21/3), serta terakhir (22/3) di Makassar dan Palembang

BACA JUGA: Untuk Kampanye, Pengurus Parpol Sewa Pesawat Khusus



Ada dua pesawat terbang yang disiapkan untuk kepentingan kampanye di sejumlah tempat itu
Pertama, pesawat kepresidenan yang membawa SBY, ibu negara Ny Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan perangkat kepresidenan

BACA JUGA: Pesawat Kargo FedEx Meledak di Bandara Narita

Pesawat yang dipakai adalah Boeing 737-400 yang dioperasikan Garuda Indonesia.

Pesawat kedua adalah Fokker 100 Transwisata (PT Transwisata Prima Aviation) milik salah satu pengusaha top Indonesia yang tinggal di JakartaPesawat yang disewa khusus oleh Partai Demokrat selama kampanye itu mengangkut wartawan, artis, tim Fox Indonesia, dan pengurus inti DPP Partai Demokrat.

"Kami sewa pesawat ini selama kampanyeKalau dihitung lebih irit daripada pakai pesawat komersial," kata Choel Mallarangeng, CEO Fox Indonesia, konsultan kampanye Partai Demokrat.

Sehari-hari pesawat tersebut diparkir di Bandara Halim PerdanakusumaDengan demikian, rombongan Partai Demokrat saat berkampanye putaran pertama juga berangkat dan pulang melalui bandara tersebut

Dagian dalam kabin pesawat tersebut didominasi warna biruKursi dan karpet pesawat berwarna biru mudaMemang tidak persis dengan warna khas Partai Demokrat, biru tuaNamun, pakaian yang dikenakan empat pramugari Transwisata berwana biru, mirip jaket dan rompi yang dikenakan pengurus Partai Demokrat.

Sebenarnya, bisa saja, Partai Demokrat menambahkan logo atau brand partai di lambung pesawatNamun, pihak Fox Indonesia memilih tidak melakukannya''Nanti dikira kita banyak duit,'' kata Choel yang juga adik kandung Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng itu.

Normalnya, pesawat tersebut berkapasitas 107 penumpangNamun, saat disewa Partai Demokrat, hanya dipasang 55 kursiKarena itu, di dalamnya terasa sangat lapangKursi juga disetting berhadapan seperti kereta apiSelama perjalanan, para penumpang bisa berdiskusi atau sekadar ngobrol

Kursi favorit adalah di deret nomor 11 dan 12Wartawan, artis, maupun staf Fox Indonesia kadang-kadang berebut duduk di deret kursi tersebutMengapa? Sebab, di deret kursi 11 dan 12, penumpang diperbolehkan merokok''Wah, ini asyik banget, kapan lagi bisa merokok di pesawat yang sedang terbang,'' kata Jody, MC kocak yang dikontrak Partai Demokrat selama masa kampanye

Choel pun mengatur penumpang secara bergantian, siapa yang boleh merokokJika telah menghabiskan satu batang, penumpang harus bergantian dengan yang lain yang sudah antre''Biar asapnya tidak kebanyakan, maksimal yang merokok tiga plus satu (nomor Partai Demokrat 31) yang boleh merokok,'' katanya.

Pesawat tersebut akan disewa Partai Demokrat hingga kampanye putaran terakhir selesaiSetidaknya ada 11 rute perjalanan di 15 kota yang direncanakan

Lantas, berapa tarif sewa pesawat kampanye itu? Choel tidak mau menyebutkannya''Yang pasti, totalnya lebih murah daripada memberangkatkan orang sebanyak ini dengan pesawat komersial,'' kata Choel.

Memang, tidak ada informasi resmiPihak Transwisata juga tidak mau terbuka soal tarif sewa pesawatnyaInformasi yang dihimpun Jawa Pos, tarif sewa yang dipatok Transwisata untuk Fokker 100 minimal USD 2.500 (sekitar Rp 28.500.000) per jamItu belum termasuk biaya layanan bandara atau handling ground jasa layanan kru, dan biaya tunggu yang jumlahnya bisa mencapai USD 1.300

Transwisata memiliki lima jenis pesawat, yakni Fokker 100, Fokker 28, Premier 1, Cassa 212-200, serta dua helikopter, yakni Bell 407 dan Super PumaSelama musim kampanye, jadwal pesawat sewa Transwisata sudah penuh.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo dan pengusaha Hartati Murdaya termasuk yang ikut di pesawat sewaan tersebutBegitu juga Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng''Saya tidak boleh ikut pesawat kepresidenan karena sekarang berfungsi sebagai pengurus DPP,'' kata Andi yang menjabat ketua departemen SDM (sumber daya manusia) Partai Demokrat itu.

Sedangkan artis yang ikut terbang kemarin adalah Andra and The Backbone, Dewi Yull, serta tiga MC yang terdiri atas Edwin, Jody, dan Andara EarlyArtis lain, seperti Siti KDI, Cici Paramida, Changcuters, Ike Nurjanah, dan Ungu, tidak ikut dalam pesawat sewaan itu

Partai lain yang juga menyewa pesawat untuk kampanye adalah Partai GolkarPagi itu Selasa pekan lalu (17/3) sekitar pukul 06.00, pesawat Boeing 737-300 terparkir di salah satu jalur landasan di Bandara Halim PerdanakusumaDua tangga penumpang sudah terpasang di buritan dan bagian kepala pesawat berwarna dominan putih dengan paduan garis biru merah di bagian tengahnya itu.

Tangga di bagian kepala pesawat digunakan sebagai pintu masuk para pejabat Partai Golkar, petugas protokoler, dan tentu saja penumpang utama pagi itu, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf KallaSedangkan tangga di buritan digunakan sebagai pintu masuk penumpang yang membantu proses kampanyeMulai wartawan hingga beberapa tenaga teknis

Di bagian dalam tak ada yang istimewa dari pesawat tersebut; seperti pesawat pada umumnyaKecuali kain alas kepala yang berwarna kuningSemua kursi mendapat kain mengkilap ituKapasitas total pesawat tersebut adalah 96 kursiSebanyak 12 kursi untuk kelas bisnis, sisanya kelas ekonomi

Rupanya, pemilihan warna kain tersebut disesuaikan dengan yang mengorder pesawat''Ah, nggak kokIni memang warna perusahaan,'' kata Ratna Meirina, salah satu pramugari, lantas tersenyumPadahal, brand warna pesawat tersebut adalah merah dan biru

Hari itu Jusuf Kalla memang mengagendakan kampanyeSasaran hari pertama safari kampanyenya adalah Sumatera Utara (Sumut)

Pesawat tersebut sejatinya milik Sriwijaya AirNamun, Nusantara Air Charter, salah satu perusahaan penyedia jasa sewa pesawat, menyewanya untuk disewakan ke Partai Golkar''Kontraknya sampai 6 April,'' kata Service Support and Control Manager Sriwijaya Air Ary Mercyanto yang ikut dalam rombongan saat ditemui di sela-sela perjalanan Jakarta-Medan.

Partai Golkar memang tak mau menggunakan fasilitas negaraKPU sudah membuat aturan bahwa pejabat negara harus menggunakan fasilitas di luar milik negara apabila berkaitan dengan kampanyeMemang, soal protokoler dan kesehatan, negara masih menjaminTapi, penumpang wartawan dan pekerja untuk kampanye tidak dijamin.

Berapa tarif sewa pesawat? Ary tak bisa menyebutkan angka pastiNamun, menurut dia, paling tidak pesawat tersebut bertarif Rp 10 juta per jamAngka itu masih bisa bertambah''Itu belum ditambah biaya untuk orang-orang yang bertugas di dalam pesawat,'' katanyaPesawat tersebut, kata Ary, diawaki empat pramugari dan dua pilot

Tarif per jam itu, kata Ary, tetap dihitung kendati pesawat hanya diparkir di bandara setempat''Kita ini kan bisnis charter pesawatTiap jam ya harus tetap dihitungKalau tidak dipakai, kan mending dipakai untuk penerbangan regulerKalau pesawat berhenti, akomodasi untuk pegawai pesawat harus dihitung,'' katanya

Apabila dihitung, kampanye JK di Medan dan Sumut Selasa lalu itu memakan waktu 12 jamBerangkat dari Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 06.00 dan kembali lagi sekitar pukul 18.00Berarti, uang yang harus dikeluarkan minimal Rp 120 juta

Jumat (20/3) pesawat itu digunakan lagiKali ini JK berkampanye di Makassar dan Palembang mulai Jumat hingga MingguIni berarti paling tidak pesawat tersebut disewa 72 jamUang yang dikeluarkan minimal Rp 720 jutaBerarti dalam sepekan masa kampanye kemarin, Partai Golkar harus merogoh kocek minimal Rp 840 juta.

Partai Gerindra juga termasuk partai yang menggunakan pesawat sewaanSaking ramainya, Partai Hanura dan Wiranto saat berkampanye ke Mataram (19/3) tidak kebagian pesawat sewaanTerpaksa mereka menggunakan pesawat komersial(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulangnya Oposan Papua di Bumi Cenderawasih setelah Pergi Puluhan Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler