jpnn.com - Punya anak adalah dambaan semua orang. Makanya, Karin, 40, dan Donwori, 43, itu rela mengangkat anak dari adik iparnya.
Sayangnya, si anak yang disayang itu kelewat nakalnya.
BACA JUGA: Petugas Karcis Terjaring OTT, Setoran ke Pemda Naik Rp 100 Juta
Namun, Karin selalu membela mati-matian.
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
BACA JUGA: Duh, 25 Tempat Karaoke Liar Nekat Beroperasi di Kota Santri
AWALNYA, Donwori memaklumi dan membiarkan kenakalan Dondon, 15, anak angkatnya yang meru pakan keponakan dari Karin.
Akan tetapi, lambat laun, Donwori mulai gerah dengan kenakalan si keponakannya.
BACA JUGA: Ekseskusi Lahan Berujung Ricuh, Tim Dilempari Bom Molotov
Dia merasa kenakalan Dondon kelewat batas. Dondon sering menipu dia dan istrinya.
Terutama, dalam hal keuangan.
”Masih kecil tapi sudah sering nipu kami. Terakhir, dia gadaikan rumah koskosan ke rentenir. Entahlah sampai kapan dia begitu,” kata Donwori mengelus dada di Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, senin (7/11).
Sebagai orang tua yang sudah dianggapnyna sebagai anaknya sendiri, Donwori tidak pernah mempermasalahkan soal harta.
Namun, yang mem buat Donwori kesal, istrinya Karin terlalu membela anak angkatnya itu sampai dibelani minggat dari rumah.
Misalnya saja. Sejak tahun 2014 lalu, Dondon seringkali meminta uang sewa rumah kos-kosan miliknya di kawasan Menanggal.
Aksi itu dilakukan tanpa sepengetahuan Karin dan Donwori.
Dondon sering berdalih kalau uang itu untuk membantu orang tua kandungnya yang tidak lain adalah adik Karin yang sedang sakit.
Namun, setelah ditelusuri ternyata adiknya sehat dan tidak pernah meminta uang kepada anaknya.
”Sejak lahir procot sudah saya asuh. Harapan istri biar ada yang ngemong, tapi kok malah begini,” kata PNS tersebut.
Meski demikian, Donwori berusaha diam dan mengalah.
Ia tak mau bertengkar dengan istrinya. Sebab, akhirnya pertengkaran itu Karin selalu minggat dan membuat Donwori sangat kebingungan.
Kini, Donwori sudah tidak bisamemaafkan Karin.
Lantaran ia menemukan Dondon nekat menggadaikan rumah kos-kosan sebesar Rp 100 juta.
Padahal, rumah kos-kosan itu seharga Rp 1,5 miliar.
Usut punya usut, uang itu dipakai untuk jalan-jalan bersama tetangganya.
”Saya kesal bener. Ini keterlaluan. Saya marahi istri malah balik marah. Saya malah suruh pilih istri atau hengkang dari rumah. Ya sudah hengkang saja,” kata pria yang kini kembali ke rumahnya di Rungkut.
(no/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Bumihanguskan 14 Ponton Tambang Inkonvensional Milik Warga
Redaktur : Tim Redaksi