jpnn.com - BANYUWANGI - Polisi sudah menangkap dua orang tersangka pengerusakan area pertambangan emas milik PT BSI pada Sabtu (28/11) lalu. Mereka adalah Jovan Tri Anggono, 19, dan Suyadi, 40. Keduanya langsung dibawa ke Polda Jatim untuk penanganann lebih lanjut.
Kasubaghumas Polres Banyuwangi AKP Subandi memaklumi warga di sekitar pertambangan emas beraksi dengan menuntut pembebasan kedua temannya yang ditangkap. ''Jika ada yang keberatan, tidak apa-apa, nanti kami jelaskan. Kalau mau menyampaikan pendapat, tidak masalah. Tapi kalau anarki, tidak dibenarkan,'' terangnya.
BACA JUGA: Nikmati Hiburan Malam di Diskotek, Leher Pemuda Australia Patah
Terkait dengan pengerahan kendaraan water cannon di sekitar lokasi pertambangan emas, Subandi menyampaikan bahwa itu merupakan bagian dari patroli besar. ''Mengantisipasi yang lain aja,'' katanya.
Untuk menjaga wilayah agar kondusif, Subandi meminta semua warga bisa menenangkan diri. Keberadaan petugas keamanan di lokasi tambang itu netral demi menjaga ketertiban, tidak memihak pihak tertentu. ''Warga diharapkan tenang, jangan terprovokasi,'' ujarnya.
BACA JUGA: Gara-Gara Elpiji, Tiga KK Harus Bangun Rumah Lagi
Sementara itu, salah seorang tokoh pemuda Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Prasetyawan, 25, mengatakan, kondisi Pancer saat ini panas. Warga meminta kedua warga yang ditahan polisi dibebaskan. Sebab, mereka hanya menjadi korban provokasi. ''Kami ingin mereka dibebaskan karena memang mereka tidak tahu apa-apa. Yang menyulut api itu bukan kami,'' tegasnya.
Saat ini, kata dia, mayoritas warga Pancer resah. Mereka takut dan tidak nyaman dengan aparat kepolisian yang terus mondar-mandir di lingkungannya. ''Ini korban kepentingan, korban perang investor,'' ungkapnya.
BACA JUGA: Kisruh Tambang Emas: Dua Tersangka Ditangkap Sepulang dari Rumah Sakit
Keterlibatan warga Pancer dalam aksi sebenarnya terjadi terakhir. Orang di luar Pancer yang banyak terlibat dalam aksi itu. ''Kita sebenarnya tidak mau terlibat,'' ucapnya.
Prasetyawan menegaskan, pihak-pihak yang telah memutuskan masuk dalam kisruh tersebut harus bertanggung jawab dan bisa memberikan solusi. Salah satunya seorang politikus dari Jakarta. ''Mohon bisa memadamkan apinya hingga ke akarnya,'' katanya.
Menurut Prasetyawan, dirinya tidak mengatakan bahwa politikus itu provokator. Tapi, dia menganggap orang tersebut memiliki peran dalam kisruh itu. (sli/abi/c19/ano/jon/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Layak Ditiru! Guru Cabuli 2 Siswi SD sejak 8 Tahun Lalu
Redaktur : Tim Redaksi