jpnn.com - SUWARTI sudah dilantik menjadi Wakil Bupati Musi Rawas (Mura), Sumsel. Dia terlihat santai saat ditemui di kediamannya, daerah Kecamatan Megang Sakti, Sabtu (20/2). Mengenakan baju cokelat keemasan dipadu hijab hitam, Suwarti terus mengumbar senyum.
ZULQARNAIN - Musi Rawas
BACA JUGA: Manfaatkan 30 Tukang Becak Promosikan eks Dolly
Tutur katanya mengalir, tidak terlihat gugup saat ditemui media. Maklum, kiprah Suwarti sebagai bidan desa, membuatnya terbiasa bertemu langsung dengan masyarakat.
Diceritakannya, dia merupakan pendatang di Mura. Dia kelahiran Kecamatan Buay Madang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), 27 Oktober 1959.
BACA JUGA: Makam Keramat, Jelang Pilkada Ramai Didatangi Para Kandidat
Profesinya sebagai bidan desa yang mengantarkanya ke wilayah Lan Serundingan Sekantenan ini . Awalnya mengaku tidak mengetahui sama sekali mengenai wilayah Kabupaten Mura dan sekitarnya. Pertama kali merintis karir sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), dia ditempatkan sebagai bidan desa di SP3 Desa Trans Subur, Kacamatan Muara Lakitan, pada awal tahun 1983.
Saat itu kondisi serba sulit, akses jalan masih berkubang lumpur, listrik maupun penerangan tidak ada. Hj Suwarti sebagai bidan desa merangkap seluruh jabatan, seperti kepala UPTD kesehatan, sekaligus dokter pengganti. "Tenaga kesehatan waktu itu sangat minim, orang tidak mau kerja di pelosok-plosok daerah," kenangnya, kemarin.
BACA JUGA: Nasib Miris Pedagang Batik di Kota Batik
Dalam melayani masyarakat, bidan muda Suwarti saat itu harus berjuang ekstra. Jalan tanah merah yang liat, terkadang berkubang bercampur lumpur, menjadi rute sehari-harinya.
"Saya dulu pake motor butut kalau mau melayani pasien. Sistemnya jemput bola, jika ada laporan warga sakit atau mau melahirkan saya yang datang ke rumah-rumah," tuturnya.
Dia mengaku sangat kesulitan kala itu. Untuk kegiatan sehari-hari dia bersama masyarakat desa SP3 Trans Subur, cuma mengandalkan genset sebagai satu-satunya sumber penerangan yang bisa mereka dapat. Satu tahun menjalani ikatan dinas, dia kembali dipindahkan menjadi bidan di Puskesmas O Mangungharjo, Kecamatan Tugumulyo hingga tahun 1989.
Beberapa tahun bertugas di Tugumulyo, Hj Suwarti kembali di pindahkan sebagai bidan di Kecamatan Megang Sakti sampai 2009. Sebenarnya, ibu empat anak dengan tujuh orang cucu ini, mengaku tidak terlalu menyukai dunia politik. Dia lebih condong menyenangi suasana alam, melakukan cocok tanam dan membatu masyarakat.
Awal mengenal dunia politik, diakui dari suaminya, H Burlian. Dimana suaminya pada 2005 lalu, sempat mencalonkan diri sebagai Bupati Kabupaten Mura. Namun kalah tipis dalam pertarungan Pilkada. "Dulu saya jadi juru kampanye bapak, turun langsung ke pelosok-pelosok daerah. Itu pengalaman saya pertama kali di politik," ungkapnya.
Kalah dalam pertarungan, membuat ketua pengajian Kecamatan Megang Sakti ini tidak patah arang. Akhirnya 2009 dia mendapat tawaran dari Partai Golongan Karya (Golkar) maju sebagai kader mereka dalam pemilihan legislatif. “Waktu itu saya sudah mengundurkan diri dari PNS,” terangnya.
Bermodalkan pengalaman pahit, dia maju dan berhasil terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Mura, periode 2009-2014. Untuk menambah pengalaman, dia melanjutkan sekolah di Universitas Mura dan mengambil gelar strata satu (S1) dengan bidang sosial politik.
Ketika ditanyai mengenai jurusan pendidikan sangat jauh berbeda antara kesehatan dengan Politik, Hj Suwarti sempat tersenyum lebar.
“Saya bukannya salah jurusan, cuma ingin menambah ilmu serta pengetahuan dari bidang lain saja, makanya saya pilih jurusan Sosial Politik," akunya. Setelah mempunyai persiapan matang, 2015 Hj Suwarti kembali mencalonkan diri sebagai wakil Bupati Kabupaten Mura berpasangan dengan Hj Hendra Gunawan dan dia berhasil menggapai cita-citanya.
Jika ditanya emilih politik atau pelayanan terhadap masyarakat sebagai bidan, Suwarti mengaku tetap lebih memilih sebagai bidan. Sebab profesi abadinya ini dapat membuatnya lebih dekat dengan masyarakat. Pengalamannya sebagai bidan ke pelosok daerah, menjadi motivasi Suwarti sebagai Wakil Bupati Mura.
"Saya ingin pembangunan dasar merata. Jangan ada jalan berlumpur dan berlobang, tidak ada lagi cerita masyarakat tidak dapat listrik, masyarakat berhak mendapatkan itu," tegasnya.
Suwarti mengaku lebih mencintai masyarakatnya, ketimbang jabatan yang saat ini disandangnya.
Meskipun telah resmi menjabat sebagai wakil bupati, seluruh kegiatan maupun organisasi kemasyarakatanya tetap berjalan. Sejauh ini sudah mempunyai klinik kebidanan, usaha perkebunan, usaha peternakan dan penggemukan sapi. Semua usaha tersebut merupakan usaha yang dirintisnya dari awal bersama sang suami. (*/air/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LGBT Makin Terbuka, Begini Cara Mereka Kenalan dan Pacaran
Redaktur : Tim Redaksi