JAKARTA - Aksi demonstrasi menuntut Presiden Mesir Husni Mubarak mundur berpotensi memengaruhi harga minyak duniaApalagi jika isu serupa menular ke Yaman hingga Saudi Arabia
BACA JUGA: Pajak Dinaikkan, Pariwisata Batam Terancam
Harga minyak bisa terkerek naik.Pengamat perminyakan Kurtubi mengatakan, sejatinya produksi minyak Mesir tidak terlalu siknifikan di pasar minyak dunia
BACA JUGA: Kementan Targetkan Cetak Sawah 60 Ribu Ha
Namun, meski begitu, kisruh di Mesir bisa membuat pasar resah dan harga minyak naikBACA JUGA: Pemerintah Janji Harga Beras OP Turun
"Pasar yang khawatir dengan kondisi Mesir bisa membuat harga melonjak," katanyaDirektur Eksekutif Center for Petroleum and Energy Economic Studies ini menambahkan, kondisi lebih gawat akan terjadi jika Terusan Suez lumpuhDia memperkirakan harga minyak jenis Brent bisa naik hingga USD 110 per barrel dari harga sekarang USD 102 per barrelTerusan Suez saat ini sebenarnya sudah terpengaruh krisis politik tersebut dengan ditetapkannya jam malam.
Kata Kurtubi, harga minyak akan lebih ngeri jika situasi politik di Mesir merembet ke Yaman hingga ke Saudi ArabiaKecenderungan mendorong suksesi terhadap kepala negara yang menjabat terlalu lama, kata dia, bisa membuat situasi di dua negara itu ruwetImbasnya pada harga minyak.
Kurtubi memperkirakan, harga minyak bisa menyentuh USD 150 per barrelIndonesia, kata Kurtubi, jelas terpengaruh karena impor minyak yang besarDengan naiknya harga minyak, akan berimbas pada harga kebutuhan pokok"Inflasi akan meningkat dan daya beli masyarakat menurun," katanya
Pengaruh dari naiknya harga minyak, kata Kurtubi, sudah tampak pada harga PertamaxJika harga minyak kembali naik, dia memperkirakan Pertamax akan melejit hingga Rp 9 ribu"Pemerintah sudah menyerahkan harga minyak pada pasarKenaikan Pertamax tak bisa dielakkan," katanya.
Apalagi, kata Kurtubi, jika pembatasan penggunaan BBM tetap dipaksakan pada AprilSelain inflasi yang melonjak, daya beli masyarakat turunAkibatnya, jumlah warga miskin bertambah"Padahal, menyerahkan harga BBM ke pasar melanggar UUD 1945Ini juga ancaman terhadap pemerintah," katanya(aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Rate Naik setelah Bertahan 18 Bulan
Redaktur : Tim Redaksi