Kisah Tragis Viki yang Tewas Dihajar Massa

Senin, 18 Desember 2017 – 00:56 WIB
Jenazah Viki di Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru. Foto: *4/MIRSHAL/Riau Pos

jpnn.com - Wahyu Fikranda alias Viki (20) dihajar massa hingga tewas, Sabtu (16/12) malam sekitar pukul 21.00 Wib.

Sepeda motor yang dibawanya dibakar. Padahal, Viki belum terbukti sebagai pelaku pembegalan.

BACA JUGA: Diteriaki Begal, Pemuda 20 Tahun Ini Tewas Diamuk Massa

ERWAN SANI - Bangkinang

Peristiwa ini terjadi di Dusun II, Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, tepatnya di Jalur II Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang, Riau.

BACA JUGA: Pengendara Ditemukan Bersimbah Darah, Sepeda Motor Hilang

Kabar ini sontak membuat heboh. Tak hanya warga sekitar, warganet juga gempar dibuatnya.

Foto-foto Viki yang sudah tak berdaya setelah diamuk massa, tersebar di media sosial. Di Facebook dan WhatsApp.

BACA JUGA: 2 Bulan Ringkus 10 Begal, Keren!

Seperti di akun Facebook bernama Heru Kotoshi yang mengunduh foto dan video Viki.

Pada unggahannya tersebut, disebut Viki adalah begal yang meresahkan warga Kampar. "Ciri-ciri yang memakai motor spin kemarin," tulisnya.

Videonya yang tengah dihajar massa juga viral. Terlihat, Viki saat itu sudah berlumuran darah.

Darah paling banyak di bagian kepalanya. Dalam video yang berdurasi 3 menit 8 detik itu, terdengar suara Viki meronta-ronta minta tolong.

Sejumlah kaki terlihat menyepaknya. Diinjak juga, meski tak berdaya lagi. Dalam video tersebut, ada seorang wanita berjilbab, mencegah orang yang hendak menyepak Viki lagi.
Paur Humas Polres Kampar, Iptu Deni Yusra membenarkan bahwa, korban yang dihakimi massa ini adalah Wahyu Fikranda alias Viki (20), yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Bangkinang Kota.

Katanya, berdasarkan informasi dari masyarakat di lokasi kejadian, bahwa saat itu warga tengah melakukan ronda dan melihat seorang pria sedang berhenti dengan sepeda motornya di dalam semak-semak yang gelap.

Kemudian beberapa orang masyarakat langsung mendatangi pria tersebut. Lalu menanyakan sedang menunggu siapa?

Kemudian dijawab oleh pria tersebut bahwa sedang menunggu teman, dengan nada bicara yang gugup dan ketakutan.

Melihat gelagatnya yang mencurigakan, apalagi setiap ditanyai Viki selalu mengalihkan pembicaraan, masyarakat semakin curiga bahwa dia pelaku begal yang sering beraksi di daerah tersebut.

Karena terpojok ditanyai oleh warga, akhirnya Viki tersebut lari meninggalkan lokasi itu sehingga masyarakat mengejarnya dan meneriaki "begal".

Warga yang ada di sekitarnya beramai-ramai menangkap pria tersebut. Setelah dapat, massa melakukan penganiayaan yang mengakibatkannya mengalami luka serius pada bagian muka dan kepala.

Sepeda motor Yamaha Mio berwarna putih yang digunakan pria ini juga dibakar oleh massa.

Tidak berapa lama, melintas mobil dinas PJR Polda Riau dekat lokasi kejadian. Lalu anggota PJR ini membawa korban ke Polsek Tambang.

Karena kondisi korban mengalami luka berat, anggota Polsek Tambang membawanya ke Puskesmas Tambang dan selanjutnya dirujuk ke RS Bhayangkara Polda Riau menggunakan Ambulance Puskesmas Tambang yang dikawal Personil Polsek Tambang.

‘’Setibanya di RS Bhayangkara Polda Riau di Jalan Kartini Pekanbaru, karena lukanya yang sangat serius korban tidak dapat tertolong dan meninggal dunia,’’ kata Deni.

Sekira pukul 00.30 WIB, korban dijemput dan dibawa oleh pihak keluarganya ke rumah duka di Bangkinang.

Keluarga korban menolak dilakukan otopsi atas korban dan menyampaikan telah menerima kejadian ini dengan ikhlas.

‘’Pihak keluarga juga membuat surat pernyataan penolakan otopsi yang diserahkan kepada pihak kepolisian,’’ sebut Deni.

Pihak kepolisian katanya, telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi, membawa korban ke rumah sakit serta menghubungi pihak keluarganya.

Jasad Viki sampai di rumah duka di Gang Lansono, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bangkinang Kota, pukul 02.45 WIB.

Sang ibu yang bernama Marni, juga tak berdaya. Sesekali pingsan. Tak kuasa menahan tangis atas kepergian anaknya.

Di bawah hujan yang deras, Viki diturunkan dari mobil ambulans RS Bhayangkara Pekanbaru. Rumah itu, langsung diselimuti haru.

Lina, tetangga korban, mengaku bahwa Viki sudah 15 hari tak pulang. Alasannya di rumah, ingin pergi ke Batam. Namun, beberapa kali dihubungi, Viki sempat juga berada di Jambi dan Pekanbaru.

Viki pergi menggunakan sepeda motor Yamaha Mio milik ayahnya. Barangkali, sepeda motor itulah yang dibakar oleh massa.

‘’Kami tadi tahu dari Facebook. Lihat video sama fotonya. Sama persis wajahnya, dan baju yang dipakainya saat pergi dari rumah,’’ sebut Lina.

Jasri, ayah Viki, terlihat sabar menghadapi cobaan ini. Dia tampak mengikhlaskan kepergian anak keduanya dari empat bersaudara. Namun, kesedihan tak bisa dibohongi. Dia tampak bersedih.

Namun saat berbincang dengan Riau Pos (Jawa Pos Group), dia bertanya-tanya, apa kesalahan yang diperbuat oleh anaknya ini, hingga diamuk massa.

Padahal, tidak ada korban atas perbuatan anaknya. Apalagi sampai berbuat begal. ‘’Korbannya siapa? Kenapa sampai harus dihajar massa begini? Kita tak tahu pasti seperti apa kejadiannya,’’ sebutnya.

Jasri yang akrab disapa Ujang ini, juga menyayangkan tindakan brutal masyarakat. Sebab, tanpa ada bukti yang kuat, anaknya dihajar dengan kejam, hingga tewas.

Dia berharap, pihak penegak hukum dapat berlaku adil atas tindakan ini. ‘’Ya, rencananya kita akan laporkan ke polisi atas tindakan pengeroyokan ini,’’ sebutnya.

Kasat Reskrim Polres Kampar, AKP Fajri mengatakan, jika ada pihak keluarga korban yang melaporkan, maka pihaknya akan merima. ‘’Kita tidak bisa menolak laporan warga,’’ sebut dia, Minggu (17/12).

Sejauh ini, pihaknya belum bisa memastikan bahwa Viki sebagai pelaku begal. Polres Kampar beserta jajaran masih melakukan penyelidikan.

Hanya saja, dari keterangan saksi dan olah TKP, tidak ada petunjuk bahwa Viki seorang pelaku begal.

Saat itu, tidak ditemukan alat-alat yang digunakan untuk perbuatan kejahatan. ‘’Seperti senjata tajam, atau senjata api, tidak ada ditemukan pada Viki,’’ ujarnya.

Viki, kata Kasat Reskrim hanya dicurigai oleh warga, karena berada di semak yang gelap. ‘’Belum tentu juga orang yang berada di semak adalah pelaku begal,’’ ujar Fajri.

Bahkan kata dia, tidak ditemukan tindakan permulaan, sebagai langkah percobaan atas perbuatan begal. ‘’Kecuali dia sudah menarik tas orang lain, atau mengambil sepeda motor orang,’’ sebut.

Kalaupun sudah terbukti, tidak boleh juga ada yang namanya main hakim sendiri. Sebab, negara ini adalah negara hukum. ‘’Ya, kita imbau masyarakat untuk tidak gegabah dalam mengambil tindakan,’’ sebutnya.

Dalam kasus ini, pihak Polres Kampar terus melakukan penyelidikan untuk menggali lebih dalam kejadian ini. (erw/*4)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa SMP Kritis Dianiaya Kelompok Begal di Batam


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler