Kisah Wanita Muda Menuntut Keperawanannya Dikembalikan Mantan Suami

Minggu, 08 Februari 2015 – 11:03 WIB

jpnn.com - BANTEN - Wanita muda ini benar-benar murka dengan suaminya. Setelah madunya dihisap pada malam pertama, sebut saja wanita muda itu bernama Dewi (19), ditinggal pergi begitu saja. Sudah begitu, sang suami, Dewa (bukan nama sebenarnya), pergi tanpa pamit. Lebih sakit lagi, alasan Dewa meninggalkan Dewi dengan alasan tidak selera dengan tubuh asli sang istri.

“Seenaknya saja dia, sudah merawanin saya, lalu paginya pergi dan enggak kembali. Waktu disusul ke rumahnya katanya enggak mau ketemu saya lagi. Dia bilang enggak suka dengan tubuh asli saya, maksudnya apa itu,” kata Dewi di Pengadilan Agama (PA) Rangkasbitung, Lebak.

BACA JUGA: 152 Perusahaan Tambang Terancam Dicabut Izinnya

Entah apa yang ada di pikiran Dewa, wanita itu sendiri tidak habis pikir dengan sikap sang suami yang seenaknya. Tapi yang pasti Dewi benar-benar merasa dirugikan, sebab keperawanannya telah diambil oleh Dewa yang telah resmi menikahinya.

“Dia kira pernikahan itu main-main, kalau sudah enggak suka bisa ditinggal begitu saja. Ya enggak bisa lah,” kesal Dewi.

BACA JUGA: Seram, Hati-hati Melintas di Talang Buruk!

Sikap Dewa tentu saja memicu amarah keluarga besar Dewi. Apalagi jawaban yang sama dikatakan Dewa kepada saudara-saudara Dewi.

“Sekarang dia sedang buron, kakak-kakak saya sedang mencari dia. Kalau ketemu mau dihabisi,” ujarnya.

BACA JUGA: Pemda Ini Batasi Pengiriman TKI Informal

Dewi sendiri berencana meminta sesuatu yang sepertinya mustahil akan diberikan Dewa. Ya, Dewi ingin Dewa mengembalikan keperawanannya kembali.

“Kalau dia tidak mau jadi suami saya, saya juga mau minta keperawanan saya dikembalikan lagi. Gimana pun caranya, harus kembali,” tegasnya.

Nah lo, kalimat Dewi membuat orang-orang di PA Rangkasbitung kebingungan. Memangnya bisa ya keperawanan perempuan dikembalikan? Oh, barangkali Dewi pernah dengar tentang teknologi medis yang bisa mengembalikan keperawanan perempuan.

“Artis-artis katanya bisa keperawanannya dikembalikan,” ujarnya.

Baiklah, itu sih urusannya Dewi dengan Dewa kalau mereka bertemu lagi. Tapi permintaan Dewi berikutnya benar-benar tidak bisa dikabulkan, ia ingin statusnya kembali menjadi seorang perawan.

“Saya datang ke sini untuk minta dicerai, sekaligus mengembalikan status saya menjadi wanita perawan,” kata Dewi dilansir Radar Banten (Grup JPNN.com), Minggu (8/2).

Waduh Mbak, ya jelas enggak bisa lah. Kalau perempuan cerai itu namanya janda, enggak bisa statusnya dikembalikan menjadi perawan?

“Pokoknya nanti saya minta pertanggungjawaban dengan dia. Kalau ketemu pokoknya gimana pun caranya saya harus jadi perawan lagi,” ujarnya.

Inah (38), ibu Dewi, mengusap-usap rambut anaknya. Inah yang sejak pagi setia mendampingi Dewi meminta anaknya untuk menahan emosi.

“Sudah Nak, jangan emosi ya, malu,” katanya.

Inah sendiri merasa kecolongan telah merestui pernikahan Dewa dan Dewi. Inah juga merasa dirugikan dengan sikap Dewa yang seenaknya meninggalkan Dewi.

“Saya kira dia anak baik-baik, apalagi latar belakangnya santri. Tahunya seperti itu, kami benar-benar tidak terima,” katanya.

Memangnya Dewi itu dijodohkan dengan Dewa ya Bu? Kok saat malam pertama Dewa merasa kecewa. Hal itu menjadi penyesalan Inah yang kedua, sebab ia menjadi salah satu pihak tidak menyetujui perjodohan Dewi dengan lelaki pilihan suaminya.

“Orang itu pacaran dulu dengan anak saya. Bahkan saya bela-belain dia sewaktu suami mau jodohkan anak saya dengan orang lain. Jadinya begini deh,” terangnya.

Namun dengan sikap Dewa, Inah serta keluarga menilai jalan cerai merupakan keputusan paling baik. Pihaknya tidak bisa menerima Dewa kembali sebagai bagian dari keluarga besar.

“Kami enggak sudi terima laki-laki itu kembali. Meskipun suatu saat dia kembali memohon maaf, kami sudah tidak bisa. Karena itu lebih baik dicerai saja,” terangnya.

Inah menceritakan jika Dewa Dewi merupakan santri di salah satu pesantren di Lebak. Selama tiga tahun mesantren di pesantren, keduanya menjalin cinta.

“Anak saya bawa dia beberapa kali ke rumah, orangnya sih baik. Kemudian ketika lamaran, keluarganya pun datang. Kami kira semuanya akan baik-baik saja,” terangnya.

Sayang apa yang diharapkan Inah berbanding terbalik. Dewa pergi sejak hari pertama menjadi suami sah Dewi.

“Seperti menjentikan jari, setelah melewati malam pertama anak saya ditinggalkan. Alasannya nyeleneh pula, kami benar-benar tidak terima. Karenanya lebih baik cerai saja,” katanya.(radarbanten/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Rendam Empat Desa di Pantura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler