jpnn.com - Ada-ada kisah aneh yang ada di dunia. Kali ini, dua pengunjung Pengadilan Agama (PA) lagi risau kalau anak-anak mereka hilang di perut.
Sebut namanya, Karin, 30 dan Mira, 35. Kedua bayi mereka hilang saat hamil sembilan bulan.
BACA JUGA: Mesin Mati, Pesawat Latih Jatuh di Sawah
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
Kisah ini sempat menggegerkan ruang tunggu Pengadilan Agama (PA), Selasa (16/8). Di saat orang bahagia bakal mengikuti kegiatan upacara agustusan di kampung-kampungnya, Karin dan Mira justru ke PA untuk urusan mereka masing-masing.
BACA JUGA: Syarat Calon Sekda Kepri Dinilai Berat
Karin misalnya. Dia sakit hati dengan ucapan keluarga suaminya karena dituding hamil bayi setan.
Tak terima, Karin memutuskan untuk mengajukan gugatan cerai di PA pada Juni lalu.
BACA JUGA: Dewan Ancam Tutup Go-Jek di Surabaya
Sementara nasib Mira lebih baik dari Karin. Meski kehilangan bayi dalam kandungnya, kehadiran Mira ke PA hanya urusan sidang waris orang tuanya.
Mulanya, kedua wanita itu tidak saling kenal. Keduanya sama-sama cuek dan memilih diam di PA.
Akan tetapi, Karin tak bisa menyembunyikan rasa sakit hatinya kepada keluarga suaminya.
Karin pun bercerita dengan Mira yang sedang duduk di samping pengacara PA. Karin mengaku masih sangat shock kehilangan bayi yang sudah ia kandung selama sembilan bulan.
“HPL (hari perkiraan lahir, Red) itu awal Maret. Lha kok Februari akhir waktu bangun tidur kok perut saya langsung kempes begitu saja,” kata Karin sembari menyeringit.
Karin pun cukup shock. Pagi harinya, ia langsung ke dokter untuk memeriksakan kandungannya.
Hasilnya, dinyatakan bila sudah tidak ada janin di dalam perutnya.
“Saya hampir sebulan stres. Saya mendapatkan cuti kerja, jadi di rumah saja tidak keluar ke mana-mana,” kata dia.
Menurut wanita yang bekerja di bank itu, seharusnya keluarga memberikan dukungan dengan tidak selalu mengolok-olok dirinya.
Namun, sebaliknya. Suaminya dan keluarga mertuanya tak henti-hentinya membicarakan kehilangan bayi itu.
Karin pun sempat protes dan meminta suaminya menghentikan dan memberikan nasihat kepada keluarganya.
Justru sebaliknya. Suami marah dan menuding kalau itu adalah aib keluarga.
“Saya dituduh tidak beragama karena anak kok bisa sampai hilang di perut. Kurang ibadah dan lainnyalah. Ayo gak nelongso ta atiku,” kata warga Gunung ANyar itu sambil menangis.
Mendengar rintihan Karin, Mira pun mendekatinya.
“Sabar Mbak (Karin,Red). Anakku kedua ya hilang. Ya untung suami dan mertuaku hilang. Sudah dilihat-lihatkan ke orang pintar, katanya anakku diambil orang di Pati Jawa Tengah,” kata Mira.
Menurut sepengetahuan Mira, kejadian bayi hilang dulu itu seringkali terjadi.
“Iya katanya sih diangkat sama orang yang tidak punya anak. Mereka minta bantuan setan untuk mengambilnya. Sudahlah saya berusaha ikhlas, nanti lak ada gantinya. Yang mengambil anak saya tidak akan tenang hidupnya,” kata Mira. (*/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpar Janjikan Karnaval Danau Toba Jadi Kombinasi Atraksi Luar Biasa
Redaktur : Tim Redaksi