Warga Manado saat Dilanda Kepanikan Hebat karena Kabar Tsunami

Pasien Mendadak Sehat, Undangan Tinggalkan Kawinan

Minggu, 13 Maret 2011 – 08:08 WIB
Suasana kepanikan di Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (11/3) sore seiring ancaman tsunami akibat gempa Sendai, Jepang. Foto : Manado Post/JPNN

Saat kepanikan warga Manado, Sulut, memuncak Jumat sore lalu (11/3), tsunami kiriman Jepang malah menerjang Papua malam ituSelain merusak puluhan rumah di Kampung Tobati, Teluk Youtefa, satu orang dilaporkan tewas

BACA JUGA: Warga Indonesia di Jepang yang Hindari Maut saat Tsunami

Bencana ini makin membuat warga Manado kembali ketakutan.

=============================

SEKITAR pukul 17.00 WIT slang infus masih menjuntai dan jarumnya masih menancap di lengan Pangkey, penderita sakit jantung di Rumah Sakit Pancaran Kasih, Manado, Sulawesi Utara (Sulut)
Botol infus masih berisi cairan bening yang hampir habis.  Kondisi perempuan 50-an tahun itu sangat lemah

BACA JUGA: Maureen, Bayi yang Terpaksa Cacat Jari Tangan

Matanya tertutup, tak bisa bicara, dan terbaring lemas di atas tempat tidur


"Kami harus pulang ke rumah karena tidak ada perawat lagi di sini," kata Fernando Pangkey, anak pasien itu

BACA JUGA: Kisah Murid-Murid Abu Bakar Baasyir yang Setia

"Kami tinggal menunggu mobil jemputan, tapi masih macet," imbuhnya di depan pintu masuk RS milik Yayasan GMIM (Gereja Masehi Injili Minahasa) itu

Pangkey adalah satu di antara dua pasien yang "tertinggal" di RS itu pasca peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan tsunami Jepang akan menghantam SulutPuluhan pasien lain sudah dibawa lari keluarga masing-masing ke RS yang lebih aman di dataran tinggi

Di antara puluhan pasien itu, ada yang mendadak sehat karena panik"Iya, tadi ada yang sudah lari-lari, padahal sebelumnya lebih banyak berbaring di tempat tidur," ungkap seorang dari tiga perawat yang masih bertahan di RS itu"Ndak tahu ke mana teman-teman (perawat) lain" Mereka sangat panik," kata perawat yang tak mau menyebutkan namanya itu.

Praktis, RS yang berlokasi di dekat pantai atau tepatnya di tengah permukiman kapal sandar itu terlihat sepi Jumat petang laluPadahal, sekitar pukul 19.00 rumah sakit tersebut selalu ramai dengan lalu lalang paramedis maupun keluarga pasien

Namun, saat itu tak lebih dari sepuluh orang yang terlihatItu pun sudah di lantai bawahMenurut Fernando, saat ada pengumuman dari BMKG, seluruh penghuni gedung dua lantai itu panikSuasana menjadi kacauOrang-orang tak pernah berhenti menelepon"Justru petugas kesehatan yang lari dulu, tinggal pasien yang ada di dalam," ujarnya

Bahkan, seorang pasien perempuan yang masih dalam tahap pemantauan untuk operasi pengangkatan mioma Jumat sore lalu hanya ditemani anaknya yang berusia 7 tahun di ruang opname"Suster, saya pusing," kata ibu itu kepada perawat

Saking paniknya, tiga perawat tadi hampir menjatuhkan pasien tersebut saat memindahkannya dari tempat tidur ke kereta dorongPasien tersebut akan diungsikan sementara ke Rumah Sakit TNI AD Teling"Dipindah ke rumah sakit yang lebih aman," ujar seorang perawat.

Tempat parkir RS yang biasanya sesak dengan kendaraan pun hari itu terlihat sepiWali Kota Manado Vicky Lumentut yang datang mengunjungi RS Pancaran Kasih agak terkejut dengan suasana sunyi ituVicky yang datang dengan sepeda meminta pasien tidak terlalu panik

"Isu tsunami memang benar, tapi kekuatannya tidak terlalu besarItu pun belum tentu terjadiSaya berharap jangan sampai membuat pasien panikApalagi, bagi mereka yang sakit, malah terbebani dan menjadi penyakit baru lagi," ujar Vicky.
Kepada Pangkey, Vicky berkelakar

"Andai saya bisa membuka dan memasang kantong infus itu, pasti saya akan bantu ibu untuk membukanya," candanyaInformasi lain menyebutkan, kepanikan juga terjadi di RS Prof Kandow MalalayangBanyak pasien dilaporkan meninggalkan rumah sakit karena takut menjadi korban tsunami

"Bahkan, ada yang pulang paksa meski kondisi sebenarnya tidak izinkan untuk pulang," ujar Marzuki, mahasiswa Kedokteran Unsrat yang magang di RS ituDi antara pasien yang baru meninggal juga dilaporkan ditinggal "lari" oleh keluarganya begitu saja"Suasana berduka kalah dengan panik," katanya.

Sementara itu, beberapa tempat seperti Teling, Bumi Beringin, Kampus, Winangun, dan lokasi di ketinggian lain dipilih warga untuk mengungsiWarga juga memadati kantor-kantor pemerintahBanyak di antara mereka menangis sambil membawa tas berisi barang seadanyaPantauan koran ini, ada yang duduk-duduk di sepanjang trotoar Jalan 17 Agustus sambil memeluk tas berisi pakaian

Beberapa perempuan muda terlihat menyuapi anaknyaDi Masjid Kartini Bumi Beringin, ratusan warga dengan berbagai perlengkapan memenuhi masjid yang menjadi salah satu lokasi tempat evakuasi dalam latihan tsunami sebelum WOC 2009 laluSaking paniknya warga, sebuah acara kawinan yang digelar di Manado Convention Center, yang berlokasi di pinggir laut, juga ditinggal lari oleh hampir semua undangannya.

Secara terpisah, tak lama puncak kepanikan warga terjadi di Manado, sekitar pukul 21.00 WIT gelombang tsunami menerjang wilayah perairan Papua UtaraTsunami dilaporkan merusak puluhan rumah dan jembatan di Kampung Tobati, Teluk Youtefa, Provinsi Papua.

"Beberapa rumah dan jembatan di Tobati rusak parahBahkan, beberapa hancur total akibat tsunami," kata Sekretaris Jemaat Gereja Kampung Tobati, Marcelino Hababuk, Sabtu (12/3/2011) pagiKampung Tobati merupakan pulau terpisah dari Kota Jayapura dan berada di tengah laut dalam Teluk Yotefa.

Dia menjelaskan, saat mendengar kabar tsunami menuju Jayapura, warga kampung Tobati langsung bergegas menuju gereja setempat yang berlokasi di atas perbukitan pulau itu"Tiga kali kami melihat air naik-turun, dimulai sekitar pukul 20.30Puncaknya hingga menghancurkan rumah dan jembatan kampung," kata Marcelino

Sebelumnya pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Papua, mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami di wilayah perairan Papua Utara pada pukul 20.00"Yang termasuk perairan Papua bagian utara adalah Jayapura, Sarmi, Biak, Serui, dan daerah sekitarnya," kata Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Papua, Sudaryono.

Gelombang tsunami kiriman dari Jepang itu juga sampai di daerah Pantai Holtekamp, Distrik Muara Tami yang berjarak 75 km dari pusat Kota JayapuraHampir seluruh rumah warga yang bermukim di pesisir pantai wisata Holtekamp rusak parahPuluhan perahu dan jaring milik nelayan juga ikut terseret ombak hingga 50 meter dari bibir Pantai Holtekamp

Tsunami ini juga menerjang jembatan Kali Buaya di Poros Jalan Holtekam-KoyaSelain itu, seorang warga bernama Darwato Odang, 32, pengusaha tambak ikan, dilaporkan tewasDia ditemukan warga pukul 14.30 kemarin di pinggir jalan bibir pantai

"Kami terus memantau kerusakan atau kerugian akibat bencana tsunami ini," kata Sekretaris Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Jayapura Yohanis Wemben kemarinHingga tadi malam, warga Manado dan Papua masih waspada terhadap tsunami susulan(manado post/cenderawasih pos/c2/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berjihad lewat Musik Underground, Ubah Salam Metal jadi Satu Jari Tauhid


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler