Kisah Rinaldi, Cucu Kalapas Narkotika Nusakambangan

Tetap Mendoakan Meski Disalahkan

Senin, 14 Maret 2011 – 01:14 WIB
Rinaldi Kurnia, cucu Kalapas Narkotika Nusakambangan MArwan Adli saat ditemui di ruang tahanan BNN, Sabtu (12/3). Foto : Budi Siswanto/JPNN

Kalapas Narkotika Nusakambangan Marwan Adli masih bungkamTermasuk tentang rekening yang diatasnamakan cucunya, Rinaldi Kurnia, yang diduga untuk menampung setoran upeti dari bisnis haram di Lapas

BACA JUGA: Warga Manado saat Dilanda Kepanikan Hebat karena Kabar Tsunami

Tapi Marwan justru cenderung menyalahkan Rinaldi karena kedekatan cucunya itu dengan napi bandar narkoba Hartoni
Seperti apa kisahnya?

====================
   Budi Siswanto, JPNN
====================

KETIKA ditemui di sela-sela pemeriksaannya di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Jakarta, Sabtu (12/3) malam lalu wajah Rinaldi masih nampak pucat

BACA JUGA: Warga Indonesia di Jepang yang Hindari Maut saat Tsunami

Remaja umur 19 tahun yang akrab disapa dengan nama Rinal itu mengaku kurang tidur
"Semalaman tidak bisa tidur mas," kata Rinal.

Ia mengaku sangat terpukul atas peristiwa ini

BACA JUGA: Maureen, Bayi yang Terpaksa Cacat Jari Tangan

Kaget, sedih, dan tidak mengerti atas apa yang sedang dialaminya"Stress mas, stressSaya bingung," keluh Rinal

Namun, di tengah badai yang menderanya, Rinal terus mencoba mendekatkan diri dengan Sang Khalik"Ya, apa pun yang terjadi saya selalu dekat dengan Tuhan," ujarnya.

Rinal yang kini masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Cilacap, Jawa Tengah, bersama kakeknya Marwan Adli ikut digelandang BNN, pekan laluMarwan adalah Kalapas NusakambanganBersama dengan dua bawahannya, Marwan diduga ikut menikmati bisnis narkoba bersama-sama dengan Hartoni

Rinal pun harus ikut menikmati perbuatan sang kakek akibat rekeningnya dipakai untuk menampung upeti para napiSoal rekeningnya Rinal mengaku tidak banyak mengetahuinya" Meski atas nama saya, sebenarnya saya tidak banyak tahu soal rekening itu," aku Rinal

Meski begitu, ia mengakui, dirinya memang pernah dimintai tolong kakeknya untuk membuka rekening di sebuah bankKetika membuka rekening, kata Rinal, kakek memberikan uang Rp 185 juta"Waktu itu, kakek bilang uang itu merupakan pinjaman dari temannya," katanyaRinal mengaku percaya saja apa yang dikatakan kakeknya

Selebihnya, Rinal  tidak banyak bertanya-tanya lagiIa pun menjalankan apa yang diminta kakeknya"Membuka rekening bank atas nama saya dan membuat kartu ATM," ujarnya

Setelah  membuka rekening bank, Rinal pun datang ke kakeknya sembari membawa buku tabungan dan kartu ATM-nya"Saat itu juga, buku tabungan dan kartu ATM-nya diminta kakek," ujarnya

Padahal, Rinal belum sempat mencatat nomer rekeningnya"Pokoknya, saya tak punya prasangka buruk apa pun terhadap KakekJadi, saya juga tidak ikut saja apa yang dikatakan kakek," Rinal menambahkan.

Setelah itu Rinal mengaku tidak pernah lagi melihat tabungan atas namanya sendiriIa juga tidak pernah tahu berapa saldonya, dan berapa pula yang jumlah kiriman uang yang diterimanya"Pokoknya, semua aktifitas rekening saya tidak tahuSemuanya ada ditangan kakekSaya tidak pernah tahu lagi soal rekening itu," katanya.

Ia mengaku baru menyadari kalau rekening atas namanya bermasalah setelah kakeknya ditangkap polisi"Saya keget dan sempat syok masSaya kan tidak tahu menahu," ujarnya singkatLebih kaget lagi ketika polisi juga menggelandangnya ke Jakarta, dan mengatakan bahwa rekeningnya digunakan untuk menampung upeti hasil penjualan narkoba"Sungguh mas, aku tidak pernah tahuSaya kaget, dan bingung," ujarnya.

Meski begitu, Rinal mengaku sangat tabah menghadapi petaka iniIa mengaku masih terus mendoakan kakeknya agar tetap selamat dari cobaan"Ya, saya masih selalu mendokan kakekSemoga dugaan polisi, kakek terlibat bisnis narkoba tidak terbukti," ungkapnyaRinal mengaku sangat menyayangi kakeknya itu.

Sebenarnya Rinal bukan cucu langsung dari MarwanRinal adalah cucu dari adik Marwan"Jadi saya ini cucu keponakan," katanyaMeski begitu, Rinal mengaku sangat menyayangi kakeknyaDimata Rinal, Marwan adalah sosok yang disegani dan bertanggung jawab

Maklum, semenjak lulus SMA, ibunya memang menitipkan Rinal ke MarwanHingga kemudian Rinal kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di CilacapRinal pun tinggal di rumah dinas MarwanSaking segannya kepada Marwan, Rinal pun tak banyak protes ketika dirinya diminta membuka rekening dengan uang Rp 185 juta"Hingga aku sendiri lupa nomer rekening ituSampai sekarang, rekening itu juga masih dipegang kakek," kata Rinal dengan mata berkaca-kaca.

Apakah menyesal? "Apa yang harus disesali MasSaya tidak tahu apa-apaSaya hanya nurut saja sama kakek, sementara Kakek juga tidak pernah cerita apa-apaApalagi soal transfer, atau uang upeti para napi dari hasil bisnis narkobaKakek saya orang baik dan tegas kalau di rumahKami semua menghormatinya," ujar Rinal.

Berbeda dengan Rinal, sang kakek Marwan Adli justru berkata sebaliknyaDari penyelidikan sementara yang dilakukan penyidik BNN, Marwan masih keukeuh tidak mengetahui rekening atas nama cucunya itu

Pria beruban pemilik mobil Strada itu justru menyalahkan sang cucu, yang disebutnya juga kenal dekat dengan Hartoni"Lho dia kan tinggal di rumah dinas Lapas, jadi dia juga kenal dekat dengan Hartoni," kata Marwan seperti ditirukan penyidik BNN.

Meski mengaku memegang buku tabungan Rinal, Marwan tetap lepas tangan atas transferan yang diterima dari kroni HartoniMenurut Marwan, bisa saja Hartoni mengirimkan uang ke rekening itu karena Rinal sendiri tinggal di lapas

Tanpa ada rasa peduli sebagai seorang kakek atau keluarga satu darah, Marwan mengarahkan masalah ini  kepada cucunya“Rinal kan tinggal di rumah dinas lapas dan saling kenal dengan HartoniBisa saja  Hartoni ada kasih uang ke rekening Rinal,” kata Marwan yang seakan-anak menyalahkan Rinal.

Namun, petugas BNN sepertinya lebih mempercayai RinalDalam waktu dekat, ia pun kemungkinan akan segera dipulangkan karena statusnya ini hanya sebagai saksiSementara Marwan harus terus mencari cara untuk memberikan pembenaran atas segala pengakuannya terhadap penyidik.

Hanya saja, petugas BNN sangat mustahil bisa dikibulin MarwanMalah, saat ini bukti keterlibatan Marwan makin kuatKamis (10/3) , dua warga Banjarmasin, May Wulandari (mantan pembantu anaknya Hartoni) dan Rita Juniaty yang nomor rekeningnya dipakai Hartoni mengirimkan uang kepadanya juga telah ditahan BNN.

Akankah Marwan masih akan bisa lolos? Yang pasti, Marwan tidak hanya akan menghadapi soal rekening upeti napiPolisi BNN juga mendapatkan fakta bahwa salah satu anak Marwan, Diko Aldila Dirgantara diketahui juga sebagai pengguna narkobaKonon Diko pernah masuk rumah rehabilitasi narkobaKini, Diko dan kakanya Andika Permana juga ditahan BNN untuk dimintai keterangannya(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Murid-Murid Abu Bakar Baasyir yang Setia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler